Wujudkan Semua Mimpi

6 Investasi yang Menguntungkan dan Minim Risiko untuk Pemula

Saat ini, banyak orang sudah mengerti pentingnya berinvestasi demi masa depan. Akan tetapi, banyak juga yang belum tahu jenis-jenis investasi yang menguntungkan dan cocok bagi pemula.

Artikel ini memberikan pilihan investasi yang minim risiko, namun tetap bisa memberi keuntungan meski Anda belum lama berinvestasi. Selamat mencoba.

1. Deposito

Untuk pemula, deposito merupakan salah satu instrumen investasi paling aman dan menguntungkan. Sederhananya, deposito adalah simpanan di bank yang hanya bisa Anda ambil kembali setelah jangka waktu tertentu. Jangka waktunya bervariasi, mulai dari 1 bulan hingga 2 tahun.

Lantas, apa bedanya dengan tabungan? Selain adanya jangka waktu, ada juga ketentuan penalti jika Anda mencairkan dana sebelum waktunya. Selain itu, untuk membuka deposito, ada nominal tertentu yang perlu Anda patuhi. Jumlahnya mulai dari Rp5 juta hingga ratusan juta, tergantung ketentuan masing-masing bank.

Deposito memberi keuntungan melalui bunga yang lebih tinggi daripada bunga tabungan. Karena prinsipnya demikian, banyak orang menggunakannya sebagai investasi jangka panjang.

2. Emas

Investasi emas sudah dilakukan sejak lama, namun masih tetap menjadi salah satu primadona di dunia investasi. Pasalnya, harga emas cenderung stabil, bahkan meningkat, meski terjadi guncangan ekonomi atau inflasi. Oleh karena itu, emas kerap dimanfaatkan sebagai ‘pengaman’ keuangan jangka panjang.

Di pasaran, ada berbagai rupa emas mulai dari perhiasan, koin, kepingan, atau batangan. Cara mendapatkannya pun beragam, mulai dari toko-toko emas, Pegadaian, hingga melalui program tabungan di situs belanja online. Keuntungan bisa Anda raih jika harga jual emas Anda lebih tinggi daripada harga beli.

3. Reksadana

Jika ingin memulai investasi yang menguntungkan dengan modal kecil, Anda bisa pilih reksadana sebagai opsi. Cara investasi satu ini sangat cocok bagi investor pemula yang memiliki keterbatasan modal dan waktu untuk mengelola aset.

Saat memiliki reksadana, Anda menitipkan aset untuk dikelola oleh Manajer Investasi (MI). Kemudian, MI akan menempatkan dana di berbagai instrumen, seperti saham atau obligasi, guna mendapatkan keuntungan.

Modal membeli reksadana mulai dari Rp10.000 saja. Namun, semakin besar modal, semakin besar pula potensi keuntungannya.

Untuk mendapatkan reksadana, Anda bisa pergi ke bank atau menggunakan aplikasi reksadana yang terdaftar di OJK. Opsi terakhir kian populer, karena Anda bisa membayar melalui dompet digital serta memantau performanya dengan mudah.

4. Obligasi

Investasi yang menguntungkan untuk jangka panjang lainnya adalah obligasi. Obligasi adalah tanda bahwa Anda sudah memberi utang kepada pihak lain, biasanya pada korporasi ataupun pemerintah. Jika Anda pernah mendengar istilah ORI, Sukuk Ritel, ataupun SBR, ketahuilah bahwa itu termasuk jenis-jenis obligasi.

Dalam obligasi, ada beragam cara meraih keuntungan. Namun, bentuk yang paling umum adalah pemberian bunga secara berkala, bisa setiap bulan ataupun setiap tahun.

Besar keuntungan dan lama jangka waktu sangat bergantung pada jenis obligasi yang Anda pilih. Yang jelas, kedua aspek tersebut sudah ditetapkan sejak awal, sehingga keuntungan obligasi cenderung lebih mudah Anda prediksi.

5. Peer-to-peer Lending (P2P Lending)

P2P Lending adalah cara yang memungkinkan Anda meminjamkan sejumlah dana kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Sekilas, proses ini memang mirip dengan transaksi pinjam-meminjam pada umumnya.

Meski begitu, P2P Lending umumnya dilakukan melalui perantara guna menjamin keamanan dana Anda. Selain itu, perantara tersebut juga perlu menjamin keabsahan data sang peminjam, mulai dari identitas, jumlah dana, hingga tujuan peminjaman. Maka dari itu, kanal P2P Lending haruslah terdaftar di OJK.

Keuntungan dari proses P2P Lending adalah bunga atau bagi hasil yang dibayarkan oleh peminjam. Selain itu, umumnya P2P Lending memberi Anda kesempatan untuk memilih sendiri peminjam mana yang ingin Anda biayai serta besaran jumlahnya. Jadi, opsi ini cocok jadi investasi yang menguntungkan untuk pemula.

6. Saham

Dalam dunia investasi, saham sebetulnya memiliki risiko yang tinggi karena nilainya kerap berubah-ubah. Namun, instrumen ini juga menganut prinsip high risk high return. Artinya, semakin besar risikonya, biasanya semakin besar juga kemungkinan untungnya.

Lantas, saham apa yang bagus untuk dibeli jika ingin nilai investasi Anda lebih stabil? Anda bisa memilih saham-saham blue chip.

Blue chip merupakan istilah yang merujuk pada saham-saham yang memiliki kapitalisasi tinggi. Biasanya, pihak yang mengeluarkan saham (emiten) kategori blue chip merupakan korporasi bisnis atau swasta yang bisnisnya sudah besar dan stabil.

Karena karakteristik itu, keuntungan dari saham blue chip bisa lebih konsisten. Kalaupun ada krisis yang mengguncang harga saham, emiten blue chip umumnya sudah terbukti mampu memperbaiki performanya.

Jadi, pilih yang mana? Pelajari tabel berikut untuk memudahkan Anda memilih:

Perbandingan Jenis Investasi

Salah satu kunci utama dari keberhasilan investasi adalah kesabaran dan konsistensi. Namun, di situasi darurat, hal tersebut mungkin akan sulit terlaksana.

Di saat tersebut, tentu berat jika memanfaatkan hasil investasi sebagai dana darurat, apalagi jika Anda baru mulai belajar. Oleh karena itu, Anda bisa mengandalkan MUFDana.

MUFDana merupakan solusi pembiayaan dari Mandiri Utama Finance (MUF) yang mudah dan cepat. Dengan bermodalkan BPKB kendaraan serta waktu untuk pengajuan online, Anda berpotensi mendapatkan dana segar dalam waktu 1-2 hari kerja.

Dengan MUFDana, Anda tetap bisa memiliki instrumen investasi yang menguntungkan tanpa cemas kehabisan dana untuk kebutuhan darurat.

Jenis-Jenis Investasi Jangka Panjang dan Pendek

Dalam berinvestasi, ada satu persoalan yang kerap dialami investor pemula. Itu adalah rasa bingung memilih jenis-jenis investasi apa yang menguntungkan.

Faktanya, pemilihan jenis investasi tak boleh dilakukan asal-asalan. Di artikel ini, Anda akan memahami berbagai bentuk investasi yang bisa Anda jadikan opsi. Baca hingga selesai, ya.

Investasi Jangka Pendek

Pada dasarnya, yang bisa dianggap sebagai instrumen investasi jangka pendek adalah investasi yang bisa Anda raih keuntungannya 1-3 tahun, bahkan bisa kurang.

Jenis investasi ini sangat cocok untuk Anda yang;

  • Pemula dan tidak ingin meletakkan modal terlalu banyak.
  • Menginginkan investasi yang bersifat fleksibel, baik dari waktu pencairan serta waktu penambahan modal.
  • Enggan menabung di tabungan biasa karena merasa kurang disiplin.

Apapun alasan Anda, yang jelas, salah satu tujuan investasi jangka pendek adalah untuk mengembangkan aset dalam periode yang relatif cepat.

Apa saja jenis-jenis investasi jangka pendek? Ini beberapa di antaranya;

1. Pasar Uang

Pasar uang adalah suatu mekanisme dimana Anda bisa melakukan berbagai macam transaksi melalui bank atau lembaga keuangan non-bank. ‘Benda’ yang diperdagangkan di pasar ini adalah;

  • Sertifikat deposito
  • Sertifikat Bank Indonesia
  • Call money
  • Dan lain-lain

Jangka waktu instrumen pasar uang sangat singkat, mulai dari 1 hari hingga 1 tahun. Keuntungannya bisa Anda dapatkan dari bunga ataupun selisih jual-beli. 

Opsi ini cukup digemari oleh investor karena risikonya yang terbilang kecil. Biasanya, jika belum mengerti betul, investor pemula akan memilih investasi melalui reksadana pasar uang.

