Faktanya, biaya cuci darah memang mahal, belum termasuk obat-obatan dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Bayangkan berapa biaya yang harus keluar jika pasien harus selalu melakukan itu dalam sisa hidupnya?
Pemerintah, melalui BPJS, sebenarnya menanggung ongkos cuci darah untuk pengobatan penderita gagal ginjal kronis.[1]
Pertanyaannya, berapa beban biaya cuci darah tanpa BPJS atau asuransi kesehatan lainnya?
Jika ini pengalaman pertama Anda, simak sampai akhir untuk mengetahui kisaran biayanya di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia maupun luar negeri.
Biaya Cuci Darah di Indonesia
Di Indonesia, setiap rumah sakit menawarkan layanan cuci darah dengan biaya yang berbeda.
Secara umum, tarif di rumah sakit swasta lebih tinggi dibandingkan rumah sakit milik pemerintah atau klinik hemodialisis (HD).
Bagi seseorang yang mengalami kerusakan ginjal kronis, ini adalah kisaran biaya yang dihabiskan setiap sekali sesi cuci darah:[2][3]
- Rumah sakit swasta: Rp800.000 – Rp1.500.000
- Klinik HD tipe D: Rp730.000
- Rumah sakit tipe C: Rp820.000
- Rumah sakit tipe B & A: Rp930.000 – Rp1.000.000
Rinciannya, estimasi biaya di atas adalah untuk penggantian biaya prosedur, bahan habis pakai, dan pemeriksaan laboratorium.
Apa yang membedakan layanan di setiap kelas rumah sakit?
Di Indonesia sendiri, rumah sakit dikategorikan menjadi empat tipe berdasarkan fasilitas serta layanannya, yakni A, B, C, D.[4]
Rumah sakit tipe A biasanya menyediakan fasilitas medis dan perawatan yang paling lengkap untuk cuci darah. Dengan demikian, wajar kalau biayanya cukup mahal.
Sementara itu, tipe di bawahnya menggunakan fasilitas yang lebih sederhana, namun tetap memenuhi standar.
Biaya Sekali Cuci Darah Sekali di Luar Negeri
Meski prosedur cuci darah di Indonesia sudah cukup mahal, beberapa orang memilih melakukannya di luar negeri, terutama Singapura.
Bukan karena lebih murah, tetapi alasan utamanya berharap mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Pasalnya, Singapura memang terkenal dengan kualitas fasilitas kesehatan yang sangat baik,[5] apalagi untuk cuci darah.
Berikut kisaran kasar biaya cuci darah di Singapura setiap bulannya (konversi ke rupiah):[6]
- Di rumah sakit: Rp29.300.000 – Rp35.000.000 per bulan
- Perawatan di rumah: Rp17.500.000 – Rp22.000.000 per bulan
Hal yang perlu Anda catat bahwa melakukan cuci darah di luar negeri juga membutuhkan biaya akomodasi, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Jadi, sebenarnya biayanya jauh lebih mahal daripada angka yang tercantum di atas.
Selain Singapura, negara-negara yang juga memiliki perawatan gagal ginjal terbaik antara lain AS, Jerman, India, Jepang, Thailand, Korea Selatan.[7]
Berapa Biaya Cuci Darah dengan Metode CAPD?
Alternatif biaya cuci darah mandiri yang terjangkau adalah menggunakan metode CAPD.
Pada metode ini, cairan dialisat masuk ke dalam rongga perut melalui selang khusus yang terpasang di perut.[8]
Biaya pemasangan selang di awal kira-kira Rp10.000.000.[9] Selanjutnya, Anda akan mendapat satu paket kantong cairan dengan harga termurah Rp7.500.000 – Rp8.000.000.[10][11]
Sementara di Singapura, CAPD menghabiskan sekitar Rp13.000.000 – Rp15.000.000 per bulan.[12]
Metodenya mudah tanpa perlu harus pergi ke rumah sakit, sehingga tidak perlu keluar ongkos transportasi.[13] Paling tidak, dengan CAPD Anda bisa menghemat pengeluaran.
Pasien yang ingin menggunakan CAPD harus berkomitmen dan disiplin karena perlu mengganti kantong cairannya minimal 3 kali sehari.[14]
Berapa Kali Harus Cuci Darah dalam Seminggu?
Salah satu alasan yang membuat biaya cuci darah gagal ginjal sangat mahal yaitu karena pasien harus melakukannya secara rutin di sisa hidupnya.
Anda membutuhkan dana yang tidak sedikit setiap minggunya karena penderita gagal ginjal perlu dua sampai tiga kali cuci darah dalam seminggu.[15]
Beberapa orang yang tidak memiliki dana yang cukup terpaksa melakukannya seminggu sekali, tetapi hasilnya jauh dari efektif.[16]
Katakanlah Anda mencuci darah rutin dua kali seminggu di klinik HD dengan biaya Rp800.000. Dalam setahun, biaya yang dihabiskan sebesar Rp76.800.000.
Beruntung bagi Anda memiliki BPJS atau asuransi kesehatan yang menanggung cuci darah maupun CAPD, sebab ini bukan pengobatan yang murah.
Dapatkan Pembiayaan untuk Cuci Darah
Dari pembahasan di atas, cuci darah sekali saja tanpa asuransi terasa sangat mahal dengan kisaran 800 ribuan hingga lebih dari 1 jutaan.
Itu belum ditambah biaya lain-lain yang juga akan menjadi pengeluaran rutin, minimal 2-3 kali seminggu.
Meskipun biayanya tergolong tinggi, penderita gagal ginjal mau tidak mau harus tetap mendapatkan penanganan tersebut agar kondisinya tetap stabil.
Sayangnya, tidak semua orang memiliki kemampuan finansial yang memadai untuk menanggung biaya cuci darah dalam jangka panjang.
Untuk itulah, MUFDana hadir menawarkan pinjaman multiguna yang dapat Anda gunakan untuk membantu meringankan beban biaya pengobatan gagal ginjal.
Caranya mudah, cukup menjaminkan BPKB kendaraan Anda, kemudian dana akan cair paling cepat sehari dengan tenor hingga 60 bulan.
Semoga dengan solusi MUFDana ini Anda bisa mendapatkan layanan cuci darah terbaik sesuai kebutuhan secara konsisten.