Hendak merenovasi rumah? Jangan hanya fokus mengumpulkan dana saja, pahami juga cara menghitung biaya renovasi rumah untuk mendapat estimasi biaya yang jelas.
Meski hanya hitungan kasar, menghitung biaya dengan cermat sebelum renovasi rumah bisa membantu Anda:
- Menentukan skala prioritas agar renovasi tetap berjalan sesuai keinginan.
- Menghindari proyek terhenti di tengah jalan karena kekurangan dana.
- Menghindari cost berlebih akibat kesalahan perhitungan.
Di artikel ini, Anda akan menemukan cara menghitung biaya renovasi rumah secara efektif beserta simulasinya. Mari ulas lebih dalam.
Cara Menentukan Biaya Renovasi Rumah
Menghitung biaya renovasi rumah sebenarnya tidak rumit. Namun, ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan supaya hasilnya sepadan dengan biaya yang Anda keluarkan. Terkadang, anggaran justru membengkak di komponen yang tidak terpikirkan sebelumnya.
Untuk menghindari hal tersebut, terapkan langkah-langkah berikut:
1. Tentukan Skala dan Kompleksitas Renovasi
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum renovasi rumah adalah menentukan seberapa besar dan kompleks skala renovasinya. Dengan kata lain, membuat daftar area rumah yang ingin direnovasi.
Jika renovasi hanya sebatas mengganti estetika atau tata letak minor, umumnya Anda hanya perlu menyiapkan biaya untuk material dan pekerja saja.
Namun, renovasi yang mengubah struktur asli rumah, seperti menambah lantai, merombak layout, atau mengubah pondasi mungkin memerlukan izin khusus serta bantuan arsitek sipil untuk perhitungan yang lebih rinci.
2. Hitung Luas Area yang Akan Direnovasi
Rumus menghitung luas area yang akan direnovasi adalah:
Panjang Ruangan x Lebar Ruangan |
Contoh: Jika Anda merenovasi dua ruangan masing-masing berukuran 4m x 5m, total luasnya adalah:
- 4m x 5m = 20m²
- Total dua ruangan: 20m² + 20m² = 40m²
Namun, perhitungannya sedikit berbeda jika ruangan tidak berbentuk persegi atau persegi panjang.
Di kondisi tersebut, Anda bisa membagi ruangan tersebut menjadi beberapa bagian yang berbentuk persegi atau persegi panjang, atau menggunakan rumus lain sesuai dengan bentuknya. Misalnya, untuk ruangan berbentuk lingkaran, Anda bisa menggunakan rumus π x jari-jari².
3. Tentukan Spesifikasi Material
Di pasaran, terdapat berbagai jenis material dengan tingkatan kualitas yang berbeda-beda, mulai dari kelas premium hingga ekonomis. Berikut panduan sederhana untuk membantu Anda memilih:
Komponen Material | Premium | Menengah | Ekonomis |
Dinding | Bata merah | Bata ringan (hebel) | Batako |
Lantai | Granit atau Marmer | Keramik besar bermotif modern | Keramik standar ukuran 20×20 |
Atap | Genteng Onduline (Bitumen) atau uPVC | Genteng Metal (baja ringan, Zincalume, Galvalume) | Genteng tanah liat tradisional |
Kusen | Kayu solid | Aluminium | uPVC |
Setiap material memiliki grade atau tingkatan kualitas yang berbeda-beda, sehingga harga bisa bervariasi tergantung pada merek dan spesifikasi. Sebaiknya lakukan riset atau tanyakan langsung ke toko bangunan untuk mendapatkan material yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda.
4. Estimasi Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu pengeluaran terbesar dalam renovasi rumah. Berikut estimasi upah tenaga kerja berdasarkan sistem pembayaran yang umum digunakan[1]:
- Sistem Harian: Rp150.000 – Rp200.000 per hari (tergantung keahlian dan lokasi). Sistem ini cocok untuk renovasi kecil atau jika Anda ingin fleksibilitas dalam mengontrol pekerjaan.
- Sistem Borongan: Rp2.500.000 – Rp4.000.000 per meter2, tergantung kompleksitas proyek dan spesifikasi material yang digunakan. Sistem ini lebih efisien untuk renovasi besar dengan target waktu yang jelas.
Untuk memilih tukang untuk renovasi rumah, Anda bisa bertanya dari orang sekitar, forum renovasi rumah, atau platform jasa renovasi. Lalu, jangan segan membandingkan tarif beberapa tukang untuk memastikan bahwa kualitas kerjanya sepadan dengan harganya.
5. Pertimbangkan Biaya Lainnya
Biaya lainnya merujuk pada biaya non-inti, tetapi dapat berdampak besar pada anggaran renovasi, seperti:
- Perizinan – Renovasi struktural atau penambahan lantai umumnya memerlukan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) atau izin dari pengelola perumahan.
- Transportasi Material – Biaya pengiriman material ke lokasi.
- Akomodasi dan Konsumsi Pekerja – Jika pekerja perlu menginap atau disediakan makan.
- Biaya Tak Terduga – Selalu sisihkan 10-20% dari total anggaran untuk mengantisipasi perubahan harga material, tambahan pekerjaan mendadak, atau kendala teknis.
Selama proses renovasi, sebaiknya tetap lakukan pengecekan rutin untuk memastikan pekerjaan sesuai anggaran dan menghindari pengeluaran tak perlu.
6. Pertimbangkan Faktor Inflasi
Hal ini penting, namun sering luput diperhitungkan.
Jika Anda berencana melakukan renovasi di beberapa tahun ke depan, tak ada salahnya mempertimbangkan kenaikan harga material dan upah tenaga kerja akibat inflasi.
Secara umum, harga bahan bangunan mengalami kenaikan rata-rata sekitar 3,36% per tahun[2]. Sementara itu, upah pekerja konstruksi harian mengalami pertumbuhan sebesar 7,71% per tahun[3].
Jika memungkinkan, Anda bisa menekan kenaikan harga material akibat inflasi dengan cara ‘menabung’ material utama lebih awal.
Simulasi Anggaran Renovasi
Setelah semua komponen dihitung, mari buat simulasinya untuk mendapatkan gambaran total biaya renovasi untuk luas area 40m2:
Estimasi Renovasi Rumah
Menggunakan perhitungan ini, maka biaya bangun rumah per m2 = Rp5,175 juta/m²
- Biaya renovasi rumah 60m2: Rp310,5 juta
- Biaya renovasi rumah 90m2: Rp465,7 juta
- Biaya renovasi rumah 100m2: Rp517,5 juta
Estimasi Biaya Renovasi Rumah 1 Lantai jadi 2 Lantai
Merenovasi rumah memang membutuhkan dana cukup besar, makanya perlu Anda rencanakan dengan matang.
Dana renovasi masih kurang? Layanan pinjaman multiguna MUFDana bisa menjadi solusi. Dengan mengetahui cara menghitung biaya renovasi dan suntikan dana segar dari MUFDana, Anda bisa mulai proses renovasi tanpa khawatir over-budget.