2. P2P Lending

P2P Lending adalah suatu mekanisme di mana Anda bisa meminjamkan dana pada orang-orang yang membutuhkannya.

Hal ini mirip dengan transaksi pinjam meminjam sehari-hari. Akan tetapi, di P2P Lending, transaksi perlu dilakukan melalui perantara dengan tujuan menjamin keamanan dana Anda serta menjamin keabsahan data peminjam.

Keuntungan investasi P2P Lending biasanya berbentuk bunga atau bagi hasil. Besarannya berbeda-beda, bergantung pada nominal serta jangka peminjaman. Jangkanya pun tergolong singkat, yakni 14 hari-1 tahun saja.

3. Deposito

Deposito adalah tabungan yang hanya bisa Anda ambil setelah periode waktu tertentu. Sekilas, deposito mirip dengan tabungan biasa. Perbedaannya adalah;

  • Deposito punya minimal uang yang bisa disetorkan, minimal Rp5 juta.
  • Suku bunga deposito lebih tinggi dari tabungan, sehingga keuntungannya bisa lebih besar.
  • Deposito hanya bisa dicairkan saat jatuh tempo, sementara tabungan bisa Anda cairkan kapan saja.

Sebetulnya, deposito bisa Anda golongkan sebagai investasi jangka pendek maupun panjang. Karena Anda bebas memilih jangka waktu deposito sesuai kebutuhan, mulai dari 1 tahun hingga 50 tahun.

Investasi Jangka Panjang

Selanjutnya, mari bahas tentang jenis-jenis investasi jangka panjang.

Pada umumnya, yang disebut investasi jangka panjang adalah investasi yang keuntungannya hanya bisa Anda dapatkan lebih dari 1 tahun.

Karena karakteristik tersebut, banyak investasi jangka panjang yang beririsan dengan investasi jangka pendek. Jadi, panjang atau pendeknya waktu investasi bergantung pada tujuan Anda.

Tujuan investasi jangka panjang sendiri beragam, misalnya;

  • Menekan risiko investasi.
  • Lebih mengutamakan konsistensi dan kestabilan, tidak melulu berpatokan pada besaran keuntungan.
  • Mengincar keuntungan untuk mendukung rencana jangka panjang, misalnya biaya sekolah atau biaya pernikahan anak.

Apa saja jenis investasi jangka panjang? Beberapa di antaranya yakni;

1. Saham

Sham merupakan bukti kepemilikan modal atas suatu perusahaan. Saat memiliki saham, artinya Anda menjadi pemilik perusahaan, meski hanya sekian persennya saja.

Ada dua macam keuntungan pemilik saham, yakni;

  • Capital gain: Keuntungan atas selisih nilai yang Anda dapat saat jual-beli saham
  • Dividen: Keuntungan dari aktivitas perusahaan.

Anda bisa mendapat keuntungan jangka pendek dengan melakukan trading untuk mendapat capital gain, atau menunggu keuntungan jangka panjang dan mendapat kedua keuntungan di atas.

2. Emas

Investasi emas bisa dilakukan siapa saja, mulai dari ibu rumah tangga hingga pengusaha. Ini karena akses mendapatkan emas cukup mudah, mulai dari toko perhiasan emas hingga situs belanja online.

Emas termasuk investasi jangka panjang karena nilainya cenderung naik seiring waktu, serta ‘tahan banting’ terhadap guncangan ekonomi dan inflasi. Untuk mendapat keuntungan, Anda hanya perlu menyimpan emas hingga harga jualnya melampaui harga beli.

3. Properti

Instrumen satu ini menjadi idaman para investor karena harganya yang kian meningkat seiring waktu.

Sama seperti emas, keuntungan dari properti juga bisa Anda dapatkan melalui harga jual yang melebihi harga beli. Namun, ada satu hal yang berbeda; properti bisa Anda manfaatkan sebagai aset produktif sehingga Anda mendapat keuntungan dobel.

Selain itu, properti juga bisa Anda manfaatkan dalam waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin jika Anda mendapat keuntungan dua kali lipat dari harga beli. Apalagi jika properti Anda terawat.

Baik jangka panjang atau pendek, berinvestasi merupakan upaya untuk mengamankan keuangan di masa depan dan upaya yang tepat untuk mengamankan keuangan di masa kini.

Bagi Anda yang saat ini membutuhkan dana dengan syarat mudah dan proses cepat, MUFDana bisa jadi solusinya. MUFDana merupakan layanan pembiayaan untuk berbagai keperluan Anda, mulai dari membayar biaya pengobatan, sekolah, liburan, atau modal usaha

Hanya dengan bermodalkan BPKB kendaraan, Anda sudah bisa mengajukan pembiayaan di MUFDana. Jika berhasil, dananya bisa cair dalam 1-2 hari kerja.

Semoga informasi jenis-jenis investasi di atas bisa membantu Anda membuat keputusan finansial jangka panjang. Untuk jangka pendeknya, Anda bisa percayakan pada MUFDana.

5 Tips Investasi Saham Jangka Panjang dengan Untung Maksimal

Investasi dalam bentuk saham kini menjadi pilihan favorit bagi banyak investor, mulai dari yang masih awam hingga yang sudah ahli. Namun, rahasia di balik tips investasi saham jangka panjang yang berhasil, belum sepenuhnya diketahui oleh semua orang.

Dalam tulisan ini, kita akan mendalami lebih lanjut aspek investasi saham jangka panjang dan mengupas tuntas strategi-strategi efektif di baliknya.

Apa sebenarnya Investasi Saham Jangka Panjang itu?

Ketika berbicara tentang investasi saham jangka panjang, kita membicarakan tentang metode di mana seorang investor memutuskan untuk membeli dan menyimpan saham suatu perusahaan dalam periode yang panjang, umumnya dihitung dalam tahun.

Alasan di balik pendekatan ini adalah keyakinan bahwa meskipun pasar saham seringkali berfluktuasi dalam periode singkat, jangka waktu yang lebih panjang akan memperlihatkan pertumbuhan nilai pasar.

“Dengan kata lain, investor yang punya perspektif jangka panjang memiliki peluang besar untuk meraih imbal hasil yang menjanjikan dari kenaikan harga saham.”

Perbedaan Investasi Saham Jangka Panjang dan Pendek

Pendekatan investasi saham jangka panjang berbeda dengan pendekatan investasi saham jangka pendek. Dalam pendekatan jangka pendek, keuntungan cepat dari perubahan harga saham menjadi prioritas utama, bisa jadi dalam hitungan hari atau bulan.

Dalam hal ini, banyak yang memanfaatkan analisis teknikal untuk memetakan gerakan harga di periode dekat. Namun, bagi mereka yang fokus pada jangka panjang, poin pentingnya terletak pada dasar-dasar ekonomi perusahaan dan prospek tumbuhnya di masa depan.

Salah satu bonus dari beli saham jangka panjang adalah kemungkinan mendapatkan dividen. Dividen ini merupakan sebagian dari keuntungan perusahaan yang diberikan kembali kepada pemilik saham.

Ada banyak perusahaan yang berkinerja cemerlang yang secara rutin memberikan dividen kepada stakeholder-nya tiap tahun Ini akhirnya mendatangkan aliran pemasukan tambahan bagi investor.

KriteriaInvestasi Saham Jangka PanjangInvestasi Saham Jangka Pendek
Durasi InvestasiLebih dari 1 tahun Kurang dari 1 tahun
Tujuan  Pertumbuhan modal jangka panjang dan pendapatan dividen.    Keuntungan cepat dari pergerakan harga saham dalam waktu singkat.
Risiko Umumnya lebih rendah karena diversifikasi dan toleransi terhadap volatilitas pasar.Tinggi, karena pergerakan harga saham bisa berfluktuasi dengan cepat dalam jangka pendek.
Analisis yang DigunakanAnalisis fundamental (misalnya laporan keuangan, prospek industri)Analisis teknikal dan/atau analisis fundamental dengan fokus pada pergerakan jangka pendek.
Komitmen WaktuLebih sedikit karena tidak membutuhkan pemantauan sehari-hari.Membutuhkan pemantauan aktif dan sering kali diperlukan reaksi cepat terhadap berita atau peristiwa.
Biaya TransaksiBiaya transaksi umumnya lebih rendah karena frekuensi beli dan jual lebih sedikit.Bisa lebih tinggi karena frekuensi transaksi yang lebih tinggi.
Potensi PengembalianUmumnya stabil dan konsisten dalam jangka panjang, tapi mungkin lebih rendah dibandingkan dengan jangka pendek (tergantung kondisi pasar).Dapat memberikan pengembalian yang signifikan dalam waktu singkat, namun sangat variatif.

