Mengandalkan asuransi kesehatan memang bijak, tapi penting juga untuk tahu tentang penyakit yang tidak ditanggung asuransi dari awal.
Tidak semua kondisi kesehatan otomatis mendapat perlindungan. Beberapa jenis kondisi masuk dalam pengecualian asuransi kesehatan.
Kebanyakan kondisi tersebut memiliki risiko tinggi dan butuh waktu perawatan yang panjang. Karena itu, perusahaan asuransi memasukkannya dalam pengecualian.
Jangan sampai kaget di belakang. Yuk, simak 7 penyakit yang tidak dijamin asuransi berikut sebelum mulai membuka polis.
7 Penyakit yang Tidak Ditanggung Asuransi
Biar Anda bisa lebih mempersiapkan diri, berikut tujuh penyakit yang tidak ditanggung asuransi:
1. Kondisi Bawaan Sejak Lahir
Punya kondisi kesehatan yang sudah ada sejak lahir? Ini namanya pre-existing condition atau penyakit bawaan. Termasuk ini biasanya berupa kencing manis tipe 1, asma, atau gangguan katup jantung bawaan.
Banyak asuransi yang tidak menanggung jenis kondisi ini karena menganggapnya sebagai risiko yang sudah ada sebelum polis berlaku.
Misalnya, jika kamu lahir dengan kondisi kesehatan seperti di atas, klaim terkait kondisi ini biasanya akan langsung mendapatkan penolakan.
Ada baiknya bertanya lebih dahulu kepada penyedia asuransi kalau kamu atau ada anggota keluarga lain punya riwayat kesehatan seperti ini.
2. Masalah Kesehatan Akibat Penyalahgunaan Zat
Kalau Anda atau orang terdekat punya riwayat penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, kemungkinan besar biaya perawatan untuk kondisi ini juga tidak akan masuk tanggungan.
Misalnya, jika terjadi komplikasi kesehatan karena alkohol, pengobatannya hampir pasti tidak termasuk dalam proteksi asuransi kesehatan standar.
Tidak cuma alkohol, ini berlaku juga untuk gangguan kesehatan yang muncul akibat rokok.
Banyak perusahaan asuransi menganggap ini sebagai kondisi akibat pilihan pribadi sehingga mengeluarkan biayanya dari manfaat polis.
3. Gangguan Kesehatan Mental
Sayangnya, meskipun sudah mulai lebih banyak yang memperbincangkan, kesehatan mental masih sering kali tidak masuk dalam cakupan asuransi. Sulit untuk mengukurnya.
Kondisi seperti depresi, kecemasan berlebih, hingga gangguan bipolar lebih banyak masuk dalam kategori pengecualian. Padahal, gangguan mental bisa saja memerlukan perawatan serius dan berkesinambungan.
Walau begitu, beberapa asuransi mulai menawarkan perlindungan tambahan, tapi biasanya dengan premi lebih mahal. Jadi, pastikan Anda tanya ke agen lebih detail kalau butuh proteksi untuk gangguan mental.
4. Penyakit Kritis
Penyakit kritis yaitu gangguan kesehatan yang mengancam nyawa, seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan lainnya.
Ini sering menjadi perdebatan. Mengingat jenis penyakit ini sangat mengancam nyawa, mungkin Anda mengira wajar jika masuk dalam pertanggungan.
Tapi, biaya yang sangat tinggi membuat perusahaan asuransi seringkali memberlakukan batasan atau pengecualian.
Beberapa asuransi menyediakan perlindungan untuk penyakit kritis, tapi daftarnya sering sangat spesifik dan preminya juga terbilang tinggi.
5. Cedera dari Aktivitas Berisiko Tinggi
Kalau Anda hobi melakukan kegiatan ekstrim berisiko tinggi seperti panjat tebing, skydiving, atau balapan, maka berhati-hatilah.
Cedera atau penyakit yang muncul karena aktivitas ekstrem ini juga sering kali tidak masuk dalam cakupan asuransi standar.
Asuransi menganggap aktivitas ini sebagai risiko tambahan yang seharusnya bisa Anda hindari, sehingga mereka memilih untuk tidak menanggung biayanya.
Ada asuransi khusus yang menanggung cedera dari olahraga ekstrem, tapi ini biasanya masuk ke dalam paket terpisah.
6. Komplikasi dari Prosedur Kosmetik
Pernah terpikirkan untuk melakukan operasi kosmetik? Misalnya, melakukan implan, operasi hidung, atau sedot lemak?
Kalau iya, perlu Anda tahu bahwa komplikasi dari prosedur kosmetik ini hampir pasti termasuk penyakit yang tidak bisa diklaim asuransi.
Jadi, jika ada efek samping atau perawatan lanjutan setelah prosedur, biayanya harus Anda tanggung sendiri.
Hal ini karena prosedur kosmetik dianggap bukan kebutuhan medis yang esensial, jadi risiko dari prosedur tersebut menjadi tanggung jawab pribadi.
7. Penyakit yang Menular Secara Luas atau Pandemi
Saat pandemi COVID-19, banyak orang mendapati bahwa asuransi mereka tidak menanggung biaya perawatan terkait infeksi virus ini.
Penyakit yang dianggap sebagai pandemi atau epidemi sering kali tidak termasuk dalam perlindungan asuransi.
Risiko besar yang menyebar luas ini bisa membuat perusahaan asuransi kesulitan menangani klaim dalam jumlah besar, sehingga mereka memilih untuk menolak klaim terkait penyakit jenis ini.
Tapi jangan khawatir, beberapa asuransi sekarang sudah mulai menawarkan perlindungan tambahan untuk penyakit menular tertentu.
Apa yang Bisa Dilakukan Kalau Asuransi Tidak Menanggung?
Tentu saja, punya asuransi sangatlah penting. Tapi kalau ternyata penyakit yang Anda atau keluarga alami tidak ditanggung, jangan panik dulu.
Opsi pertama, Anda bisa cek BPJS yang cakupannya lebih luas. Bahkan, obat ARV untuk penderita HIV/AIDS pun tercover BPJS, padahal kebanyakan asuransi lainnya tidak.
Solusi lain yang bisa Anda pertimbangkan adalah mencari alternatif pendanaan, misalnya dengan pinjaman jaminan BPKB dari MUFDana.
Lewat MUFDana, Anda bisa mendapatkan dana tunai dengan cepat dan syarat yang mudah—solusi yang bisa langsung Anda gunakan untuk keperluan medis yang mendesak.
Jangan biarkan kesehatan Anda terbengkalai karena mengalami penyakit yang tidak ditanggung asuransi. Mulailah dengan memahami batasan asuransi, dan buat rencana yang dapat menjaga kesehatan dan ketenangan pikiran Anda bersama MUFDana.