Investasi reksadana kerap menjadi opsi bagi investor pemula, konon karena investasi satu ini lebih mudah dilakukan daripada investasi lainnya.
Pernyataan tersebut tidak salah. Namun, hanya karena mudah, bukan berarti Anda tak harus mengetahui seluk beluk reksadana. Pasalnya, yang namanya investasi, tentu tidak bebas dari risiko-risiko yang menyertai.
Artikel ini menyediakan penjelasan tentang instrumen investasi satu ini sceara mudah. Jadi, baca hingga selesai, ya.
Reksadana, Metode Urunan untuk Berinvestasi
Apa itu investasi reksadana?
Sebelum menjawab itu, mungkin Anda perlu memahami prinsip dasar dari investasi.
Pada dasarnya, investasi adalah proses penanaman modal untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar di masa mendatang. Modal tersebut bisa Anda letakkan di berbagai ‘tempat’ (dalam konteks ini disebut ‘instrumen investasi’), misalnya emas atau properti.
Misalnya, Anda membeli emas 1 gram dengan harga Rp1 juta, dengan niat untuk menjualnya lima tahun lagi. Hal itu Anda lakukan karena tahu bahwa harga emas cenderung naik, dan Anda berniat meraih keuntungan dari situ. Proses itu disebut investasi.
Nah, salah satu cara berinvestasi yang bisa Anda pilih adalah reksadana.
Secara sederhana, reksadana bisa Anda anggap sebagai ‘celengan’ atau wadah untuk menaruh modal. Akan tetapi, modal Anda tidak akan didiamkan begitu saja.
Saat menaruh modal di reksadana, Anda otomatis memercayakan modal tersebut untuk disimpan di bank kustodian dan dikelola oleh Manajer Investasi (MI) untuk menghasilkan keuntungan.
Selain itu, MI juga mengumpulkan modal orang lain dan menyatukannya dengan modal Anda. Dengan nominal modal yang besar, MI bisa mengelola instrumen investasi yang bernilai besar, sehingga diharapkan keuntungannya juga besar.
Sebagai gambaran, berikut cara kerja investasi reksadana:
Lantas, mengapa reksadana dikatakan cukup mudah? Alasannya adalah:
- Modal minimal pembelian reksadana sangat terjangkau, mulai dari Rp10.000 saja. Jadi, pemodal dari segala usia bisa berinvestasi di reksadana.
- Karena MI mengumpulkan modal dari banyak pihak, maka Anda bisa berinvestasi meski memiliki modal terbatas.
- MI akan membantu Anda memantau naik turunnya nilai instrumen investasi. Metode investasi ini cocok bagi Anda yang belum memiliki cukup waktu dan ilmu berinvestasi.
Jenis Reksadana Berdasarkan Instrumen Investasinya
Sebelumnya sudah jelas tentang instrumen investasi, yakni sebagai ‘tempat’ meletakkan modal Anda untuk menghasilkan keuntungan. Dalam investasi reksadana, tempat tersebut ada 5, yakni:
1. Reksadana Pasar Uang
Pasar uang bukanlah tempat untuk menjual uang dalam arti harfiah, melainkan mekanisme untuk bertransaksi dengan bank dan lembaga keuangan non-bank. Saat menginvestasikan modal di pasar uang, Anda mengizinkan MI untuk mengelola 100% uang Anda untuk transaksi hal-hal berikut:
- Deposito,
- Surat berharga,
- Sertifikat Bank Indonesia,
- Banker’s Acceptance,
- Dan lain-lain.
Transaksi di pasar uang cenderung memiliki risiko yang lebih rendah. Selain itu, jangka waktunya lebih pendek sehingga Anda bisa mengharap keuntungan dalam waktu relatif cepat.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Dengan memilih reksadana pendapatan tetap, Anda memberi wewenang pada MI untuk mengelola minimal 80% modal Anda untuk melakukan transaksi obligasi atau surat utang. Sederhananya, obligasi adalah tanda bahwa Anda sudah memberi utang pada pihak lain, misalnya pemerintah atau korporasi.
Tingkat keuntungan obligasi sudah ditentukan sejak awal dan bisa Anda terima setiap tahun selama jangka waktu yang berlaku. Jadi, investasi ini cocok untuk Anda yang ingin merasakan keuntungan rutin, meski nilai keuntungannya bisa berubah, misalnya karena perubahan suku bunga acuan.
3. Reksadana Campuran
Pada investasi reksadana campuran, MI akan menempatkan modal Anda di tiga macam instrumen; 79% di obligasi dan saham, dan sisanya di pasar uang. Besaran persentase di masing-masing instrumen tidak baku, tergantung dari pergerakan nilai instrumen serta hasil analisa MI.
Dengan skema ini, risiko kerugian bisa Anda minimalisir, namun tetap memiliki potensi keuntungan yang maksimal.
4. Reksadana Saham
Di reksadana saham, MI akan menempatkan minimal 80% dari modal Anda di berbagai jenis saham. Karena pergerakan nilai saham cukup dinamis, maka risiko investasi saham tergolong tinggi dan bisa jadi opsi investasi jangka panjang. Meski begitu, keuntungannya pun tinggi, bahkan bisa mencapai 18%.
5. Reksadana Syariah
Pada dasarnya, reksadana syariah memungkinkan Anda berinvestasi di instrumen-instrumen syariah, misalnya saham syariah dan obligasi syariah. Biasanya, instrumen syariah mengedepankan investasi di bidang yang sejalan dengan prinsip syariah.
Tak hanya itu, perbedaan reksadana syariah dan konvensional juga terletak pada tanggung jawab sosialnya. Beberapa contohnya adalah proses transaksi yang adil, transparan, dan sesuai syariat Islam, serta adanya program penyaluran zakat dan sedekah.
Apakah Reksadana Aman untuk Pemula?
Ya, investasi di reksadana tergolong aman untuk pemula karena Anda bisa mulai dengan modal kecil dengan tingkat risiko yang beragam.
Jika Anda membutuhkan dana, namun belum siap dengan risiko di reksadana, Anda bisa memanfaatkan layanan MUFDana.
MUFDana merupakan layanan pembiayaan dari Mandiri Utama Finance (MUF). Pembiayaan ini bisa Anda gunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari kebutuhan rumah tangga, liburan, hingga modal usaha.
Proses pengajuan pinjaman MUFDana cepat dan mudah, karena bisa Anda lakukan secara online bermodalkan BPKB kendaraan. Jika dokumen berhasil diproses, dana bisa cair dalam waktu 1-2 hari kerja.
Jadi, jika Anda ingin keuntungan dalam jangka waktu tertentu, investasi reksadana bisa jadi opsi. Namun, jika Anda butuh dana dengan mudah dan cepat, andalkan MUFDana untuk membantu Anda.