5 Tips Investasi Saham Jangka Panjang untuk Pemula

Jika Anda baru saja masuk ke dunia investasi saham, Anda pasti lebih tertarik dengan saham jangka panjang yang menawarkan risiko minim. Tetapi, apa saja tips agar sukses berinvestasi?

1. Pelajari Istilah-istilah Saham

Sebelum memulai investasi, Anda harus memahami istilah dalam saham agar bisa memahami dinamika pasar saham dengan baik. Jadi, ini beberapa istilah penting dalam investasi saham jangka panjang:

  • Dividen. Dividen adalah bagian dari keuntungan atau laba perusahaan yang akan mereka bagikan kepada pemegang saham. Sebuah perusahaan yang konsisten memberikan dividen biasanya menunjukkan adanya kesehatan keuangan yang baik.
  • PE Ratio (Price-to-Earnings Ratio). PE Ratio merupakan rasio yang menggambarkan berapa banyak yang investor bersedia bayar untuk setiap unit pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, PE Ratio memberikan gambaran tentang valuasi perusahaan di mata investor.
  • EPS (Earnings Per Share). EPS adalah laba bersih perusahaan yang dibagi dengan jumlah saham beredar. Dengan kata lain, EPS menunjukkan seberapa besar laba yang dihasilkan perusahaan untuk setiap lembar saham yang beredar. EPS yang meningkat dari waktu ke waktu dapat menunjukkan pertumbuhan laba perusahaan.

Memiliki pengetahuan dasar ini akan membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat.

2. Pahami Cara Menganalisa Indeks Saham Indonesia

Indeks saham Indonesia adalah alat ukur performa pasar saham khususnya di Indonesia. Dengan memahami cara menganalisa indeks, investor bisa memahami tren pasar dan potensi saham tertentu.

Oleh karena itu, belajar membaca dan menganalisa indeks seperti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) akan memberikan gambaran umum tentang kondisi pasar saham Indonesia.

3. Kenali Cara Memilih Saham yang Bagus untuk Investasi

Tidak semua saham layak untuk investasi jangka panjang. Cara memilih saham yang bagus adalah memastikan bahwa perusahaan punya beberapa kriteria, seperti:

  • Fundamental perusahaan
  • Prospek industri
  • Rasio keuangan

Sebagai investor, Anda harus bisa membedakan antara saham yang memiliki prospek bagus dengan saham yang hanya memiliki momentum sesaat.

4. Berjejaring dengan Komunitas Pialang Saham

Bergabung dengan komunitas atau forum saham bisa memberikan banyak keuntungan. Di sini, Anda bisa berbagi informasi, mendapatkan rekomendasi, atau sekedar bertukar pikiran dengan sesama investor.

Dengan berjejaring, Anda juga bisa memperluas wawasan dan mendapatkan insight yang mungkin tidak bisa Anda dapatkan dari sumber informasi lainnya.

5. Modal Tambahan Menentukan Keuntungan

Dalam dunia investasi, modal tambahan bisa meningkatkan potensi keuntungan. Namun, meminjam uang untuk investasi saham memang berisiko. Oleh karena itu, jika Anda mempertimbangkan untuk mengambil pinjaman modal, pastikan sumber pinjamannya aman dan terpercaya.

Salah satu pilihan yang bisa Anda pertimbangkan adalah MUFDana dari Mandiri Utama Finance (MUF). Sebagai lembaga pembiayaan terpercaya, MUFDana menawarkan pinjaman modal usaha dengan proses yang mudah dan bunga yang kompetitif.

Kesimpulan

Investasi saham jangka panjang memerlukan pengetahuan, strategi, dan kesabaran. Meskipun tetap memiliki risiko, dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, potensi keuntungan yang bisa diraih juga besar.

Ingat, selalu lakukan riset sebelum investasi. Selanjutnya, jangan ragu untuk meminta tips investasi saham jangka panjang dari para ahli atau bergabung dengan komunitas saham untuk memperluas wawasan Anda.

Investasi Reksadana untuk Pemula: Definisi dan Jenisnya

Investasi reksadana kerap menjadi opsi bagi investor pemula, konon karena investasi satu ini lebih mudah dilakukan daripada investasi lainnya.

Pernyataan tersebut tidak salah. Namun, hanya karena mudah, bukan berarti Anda tak harus mengetahui seluk beluk reksadana. Pasalnya, yang namanya investasi, tentu tidak bebas dari risiko-risiko yang menyertai.

Artikel ini menyediakan penjelasan tentang instrumen investasi satu ini sceara mudah. Jadi, baca hingga selesai, ya.

Reksadana, Metode Urunan untuk Berinvestasi

Apa itu investasi reksadana?

Sebelum menjawab itu, mungkin Anda perlu memahami prinsip dasar dari investasi.

Pada dasarnya, investasi adalah proses penanaman modal untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar di masa mendatang. Modal tersebut bisa Anda letakkan di berbagai ‘tempat’ (dalam konteks ini disebut ‘instrumen investasi’), misalnya emas atau properti.

Misalnya, Anda membeli emas 1 gram dengan harga Rp1 juta, dengan niat untuk menjualnya lima tahun lagi. Hal itu Anda lakukan karena tahu bahwa harga emas cenderung naik, dan Anda berniat meraih keuntungan dari situ. Proses itu disebut investasi.

Nah, salah satu cara berinvestasi yang bisa Anda pilih adalah reksadana.

Secara sederhana, reksadana bisa Anda anggap sebagai ‘celengan’ atau wadah untuk menaruh modal. Akan tetapi, modal Anda tidak akan didiamkan begitu saja.

Saat menaruh modal di reksadana, Anda otomatis memercayakan modal tersebut untuk disimpan di bank kustodian dan dikelola oleh Manajer Investasi (MI) untuk  menghasilkan keuntungan.

Selain itu, MI juga mengumpulkan modal orang lain dan menyatukannya dengan modal Anda. Dengan nominal modal yang besar, MI bisa mengelola instrumen investasi yang bernilai besar, sehingga diharapkan keuntungannya juga besar.

Sebagai gambaran, berikut cara kerja investasi reksadana:

Cara Kerja Reksadana

Lantas, mengapa reksadana dikatakan cukup mudah? Alasannya adalah:

  • Modal minimal pembelian reksadana sangat terjangkau, mulai dari Rp10.000 saja. Jadi, pemodal dari segala usia bisa berinvestasi di reksadana.
  • Karena MI mengumpulkan modal dari banyak pihak, maka Anda bisa berinvestasi meski memiliki modal terbatas.
  • MI akan membantu Anda memantau naik turunnya nilai instrumen investasi. Metode investasi ini cocok bagi Anda yang belum memiliki cukup waktu dan ilmu berinvestasi.

Jenis Reksadana Berdasarkan Instrumen Investasinya

Jenis Reksadana

Sebelumnya sudah jelas tentang instrumen investasi, yakni sebagai ‘tempat’ meletakkan modal Anda untuk menghasilkan keuntungan. Dalam investasi reksadana, tempat tersebut ada 5, yakni:

1. Reksadana Pasar Uang 

Pasar uang bukanlah tempat untuk menjual uang dalam arti harfiah, melainkan mekanisme untuk bertransaksi dengan bank dan lembaga keuangan non-bank. Saat menginvestasikan modal di pasar uang, Anda mengizinkan MI untuk mengelola 100% uang Anda untuk transaksi hal-hal berikut:

  • Deposito,
  • Surat berharga,
  • Sertifikat Bank Indonesia,
  • Banker’s Acceptance,
  • Dan lain-lain.

Transaksi di pasar uang cenderung memiliki risiko yang lebih rendah. Selain itu, jangka waktunya lebih pendek sehingga Anda bisa mengharap keuntungan dalam waktu relatif cepat.

2. Reksadana Pendapatan Tetap

Dengan memilih reksadana pendapatan tetap, Anda memberi wewenang pada MI untuk mengelola minimal 80% modal Anda untuk melakukan transaksi obligasi atau surat utang. Sederhananya, obligasi adalah tanda bahwa Anda sudah memberi utang pada pihak lain, misalnya pemerintah atau korporasi.

Tingkat keuntungan obligasi sudah ditentukan sejak awal dan bisa Anda terima setiap tahun selama jangka waktu yang berlaku. Jadi, investasi ini cocok untuk Anda yang ingin merasakan keuntungan rutin, meski nilai keuntungannya bisa berubah, misalnya karena perubahan suku bunga acuan.

3. Reksadana Campuran

Pada investasi reksadana campuran, MI akan menempatkan modal Anda di tiga macam instrumen; 79% di obligasi dan saham, dan sisanya di pasar uang. Besaran persentase di masing-masing instrumen tidak baku, tergantung dari pergerakan nilai instrumen serta hasil analisa MI.

