Contoh literasi keuangan yaitu pengambilan keputusan yang tepat berdasar pengetahuan tentang konsep dasar pengelolaan keuangan.
Tidak mudah untuk menjadi golongan berliterasi baik dalam hal keuangan. Itulah mengapa literasi keuangan penting sejak dini.
Memiliki wawasan tentang keuangan sejak usia muda tentu berpengaruh besar pada kesejahteraan di masa mendatang.
Agar Anda punya gambaran, simak apa saja peran literasi keuangan.
Contoh Penerapan Literasi Keuangan
Berikut beberapa contoh literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Hadirnya Berbagai Macam Jenis Tabungan
Dahulu, ketika hendak menabung, cara yang dilakukan adalah datang ke bank, lalu membuka rekening.
Anda akan ditawari tabungan dengan limit kecil, menengah atau besar. Hampir setiap bank menawarkan jenis produk serupa. Pilihannya memang terbatas.
Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir tingkat literasi keuangan Indonesia mengalami kemajuan.
Alhasil, lembaga-lembaga keuangan mulai percaya diri menawarkan berbagai macam jenis tabungan.
“Masyarakat yang telah melek keuangan hanya tinggal memilih, tabungan jenis apa yang sesuai kebutuhan mereka.”
2. Partisipasi Aktif Masyarakat di Sektor Keuangan
Digitalisasi sangat krusial dalam literasi keuangan masyarakat saat ini. Segala macam informasi sekarang bisa diakses dengan mudah dari internet.
Anda tidak harus mendapatkan informasi tersebut dari pemerintah atau perusahaan berwenang.
Di media sosial, banyak orang-orang yang secara terbuka membagikan pengetahuannya tentang keuangan.
Partisipasi aktif masyarakat seperti itu menandakan tingkat literasi keuangan suatu negara sudah cukup baik.
Konten-konten yang membuka mata masyarakat tentang keuangan sekarang bisa ditonton di Twitter, Instagram, TikTok, YouTube dan lainnya.
3. Kesadaran Masyarakat untuk Mulai Menabung sejak Dini
Kesadaran menabung memang sepatutnya mulai ditanamkan sejak anak masih duduk di bangku sekolah. Ini menjadi bekal pengetahuan untuk masa depan.
Contoh literasi keuangan bagi pelajar misalnya menabung lewat SimPel (Simpanan Pelajar).
Apabila sudah terbiasa dengan hal itu, maka sejak kecil anak akan menyadari bahwa menabung itu penting.
Setiap orang punya tujuan yang berbeda. Menabung menjadi bagian dari pengelolaan uang surplus untuk memenuhi tujuan tersebut.
4. Investasi Sekarang Bisa Dimulai dari Nominal Kecil
Bertahun-tahun yang lalu masih banyak orang beranggapan bahwa investasi hanya untuk orang kaya. Padahal, investasi bisa dimulai oleh semua kalangan.
Contoh literasi keuangan adalah semakin banyaknya produk investasi dengan modal awal yang terjangkau.
“Sekarang, dengan uang sebesar Rp10.000 saja Anda sudah bisa berinvestasi.”
Lembaga keuangan pun berlomba membuat program yang relatif aman bagi investor pemula.
Biasanya, masyarakat di tingkat sufficient literate sudah paham bahwa investasi menguntungkan untuk jangka panjang. Namun, mereka belum punya skill sehingga akan mencari program yang aman.
5. Mampu Memutar Uang Pinjaman untuk Hal yang Produktif
Contoh selanjutnya yaitu kemampuan dalam mengatur utang.
Ya, tidak selamanya meminjam uang itu buruk. Pada situasi tertentu, Anda mungkin sangat perlu meminjam untuk memperbaiki kondisi keuangan.
Literasi keuangan yang baik contohnya mengelola utang dengan baik. Tujuannya bukan untuk konsumtif, melainkan hal yang produktif.
Katakanlah bisnis Anda sedang bagus-bagusnya, tetapi untuk ekspansi modalnya belum cukup. Di sini, berutang sangat lumrah saja jika untuk memajukan bisnis Anda.
Pinjaman jaminan BPKB di mufdana untuk modal usaha adalah contoh yang baik soal literasi keuangan.
6. Produk Keuangan Digital Sudah Menjadi Gaya hidup
Contoh literasi keuangan digital yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya: e-money, pinjaman online, hingga pay later.
Terjadinya pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu yang tidak terprediksi, telah mendorong kemajuan literasi keuangan digital.
Masyarakat jadi lebih cepat memahami bahwa saat ini transaksi nontunai semakin dibutuhkan. Untuk mengaksesnya, hanya butuh ponsel pintar.
Berbagai jasa keuangan muncul dengan produknya masing-masing, baik para pemain lama maupun baru. Keuntungan literasi keuangan digital salah satunya lebih mudah melacak keluar masuknya uang.
7. Masyarakat Muslim Selektif Memilih Lembaga Keuangan Syariah
Indeks masyarakat Indonesia terhadap literasi keuangan syariah memang belum tinggi. Menurut survei OJK, persentasenya masih 9,14% pada 2022.
Meski kecil, tetapi mengalami kenaikan dari survei tahun 2019. Alasannya karena banyak lembaga maupun masyarakat yang aktif mengampanyekan keuangan syariah.
Contoh literasi keuangan syariah yaitu ketika masyarakat muslim lebih memilih layanan perbankan atau pembiayaan berbasis syariah.
Cara Meningkatkan Literasi Keuangan
“Tingkat literasi keuangan yang tinggi dapat mengantar Anda menuju sejahtera dalam aspek keuangan.”
Jika Anda merasa jauh dari posisi literasi keuangan tinggi, tingkatkan dengan melakukan hal-hal berikut:
- Berkomitmen menyediakan waktu untuk belajar hal baru tentang keuangan.
- Membuat dan mengevaluasi catatan keuangan setidaknya seminggu sekali.
- Ajak orang lain yang lebih paham literasi keuangan untuk berdiskusi.
- Belajar dari pengalaman sendiri dengan cara uji coba.
- Berkonsultasi langsung dengan pakar perencana keuangan.
- Menunjukkan sikap untuk meraih tujuan keuangan yang telah ditetapkan.
Literasi Keuangan Dimulai dari Hal Kecil
Kesimpulannya, contoh literasi keuangan berawal dari hal kecil di kehidupan sehari-hari. Misalnya, Anda tergugah ingin berinvestasi karena sering melihat konten keuangan di media sosial. Itu semua adalah bagian menjadi individu yang lebih berliterasi soal keuangan.