Dengan skema ini, risiko kerugian bisa Anda minimalisir, namun tetap memiliki potensi keuntungan yang maksimal.

4. Reksadana Saham

Di reksadana saham, MI akan menempatkan minimal 80% dari modal Anda di berbagai jenis saham. Karena pergerakan nilai saham cukup dinamis, maka risiko investasi saham tergolong tinggi dan bisa jadi opsi investasi jangka panjang. Meski begitu, keuntungannya pun tinggi, bahkan bisa mencapai 18%.

5. Reksadana Syariah

Pada dasarnya, reksadana syariah memungkinkan Anda berinvestasi di instrumen-instrumen syariah, misalnya saham syariah dan obligasi syariah. Biasanya, instrumen syariah mengedepankan investasi di bidang yang sejalan dengan prinsip syariah.

Tak hanya itu, perbedaan reksadana syariah dan konvensional juga terletak pada tanggung jawab sosialnya. Beberapa contohnya adalah proses transaksi yang adil, transparan, dan sesuai syariat Islam, serta adanya program penyaluran zakat dan sedekah.

Apakah Reksadana Aman untuk Pemula?

Ya, investasi di reksadana tergolong aman untuk pemula karena Anda bisa mulai dengan modal kecil dengan tingkat risiko yang beragam.

Jika Anda membutuhkan dana, namun belum siap dengan risiko di reksadana, Anda bisa memanfaatkan layanan MUFDana.

MUFDana merupakan layanan pembiayaan dari Mandiri Utama Finance (MUF). Pembiayaan ini bisa Anda gunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari kebutuhan rumah tangga, liburan, hingga modal usaha.

Proses pengajuan pinjaman MUFDana cepat dan mudah, karena bisa Anda lakukan secara online bermodalkan BPKB kendaraan. Jika dokumen berhasil diproses, dana bisa cair dalam waktu 1-2 hari kerja.

Jadi, jika Anda ingin keuntungan dalam jangka waktu tertentu, investasi reksadana bisa jadi opsi. Namun, jika Anda butuh dana dengan mudah dan cepat, andalkan MUFDana untuk membantu Anda.

Investasi Jangka Panjang: Pengertian, Jenis dan Tips Sukses

Di balik hiruk-pikuk dunia investasi, menentukan timeline investasi ibarat memilih jalur di peta skala besar dunia keuangan. Di antara banyaknya jalan, investasi jangka panjang seringkali menjadi harapan yang menuntun para investor menuju keberhasilan. 

Mari belajar lebih dalam tentang investasi jangka panjang terbaik yang bisa Anda manfaatkan! 

Apa itu Investasi Jangka Panjang?

Investasi jangka panjang adalah strategi penempatan dana atau modal dalam instrumen investasi dengan pandangan jangka waktu yang lebih luas, biasanya melebihi periode satu tahun.

Keputusan untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang ini bukan tanpa alasan. 

“Ada kepercayaan di antara investor bahwa, meskipun fluktuasi harga mungkin terjadi dalam jangka pendek, nilai intrinsik dari investasi tersebut akan meningkat seiring berjalannya waktu.”

Investasi jenis ini menawarkan beberapa keunggulan. Pertama, investasi jangka panjang cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah. Dengan kata lain, Anda bisa meminimalisir risiko kerugian akibat perubahan harga pasar yang mendadak. 

Dengan berinvestasi jangka panjang, investor memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan imbal hasil yang komprehensif, seperti dividen atau pendapatan sewa, tergantung pada jenis investasinya.

Jenis-jenis Investasi Jangka Panjang

Pahami dulu jenis investasi jangka panjang pilihan Anda! Berikut ini beberapa jenisnya: 

1. Saham

Sebuah saham mewakili bagian dari kepemilikan Anda di suatu perusahaan. Dengan memperoleh saham, Anda seolah memiliki potongan dari entitas bisnis tersebut.

Harga saham bisa berubah-ubah berdasarkan performa dan visi masa depan perusahaan. Selanjutnya, keuntungan berinvestasi dalam saham dapat Anda peroleh melalui apresiasi harga (capital gain) dan pembagian keuntungan atau dividen. 

2. Obligasi

Obligasi merupakan instrumen keuangan yang berfungsi sebagai tanda bukti hutang. Baik perusahaan maupun pemerintah dapat menerbitkan obligasi untuk mendanai proyek atau operasionalnya.

Sebagai pemegang obligasi, Anda akan memperoleh pembayaran bunga pada interval tertentu dan pokok pinjaman kembali saat masa obligasi berakhir. Kestabilannya menjadikan obligasi favorit bagi mereka yang mencari sumber pendapatan reguler dengan risiko yang terkendali.

3. Properti

Investasi dalam properti berkaitan dengan akuisisi aset berupa tanah atau bangunan, seperti rumah atau apartemen, dengan ekspektasi nilai properti akan tumbuh seiring waktu.

Selain potensi kenaikan nilai, properti juga bisa memberikan pendapatan rutin melalui penyewaan. Meskipun membutuhkan investasi awal yang signifikan, properti cenderung menjadi benteng kuat melawan inflasi sehingga aset Anda terjaga dari penurunan nilai moneter.

4. Reksa Dana

Reksa dana adalah kolaborasi finansial di mana dana dari sejumlah investor dikumpulkan untuk berinvestasi dalam portofolio yang dikelola oleh profesional.

Manajer keuangan akan mengalokasikan dana ke berbagai instrumen, tergantung pada karakteristik reksa dana tersebut, seperti saham, obligasi, atau gabungan dari keduanya. 

Salah satu kelebihan utama reksa dana adalah kemampuannya untuk memberikan diversifikasi. Dengan kata lain, portofolio Anda dapat tersebar bahkan dengan investasi minimal. Tentu saja, ini dapat meminimalkan risiko yang terkait.

Cara Menganalisa Investasi Jangka Panjang

Anda bisa menganalisa peluang Anda meraih keuntungan dari investasi jangka panjang secara sederhana. Ini langkah-langkahnya! 

1. Studi Fundamental

Pertama-tama, periksalah laporan keuangan perusahaan seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas untuk memahami kondisi keuangan perusahaan, termasuk pendapatan, beban, aset, dan liabilitas.

Kemudian, cobalah untuk memahami tren dan perkembangan di industri yang relevan. Pertimbangkan faktor-faktor eksternal, seperti pertumbuhan ekonomi, regulasi, dan inovasi teknologi yang mungkin mempengaruhi industri tersebut.

Selanjutnya, evaluasi track record dan prestasi historis perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Bandingkan kinerjanya dengan pesaing di industri yang sama.

2. Pahami Risiko

Setiap investasi punya risiko tertentu. Risiko bisa berasal dari faktor internal perusahaan, ketidakpastian di pasar, atau isu-isu global yang lebih luas.

Jadi, tentukan dulu profil risiko Anda. Apakah Anda seorang investor konservatif, moderat, atau agresif? Hal ini akan membantu Anda menentukan seberapa besar risiko yang siap Anda hadapi dan bagaimana cara mengalokasikan investasi Anda.

3. Konsultasi dengan Ahli

Menggunakan layanan dari penasihat keuangan atau analis bisa memberikan wawasan tambahan yang mungkin Anda lewatkan. Terlebih lagi, mereka memang memiliki pengetahuan dan alat untuk membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat.

4. Review Periodik

Seperti halnya kesehatan, portofolio investasi Anda memerlukan check-up berkala. Hal ini penting untuk memastikan bahwa investasi Anda masih sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Menambah Modal Investasi untuk Potensi Maksimal

Ketika Anda sudah memasuki dunia investasi, Anda akan memahami bahwa jumlah modal awal akan berpengaruh besar pada hasilnya. Oleh karena itu, Anda mungkin akan membutuhkan dana tambahan agar bisa mendapatkan keuntungan optimal. 

Bagi Anda yang ingin menambah dana awal, MUFDana menawarkan solusi Pinjaman Modal Usaha yang sesuai. 

Dengan proses yang cepat, syarat mudah, dan bunga kompetitif, MUFDana dari Mandiri Utama Finance (MUF) menjadi mitra terbaik Anda dalam mengembangkan portofolio investasi. 

Jadi, jangan biarkan keterbatasan modal menghambat potensi keuntungan Anda di masa depan. MUFDana siap mendukung langkah investasi jangka panjang Anda.

Investasi jangka panjang memerlukan perencanaan, analisis, dan kesabaran. Namun, dengan pemahaman yang baik dan dukungan modal dari sumber terpercaya seperti MUFDana, Anda dapat memaksimalkan potensi keuntungan dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang Anda.

Pengertian Investasi Saham: Jenis-Jenis, Keuntungan & Risiko

Investasi saham merupakan salah satu bentuk investasi paling populer di Indonesia.

Kesadaran masyarakat terhadap saham sudah semakin meningkat, terutama sejak hadirnya berbagai aplikasi investasi online.

Akan tetapi, main saham bukannya tanpa risiko. Jadi, bagi Anda yang masih awam sebaiknya pelajari dulu dasar-dasarnya sebelum terjun langsung.

Artikel kali ini akan membantu menjelaskan:

  • Apa yang dimaksud saham,
  • Pengertian berinvestasi saham,
  • Berbagai macam jenisnya,
  • Keuntungan dan risiko main saham.

Sebelum ke cara kerja investasinya, pahami dulu apa itu saham.

Pengertian Saham

Investasi Saham

Saham adalah surat berharga yang diterbitkan perusahaan sebagai bukti kepemilikan bagian dari perusahaan tersebut.

Jadi, jika Anda membeli saham artinya Anda juga termasuk pemilik perusahaan.

Pemegang saham berhak atas penghasilan atau aset perusahaan sesuai porsi kepemilikannya masing-masing.

Setelah mengetahui definisi saham, maka akan lebih mudah memahami tentang investasinya.

Apa Itu Investasi Saham?

Investasi saham adalah pembelian saham perusahaan dengan harapan mendapat pengembalian positif dari imbal hasil atau peningkatan nilai.

Besarnya pengembalian tergantung pada pertumbuhan dan kinerja perusahaan serta porsi investasi.

Trading Saham Bukan Investasi

Anda tentu juga sering mendengar trading saham. Ini sama sekali berbeda dengan investasi.

Secara umum, investasi punya tujuan jangka panjang dengan cara membeli saham perusahaan.

Sementara trading merupakan kegiatan jual beli saham berjangka waktu pendek. Tujuannya mencari margin keuntungan sebesar mungkin terhadap nilai saham.

Apa Saja Jenis-Jenis Saham?

Mengutip OJK, dari kinerja perdagangannya saham dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

1. Saham Blue Chip

Sederhananya, ini adalah jenis saham dari perusahaan-perusahaan pemimpin industri dengan reputasi yang kuat.

Pengembaliannya tidak terlalu besar, tetapi sangat stabil sehingga para investor menaruh kepercayaan.

Contoh investasi saham blue chip, misalnya Apple, IBM, Coca-Cola, dan lain sebagainya.

2. Saham Dividen

Disebut juga sebagai income stocks, yakni jenis saham yang mengutamakan pengembalian dalam bentuk dividen.

Dividen yang mereka tawarkan lebih besar karena pendapatannya terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Perusahaan dengan saham jenis dividen umumnya sudah memiliki model bisnis yang matang.

3. Growth Stocks

Growth stocks berasal dari perusahaan yang mengalami pertumbuhan signifikan di atas rata-rata. Jadi, potensi keuntungannya memang cukup menggiurkan. 

Hanya saja, jenis saham ini juga berisiko tinggi. Alasannya, mereka tidak memberikan dividen. Jika ingin pengembalian positif, Anda harus menjual saham.

4. Saham Spekulatif

Harga saham spekulatif cenderung rendah lantaran belum terbukti konsistensinya. Meskipun perkembangannya tidak tertebak, tetapi potensial.

Investor yang berani mengambil risiko tinggi biasanya membeli saham spekulatif dengan harapan nilainya akan naik. 

Jika itu terwujud maka pengembaliannya bisa sangat besar.

5. Saham Counter-cyclical

Kelima, ini adalah jenis investasi saham untuk pemula karena paling stabil. 

Saham counter-cyclical tidak terpengaruh resesi atau gejolak keuangan suatu negara. Harganya akan tetap tinggi atau bahkan semakin naik.

Jenis saham ini cocok untuk diversifikasi.

Carilah saham perusahaan produsen barang habis pakai yang selalu masyarakat butuhkan.

Apakah Berinvestasi Saham Menguntungkan?

Berinvestasi saham menguntungkan jika Anda memahaminya dengan benar. Keuntungan investasi saham antara lain: 

1. Diversifikasi

Saham bisa menjadi salah satu pilihan diversifikasi investasi agar risiko Anda tidak terlalu besar.

2. Dividen

Pemegang saham akan mendapat bagian dari laba perusahaan dalam periode tertentu, biasanya tahunan atau setiap tiga bulan.

Kelebihan dividen, meskipun nilai saham turun Anda tetap akan menerima pembayaran.

3. Capital Gain

Membeli dengan harga murah, lalu mendapat keuntungan dengan menjual saham ketika harganya sedang tinggi.

Investor yang baru memulai cenderung menyukai capital gain.

4. Likuiditas

Saham termasuk aset yang likuid karena dapat dikonversi menjadi uang tunai dengan mudah.

Tidak seperti aset properti yang sulit mencari pembeli, volume perdagangan saham rata-rata tinggi.

5. Fleksibel

Modal berinvestasi saham sekarang semakin terjangkau. Keuntungan lainnya, Anda bebas memilih saham dan menentukan sendiri kapan ingin investasi.

5. Proses Mudah

Kehadiran aplikasi investasi online benar-benar sangat memudahkan para investor.

Prosesnya bahkan hanya beberapa menit mulai pembuatan akun baru, deposit dana, memilih dan membeli saham hingga menjualnya. 

Pahami Risiko saat Bermain Saham

Di sisi lain, Anda juga harus paham risiko investasi saham. Risiko yang patut Anda waspadai yaitu:

  • Capital loss atau kerugian akibat menurunnya nilai saham yang dibeli.
  • Suspensi aktivitas perdagangan saham sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
  • Beberapa saham kurang likuid karena volume perdagangannya rendah.
  • Perusahaan yang melanggar aturan sahamnya dapat dihapus paksa dari bursa.
  • Bangkrutnya perusahaan sehingga Anda hanya akan mendapat pembagian aset sisa.
  • Risiko sistematis seperti perubahan kebijakan, suku bunga atau situasi politik.
  • Risiko tidak sistematis seperti kemunculan pesaing baru.

Belajar Saham Tidak Ada Ruginya

Meskipun investasi saham mengandung risiko di setiap tingkatan, tetapi secara keseluruhan tetap menguntungkan. Pemula sekalipun bisa melakukannya dengan mudah. Namun, Anda memang perlu membekali diri dengan pengetahuan yang cukup.

Jangan lewatkan juga berbagai artikel tips investasi lainnya sebagai salah satu sumber inspirasi untuk meningkatkan finansial Anda.

Apa Itu Investasi? Jenis-Jenis, Contoh, Risiko & Caranya

Sebelum membeli instrumen investasi, Anda harus paham dulu apa itu investasi dan bagaimana cara melakukannya.

Pengetahuan ini termasuk literasi keuangan yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan Anda di kemudian hari.

Dengan menjadi individu yang melek investasi, uang Anda tidak akan menguap sia-sia.

Sebagai permulaan, artikel kali ini akan membahas:

  • Pengertian investasi,
  • Macam-macam investasi,
  • Cara memulainya.

Beberapa topik terkait investasi lainnya juga akan dibahas lebih lengkap. Mari mulai dari definisinya.

Apa Itu Investasi?

Investasi adalah mengeluarkan sejumlah modal di waktu sekarang dengan tujuan menghasilkan profit di masa depan.

Modal tersebut berguna untuk menjalankan suatu mekanisme yang mendatangkan keuntungan.

Tidak melulu soal uang, modal investasi juga bisa berupa waktu, tenaga, aset, dan lain sebagainya.

Sementara itu, definisi investasi menurut para ahli juga tidak jauh berbeda. 

Sumanto (2006) menganggap investasi sebagai komitmen pada alokasi dana tertentu selama suatu periode demi mendapat kompensasi atas komitmen tersebut.

Gitman dan Joehnk mengatakan investasi adalah penempatan dana yang diharapkan dapat menguntungkan atau nilainya naik.

Contoh investasi misalnya seperti membeli crypto potensial dengan harga murah. Beberapa bulan kemudian, ketika harga crypto tersebut naik Anda menjual aset tersebut demi mendapat keuntungan.

Apa Tujuan Berinvestasi?

Setiap tentu individu memiliki tujuan yang berbeda-beda. Akan tetapi, secara umum tujuan investasi yaitu:

1. Agar Memiliki Penghasilan

Ini menjadi tujuan para penanam modal di perusahaan.

Ketika menanam modal, harapannya perusahaan terkait dapat memberi pengembalian setiap bulan.

2. Mendapatkan Capital Gain

Contoh yang dijelaskan tadi termasuk capital gain atau keuntungan modal.

Ini adalah margin yang Anda dapatkan pada saat menjual aset karena harga jual lebih tinggi daripada harga beli.

3. Menjaga Likuiditas Aset

Likuiditas artinya kemudahan pencairan aset menjadi uang tunai.

Jika tujuan Anda berinvestasi adalah untuk hal ini, maka jangan sembarang memilih instrumen.

Deposito adalah contoh instrumen yang tidak likuid karena hanya bisa ditarik sembarang waktu.

4. Bisnis Lebih Terjamin

Katakanlah Anda membuka restoran ayam goreng, lalu Anda membuat ternak ayam sendiri. Tujuannya agar biaya produksi rendah serta pasokan ayam terjamin.

MUFDana dari Mandiri Utama Finance (MUF) menyediakan layanan pinjaman modal usaha sebagai kredit investasi untuk keperluan pengembangan bisnis. 

Jenis-Jenis Investasi Berdasarkan Waktu

Setelah mengetahui apa itu investasi dan tujuannya, kini Anda perlu menentukan periode yang tepat untuk meraihnya. Jenis investasi berdasarkan waktu yakni:

  • Jangka pendek: investasi di bawah tiga tahun. Biasanya untuk tujuan yang sudah pasti seperti menikah.
  • Jangka menengah: investasi dengan waktu antara 3-5 tahun. Biasanya untuk dana pendidikan atau membeli rumah.
  • Jangka panjang: investasi jangka panjang di atas lima tahun. Tujuannya adalah menjamin keuangan di masa mendatang seperti dana pensiun.

Jenis Investasi Berdasarkan Bentuknya

Selanjutnya, setelah memutuskan berapa lama akan berinvestasi, pilih instrumen yang tepat. Berikut beberapa bentuk investasi paling umum di Indonesia:

  • Deposito,
  • Emas,
  • Properti, 
  • Saham,
  • Reksadana,
  • P2P Lending,
  • Obligasi (surat utang).

Pahami Risiko Investasi

Investasi, apa pun itu bentuknya, pasti berisiko. Sebagai bagian dari literasi keuangan, Anda juga harus paham akan risiko tersebut. Apa saja itu?

1. Risiko Sistematis

Jenis risiko yang pertama ini benar-benar di luar kendali Anda karena terjadi akibat kondisi suatu negara. Dampaknya pun cukup signifikan.

Risiko sistematis dalam berinvestasi contohnya:

  • Suku bunga,
  • Inflasi,
  • Kurs mata uang asing,
  • Gejolak politik,
  • Bencana alam.

2. Risiko Tidak Sistematis

Risiko yang kedua tidak sistematis, yang mana masih bisa Anda hindari. Caranya yaitu dengan diversifikasi investasi.

Diversifikasi adalah menaruh dana investasi Anda di beberapa portofolio untuk meminimalkan risiko.

Risiko secara tidak sistematis dalam investasi contohnya:

  • Likuiditas,
  • Bisnis perusahaan yang menerima investasi.

Setelah memahami faktor risikonya, Anda sudah siap untuk mulai berinvestasi.

Cara Melakukan Investasi untuk Pemula

Asumsikan Anda benar-benar masih awam, meski sudah mulai memahami apa itu investasi. Maka langkah-langkah cara investasi yang benar adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Tetapkan Tujuan dan Jangka Waktu Investasi

Anda harus punya tujuan atau hal yang ingin Anda capai dengan investasi di masa mendatang.

Baru setelah itu, buat rencana jangka waktu investasinya.

Misalnya tujuan Anda ingin pergi liburan ke luar negeri dua tahun lagi.

Langkah 2: Pahami Instrumen Investasi dan Profil Risikonya

Berikutnya, pilih bentuk investasi untuk tujuan serta jangka waktu yang sesuai dengan rencana investasi Anda.

Ingat bahwa setiap instrumen pasti menyimpan risiko. Jadi, Anda wajib mempelajari profil risikonya, apakah termasuk tinggi, sedang atau rendah.

Langkah 3: Buat Rekening Investasi

Sekarang untuk berinvestasi caranya semakin mudah, salah satunya melalui aplikasi seluler.

Pilihan investasi online paling mudah untuk pemula yaitu saham dan reksa dana.

Langkah 4: Alokasikan Dana Khusus Investasi

Langkah keempat, Anda wajib menggunakan uang dingin untuk investasi.

Maksudnya, dana tersebut memang dialokasikan khusus untuk berinvestasi, bukan mengalihkan uang dari kebutuhan lain.

Lakukan secara konsisten dengan menyisihkan sebagian dari gaji bulanan Anda.

Langkah 5: Tambah Pengetahuan tentang Investasi

Menambah pengetahuan juga bagian dari proses investasi.

Dengan berbekal pengetahuan baru tersebut, ke depannya Anda bisa mengambil keputusan secara lebih tepat.

Mulai Investasi dari Sekarang

Dari penjelasan apa itu investasi di atas, kesimpulannya investasi adalah cara menyimpan uang yang menguntungkan untuk masa depan. Kehidupan Anda akan lebih terjamin jika memilih instrumen investasi yang tepat.

Jangan lewatkan juga berbagai artikel tips investasi lainnya sebagai salah satu sumber inspirasi untuk meningkatkan finansial Anda.

Jenis-Jenis Investasi Jangka Pendek Rendah Risiko

Anda punya tujuan keuangan dalam waktu dekat tapi tidak ingin uang Anda hanya berdiam diri di tabungan? Lebih baik investasi jangka pendek saja!

Durasi investasi jangka pendek ini hanya sekitar 1-3 tahun untuk bisa memperoleh imbal hasil ideal. Waktunya yang singkat ini juga menghadirkan proses pencairan yang cepat.

Investasi ini sangat cocok untuk meraih tujuan dalam waktu singkat, seperti tabungan untuk beli kendaraan, dana pendidikan anak dan lain-lain.

Jenis-Jenis Investasi Jangka Pendek

Ada empat jenis instrumen investasi jangka pendek, yaitu reksa dana pasar uang, deposito, surat berharga negara, dan P2P Lending.

Meski secara profil risiko dan jangka waktu hampir sama, tetapi masing-masing instrumen memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, sesuaikan dengan tujuan, kebutuhan dan juga kemampuan Anda.

Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing jenis instrumen investasi jangka pendek.

1. Deposito

Deposito termasuk investasi yang berupa tabungan berjangka dengan durasi jangka waktu pendek, yaitu sekitar 1-2 tahun. Selama jangka waktu ini, Anda tidak boleh mencairkan aset Anda.

Deposito memiliki profil risiko yang rendah dengan suku bunga imbal hasil yang pasti. Untuk deposito bank umum, bunga yang LPS jamin yaitu 3,5%.

Sementara itu, LPS akan menjamin suku bunga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hingga 6%. Jika ada yang memberi jaminan return deposito di atas nilai tersebut, maka sudah dipastikan itu tidak dijamin oleh LPS. Jadi, keamanannya masih diragukan.

Nah, salah satu deposito yang tidak dijamin oleh LPS yaitu deposito BKK (Badan Kredit Kecamatan).

2. Surat Berharga Negara (SBN)

Ada produk investasi jangka pendek yang jaminannya lebih pasti? Tentu saja.

Investasi SBN dijamin oleh pemerintah. Dengan membeli produk investasi ini, Anda turut memberi pinjaman ke pemerintah untuk membangun infrastruktur dan lain-lain.

Ada 4 jenis SBN yaitu ORI (Obligasi Republik Indonesia), SR (Sukuk Ritel), SBR (Saving Bond Ritel) dan ST (Sukuk Tabungan). Masing-masing jenisnya memiliki tenor dan potensi imbal hasil yang berbeda.

Umumnya, tenor yang ditawarkan SBN, yaitu 2-3 tahun. Imbal hasilnya berupa kupon dengan persentase sesuai perjanjian di awal, umumnya sekitar 4-5%. Kupon ini akan Anda terima setiap bulan sampai jatuh tempo habis.

Apakah ada kemungkinan pemerintah gagal bayar? Kemungkinan itu ada, tapi sangatlah kecil. Jadi, keamanan investasi di produk ini lebih terjamin.

3. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)

Reksa dana pasar uang juga menjadi instrumen investasi selanjutnya yang memiliki profil risiko kecil. Sebab, dana yang Anda investasikan tidak akan Anda kelola sendiri, melainkan dikelola oleh manajer investasi.

Ini cocok untuk Anda yang masih pemula dan ingin mulai berinvestasi tanpa mau dipusingkan dengan strategi investasi agar cuan. Produk yang digunakan umumnya yaitu deposito.

Investasi jangka pendek untuk pemula ini memiliki jangka waktu ideal untuk memperoleh imbal hasil selama 1-3 tahun. Sama halnya dengan deposito, return dari RDPU juga cenderung stabil.

Untuk besarnya nominal yang harus Anda investasikan bisa mulai dari Rp10.000. Jadi, sudah tidak ada alasan lagi tidak punya uang untuk investasi.

4. P2P Lending

Daripada Anda memberi pinjaman ke teman yang akhirnya tidak dibayar, sebaiknya pinjamkan uang Anda ke pebisnis yang membutuhkan suntikan dana.

Umumnya, rata-rata tenor pinjaman yang tersedia yaitu 1-3 tahun. Ini terbilang waktu yang cepat untuk perputaran modal, sehingga Anda bisa memanfaatkan jenis investasi ini untuk tujuan keuangan jangka pendek.

Ada dua jenis P2P Lending, yaitu P2P Lending pinjaman dan P2P Lending konsumsi. Untuk potensi imbal hasilnya, bisa berawal dari kisaran 10%. Dengan imbal hasil ini, P2P Lending menjadi jenis investasi jangka pendek paling menguntungkan.

Jika tertarik, pastikan untuk memilih P2P Lending yang sudah resmi dan mengantongi izin dari OJK.

Apa Jenis Investasi Jangka Pendek Terbaik?

Pada dasarnya, dari ketiga jenis investasi di atas tidak secara spesifik tidak ada yang paling baik. Investasi jangka pendek terbaik adalah yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Sebagai gambaran, berikut tabel perbandingan antara deposito, SBN, RDPU, dan P2P Lending.

DepositoSBNRDPUP2P Lending
Jangka Waktu1-2 tahun2-3 tahun1-3 tahun1-12 bulan
Potensi Imbal HasilBank Umum maks 3,5%BPR maks 6%4-5%1-4%Berawal dari 10%
NominalBisa mulai dari Rp1 jutaBisa mulai dari Rp1 jutaBisa mulai dari Rp10 ribuBisa dari Rp100 ribu
LikuiditasTidak likuid, ada jangka waktunyaTidak likuid, ada jangka waktunyaLikuidTidak likuid, ada jangka waktunya
RisikoNilai keuntungan terbalap inflasiDijamin oleh pemerintahNilai keuntungan terbalap inflasiPotensi gagal bayar
Pajak20% dari imbal hasil10%Tidak dipungut pajakPemilik NPWP 15% Non pemilik NPWP 30%

Sekali lagi, jika Anda memiliki tujuan keuangan dalam waktu singkat, sebaiknya pilih investasi jangka pendek. Risiko investasi ini tergolong sangat rendah.

Ini cocok untuk Anda yang masih pemula dan tidak punya banyak waktu untuk belajar atau menganalisis produk investasi setiap waktu.

Meski minim risiko, return produk investasi jangka pendek tetap menguntungkan daripada bunga bank biasa.

Pastikan pilih produk investasi jangka pendek yang Anda kenali. Jangan berinvestasi di produk investasi yang menawarkan imbal hasil jauh lebih besar dari umumnya. Selain itu, cek apakah sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau belum.

Baca juga beragam artikel tips investasi lainnya yang disajikan oleh mufdana dari MUF (Mandiri Utama Finance). Semoga bermanfaat!

Tips Mengenal Profil Risiko Pribadi dalam Berinvestasi

Pada dasarnya setiap orang perlu berinvestasi untuk melindungi aset dari penurunan nilai akibat inflasi. Namun sebelum menanam modal, Anda harus mengenali jenis profil risiko berinvestasi terlebih dahulu.  

Apa itu profil risiko dan bagaimana cara mengenali ketiga jenisnya sebelum berinvestasi? Cek paparannya berikut ini. 

Pengertian Profil Risiko

Profil risiko merupakan tingkatan toleransi seseorang saat menghadapi risiko berinvestasi. Ada sebagian investor sanggup menanggung risiko tinggi, namun ada pula yang hanya mampu menghadapi risiko rendah saja. 

Bagi investor sangat penting sekali mengenali tipe profil risiko, agar lebih mudah menentukan produk investasi. Perlu Anda ketahui bahwa tingkat risiko berbanding lurus dengan keuntungan investasi. 

Apabila semakin tinggi risiko yang Anda ambil, maka semakin besar pula potensi keuntungannya (High risk, high return)

Alasan Penting Mengenalnya

Ada banyak jenis instrumen investasi dengan risiko masing-masing. Mulai dari yang cukup aman, minim risiko, hingga berisiko tinggi. Apabila Anda tidak memahami hal tersebut, bahkan salah memilih instrumen investasi kemungkinan besar akan stress. 

Begitu juga sebaliknya, jika Anda termasuk investor berpengalaman yang menginginkan timbal balik besar, akan uring-uringan kalau hasilnya stagnan.  Itulah mengapa penting sekali mengenali profil risiko pribadi sebelum berinvestasi. 

Berikut tiga alasan mendasar mengapa investor perlu mengetahui profil risiko, antara lain :

  • Mengenali jenis profil risiko berinvestasi membuat Anda dapat menentukan instrumen investasi dengan tepat. 
  • Dengan mengenali profil risiko, Anda mendapat gambaran toleransi/ tingkat risiko 
  • Dapat menjaga kenyamanan hidup

Jenis Profil Risiko Berinvestasi

Setidaknya tiga jenis profil risiko, antara lain:

Konservatif

Jenis profil risiko dalam berinvestasi yang pertama adalah konservatif. konservatif merupakan tipe investor yang memiliki tingkat toleransi rendah. Biasanya investor tipe konservatif lebih memilih bermain aman, dan seringkali mencari investasi dengan timbal balik yang cenderung stabil. 

Tipe konservatif cenderung mengambil investasi untuk jangka panjang, contohnya deposito. Bagi investor tipe konservatif, deposito adalah pilihan yang tepat untuk menyimpan sebagian penghasilan. 

Selain deposito, pilihan instrumen investasi lain adalah properti atau logam mulia.  Rata-rata investor pemula memiliki profil risiko konservatif. 

Jika ingin investasi yang berisiko, investor akan mengalokasikan sedikit dana saja. 

Moderat

Jenis profil risiko kedua dalam berinvestasi adalah moderat.  Investor moderat adalah mereka yang sedikit berani ambil risiko (sedang),  namun tetap berhati-hati memilih jenis instrumen. Tujuan finansialnya jangka menengah. 

Biasanya investor moderat merupakan seseorang yang sudah cukup lama berinvestasi dan pernah mengalami kerugian. Sehingga telah menyiapkan mental menghadapi risiko. 

Investor moderat juga akan memaklumi fluktuasi pasar modal yang tidak signifikan, namun akan membatasi jumlah investasinya. 

Kendati demikian, mereka belum benar-benar siap dengan kerugian terlalu besar, di mana rentang toleransi kerugian rata-rata 15% saja. 

Selain itu, investor moderat biasanya telah membagi investasi ke beberapa produk dengan tingkat risiko yang berbeda. 

Jenis instrumen investasi yang cocok untuk tipe moderat adalah produk yang memberikan imbal banyak, seperti reksa dana campuran. 

Agresif

Jenis profil risiko berinvestasi lainnya adalah agresif. Investor yang agresif menyukai risiko tinggi. Mereka telah siap jika modal pokoknya berkurang atau hilang demi hasil yang jauh lebih tinggi. 

Investor tipe agresif memang lebih berpengalaman  sehingga tidak takut menaruh modal besar pada instrumen berisiko. Jenis instrumen investasi pilihannya adalah saham. 

Fluktuasi pasar modal justru akan meningkatkan adrenalin. Pada saat harga saham turun, investor tipe agresif akan merasa bahwa ini peluang untuk membeli portofolio baru. Dengan keyakinan harga akan naik kembali dalam jangka waktu tertentu.

Rata-rata tipe investor agresif mempunyai tujuan finansial yang panjang dan memiliki budget khusus untuk berinvestasi.   Oleh karena itulah, tipe agresif tidak terlalu khawatir akan kerugian. 

Tips Mengenal Profil Risiko Berinvestasi

Untuk mengetahui Anda termasuk tipe profil risiko yang mana, memang tidak bisa hanya dengan menebak-nebak. 

Biasanya, penyedia produk investasi akan memberikan kuesioner sebelum Anda memulai berinvestasi.  Pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner seputar faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya kesanggupan Anda dalam menghadapi risiko. 

Setelah Anda mengenali profil risiko berinvestasi, maka selanjutnya sesuaikan instrumen yang cocok dalam portfolio investasi Anda. Atau, Anda juga bisa membaca tips mengenal dan memilih investasi yang aman bagi pemula sebagai panduan.

Memilih Investasi yang Aman dan 3 Tips Praktikal Bagi Pemula

Dengan banyaknya platform dan aplikasi yang menjadi wadah berinvestasi secara online, pemula pasti bingung memilih tempat investasi yang aman tapi jelas menguntungkan.

Baru belajar investasi online? Kenali tips mengenal dan memilih jenis investasi newbie friendly lewat artikel ini. Terdapat macam macam investasi terbaik yang memberikan petunjuk di mana seharusnya Anda berinvestasi.

Langsung baca di bawah, yuk!

3 Tips Praktikal Serta Cara Investasi yang Aman dan Benar

Dari tiga tips praktikal ini, nomor satu jadi yang paling krusial karena.. Baca alasannya di bawah ini:

1. Lakukan Riset Mendalam Tentang Jenis Investasinya

Sebelum berkomitmen penuh untuk investasi, lakukan riset mendalam tentang jenis investasinya. Contoh, Anda ingin berinvestasi deposito. Dengan riset sederhana akan terlihat kalau data terbaru menunjukkan bunga deposito di beberapa bank semakin menurun dari waktu ke waktu.

Temukan fakta-fakta tentang bidang investasi yang Anda ingin masuki dengan riset sederhana lewat internet. Youtube, Google dan Blog adalah “guru” terbaik Anda untuk melakukan riset.

Dari fakta baru yang terkumpul, buat kesimpulan apakah Anda siap dengan risikonya? Apa Anda sudah siap untuk riset setiap hari? Dan yang terpenting, apakah Anda menyukai model investasinya dan ingin mempelajarinya terus-menerus?

2. Pahami Kalau Semua Jenis Investasi Pasti Memiliki Risiko

Setelah melakukan riset, maka akan tersirat sebuah fakta yang sudah pasti Anda tahu tapi masih belum meyakininya 100 persen. Fakta tersebut adalah bahwa semua jenis investasi, terlepas dari platform dan jenisnya, pasti memiliki risiko. Tidak ada investasi yang 100% aman.

Bahkan investasi reksadana yang digembar-gemborkan aman, bisa menurun nilainya dan membuat investor rugi.

3. Belajar dan Dengarkan Saran Ahli

Selain belajar dan mendengarkan saran ahli, Anda juga harus melakukan riset tentang orang tersebut. Jangan telan mentah-mentah setiap saran yang Anda dengarkan, apalagi yang sumbernya dari internet.

Inilah salah satu alasan kenapa Riset Mendalam jadi langkah praktikal nomor satu. Pelajari semua ilmu investasi yang Anda temukan di internet, tapi jangan lupa untuk melakukan fact-check sebelum meyakini informasinya 100% benar.

Tempat Investasi yang Aman dan Menguntungkan Untuk Pemula

Dari tips praktikal di atas, kesimpulannya adalah: (1) investasi yang baik seharusnya mendapat jaminan cuan walau sedikit, (2) minim risiko dan (3) proses belajarnya cepat, serta menunjukkan fakta positif dari hasil riset terbaru. 

Dari syarat-syarat tersebut, inilah tujuh rekomendasi investasi paling aman saat pandemi.

1. Deposito: Untung 4-7% per Tahun (Ada Pajaknya Sebesar 20%)

Catatan: pajak 20% berlaku saat Anda memiliki deposito di atas Rp. 7 juta.

Menjadi opsi investasi terbaik bagi pemula, deposito adalah salah satu cara teraman untuk Anda yang ingin mendapatkan keuntungan pasti dari investasi.

Deposito adalah investasi yang ditawarkan oleh bank dengan bunga yang lebih tinggi dari tabungan. Perbedaannya dengan tabungan di bank adalah, Anda tidak bisa mengambil deposito setiap saat. Ada jangka waktu tertentu sebelum Anda bisa mengambil deposito di bank: 1, 3, 6 , 12, atau per 24 bulan.

Bagaimana bisa deposito menjadi investasi paling aman dan tanpa risiko?

Karena jenis investasi ini sudah mendapat jaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Artinya, ketika bank tempat Anda menaruh deposito bangkrut, Anda tetap mendapat dana deposito dari LPS maksimal Rp 2 miliar.

2. Reksadana: Berinvestasi Tanpa Pengetahuan Apapun

Reksadana sangat cocok sebagai wadah investasi bagi pemula. Karena hanya memerlukan modal kecil, tidak membutuhkan pengetahuan investasi apa pun dan untungnya lumayan (mencapai 20% per tahun).

Ketika berinvestasi ke reksadana, uang investasi Anda akan dikelola langsung oleh manajer investasi terbaik. Uang tersebut kemudian digunakan sebagai modal untuk berinvestasi di pasar modal.

3. Emas: Investasi Berlikuiditas Tinggi

“Bermain” emas sangat enak karena termasuk ke dalam jenis investasi dengan likuiditas tinggi. Artinya, Anda bisa mencairkan dana investasi kapan saja, tidak seperti deposito.

Harga emas yang cenderung naik membuat investasi ini cocok pemula yang ingin mempunyai opsi investasi aman tanpa risiko sama sekali. Tapi, bukan berarti investasi emas pasti mendatangkan keuntungan, lo. Harga emas juga fluktuatif, bisa turun walaupun sedikit nilainya.

4. Surat Berharga Negara (SBN): Berinvestasi Sambil Membantu Negara

Karena hanya memerlukan dana awal sebesar Rp. 1 juta, investasi Surat Berharga Negara (SBN) sangat cocok untuk pemula dan kaum milenial. SBN adalah produk investasi yang mendapat jaminan langsung dari pemerintah dan sudah pasti aman, terjangkau, serta menguntungkan pesertanya.

Anda bisa mulai berinvestasi SBN melalui berbagai aplikasi investasi yang bisa Anda download di Google Play Store atau Apple Store secara gratis. 

Dengan jaminan keuntungan lebih dari 6 persen, Anda bisa langsung mencoba investasi ini sekaligus bisa membantu perekonomian negara.

5. Saham: Modalnya Kecil, Untungnya Besar, Risikonya Juga Besar

Pasar modal adalah tempat di mana Anda bisa membeli “hak” kepemilikan sebuah perusahaan apapun (asalkan terdaftar di pasar modal). Ketika membeli “hak”, maka Anda memiliki saham di perusahaan tersebut dan memiliki status sedang berinvestasi.

Saham menjadi salah satu investasi populer karena bisa mengubah jalan hidup seseorang dengan menjanjikan keuntungan yang sangat besar.

Meski m menjanjikan keuntungan besar, risiko bermain saham juga paling besar daripada instrumen investasi yang lain.

6. P2P Lending: Investasi Modal Kecil yang Pasti Menguntungkan

Punya uang Rp 100 ribu? Anda bisa menginvestasikannya ke Peer to Peer Lending (P2P). Modal investasi Anda akan dijadikan platform sebagai dana yang kemudian dipinjamkan kepada peminjam, contohnya UMKM yang membutuhkan suntikan modal usaha.

Gampangnya, Anda bisa melihat salah satu fenomena yang sekarang sedang naik daun bernama pinjaman online (pinjol). Pinjol adalah salah satu bentuk nyata dari praktek investasi Peer to Peer Lending.

Kalau Anda ingin berinvestasi di sini, pastikan platform yang Anda pilih terdaftar di investasi online Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini ditujukan agar prosedurnya terjamin, legal secara hukum dan lebih aman.

7. Forex: Cuan Asalkan Bisa Analisis dan Menghitung Momen

Mendapat pengawasan langsung dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag, investasi Forex cocok untuk pemula yang ingin belajar trading untuk mendapatkan keuntungan besar dan siap menanggung risiko.

Forex adalah investasi yang menjual-belikan mata uang asing atau valas yang bisa dilakukan 24 jam penuh secara real-time. Tidak seperti saham yang hanya bisa dilakukan saat jam kerja.

Artinya, untuk untung investasi Forex Anda harus siap mencari momentum 24 jam penuh untuk bisa untung. Memerlukan analisis dan perhitungan khusus, Anda bisa mendaftar di broker forex resmi sekaligus belajar menjadi trader ulung.

Penutup

Kalau Anda mencari tempat investasi aman dan pasti menguntungkan, deposito, reksadana, emas, SBN dan P2P Lending adalah pilihan yang tepat. Karena: (1) risikonya minim, (2) banyak expert yang bisa Anda dengar pendapatnya (jangan lupa lakukan fact-check) dan (3) menunjukkan tren positif di beberapa bulan ini.

Jangan lewatkan juga berbagai artikel tips keuangan lainnya sebagai salah satu sumber inspirasi untuk meningkatkan finansial Anda.