Wujudkan Semua Mimpi

Biaya Renovasi Atap Rumah: Cara Hitung Luas dan Estimasi Biayanya

Biaya renovasi atap rumah sering kali menjadi dilema. Mau pilih jenis atap yang mahal? Takut memberatkan keuangan. Pilih yang murah? Khawatir cepat rusak.

Terlebih, biaya renovasi atap tidak hanya mencakup atap baru saja. Anda juga perlu menyiapkan biaya lainnya, seperti:

  • Biaya jasa tukang,
  • Biaya untuk pengeluaran tak terduga.

Artikel ini membahas secara lengkap semua komponen biaya renovasi atap, beserta perhitungannya untuk berbagai tipe rumah: Tipe 36, Tipe 45, dan Tipe 60.

Dengan ini, Anda bisa mendapatkan hasil renovasi yang memuaskan tanpa melenceng dari budget.

Renovasi Atap: Biaya Apa Saja yang Harus Disiapkan?

Ada tiga komponen utama dalam biaya renovasi atap, yaitu:

Biaya Atap Baru

Memilih jenis atap bukan hanya soal harga, tapi juga mempertimbangkan ketahanan. Dan biasanya, harga atap mencerminkan daya tahannya.

Berikut urutan jenis atap rumah[1], dari yang termahal hingga termurah, beserta keunggulan dan kekurangannya:

Harga Tinggi:

Jenis AtapKeunggulanKekurangan
Atap Onduline (Bitumen)Ringan dan fleksibelKedap suara dan tidak berisik saat hujanHarga mahalRentan terhadap jamur di daerah lembab
Atap uPVCTahan lama dan anti-karatReduksi panas yang baikRelatif mahalPerlu insulasi tambahan untuk suara

Menengah (tergantung kualitas):

Jenis AtapKeunggulanKekurangan
Atap Genteng Metal (Baja Ringan, Spandek, Galvalume, Zincalume)Kokoh dan tahan lamaTersedia dalam berbagai pilihan warnaBising saat hujanMemerlukan insulasi panas tambahan
Atap BetonDaya tahan tinggiMeredam suhu dan suara dengan baikBerat, memerlukan rangka yang kuatMudah retak jika pengerjaan salah

Murah:

Jenis AtapKeunggulanKekurangan
Genteng Tanah LiatTahan lamaRinganRentan berlumut atau berjamurMudah pecah

Catatan: Meskipun populer dan memiliki harga murah, sebaiknya Anda tidak menggunakan atap asbes karena berbahaya bagi kesehatan.

Biaya Jasa Renovasi Atap

Dalam hal jasa penggantian atap, Anda memiliki dua pilihan sistem kerja: borongan atau harian. Mana yang lebih cocok? Begini cara memilihnya:

  • Pilih borongan jika ingin cepat selesai dan tidak mau ribet.
  • Pilih harian jika ingin kontrol penuh dan bisa mengawasi langsung, dan tak masalah pengerjaan lebih lama selesai.

Tips hemat: Untuk merampingkan biaya renovasi, Anda bisa mengambil jalan tengah dengan memilih sistem borongan upah. Jadi, Anda hanya membayar biasa jasa, namun materialnya Anda beli sendiri.

Biaya Tambahan

Komponen ini mencakup biaya tambahan yang mungkin muncul, bergantung pada kondisi rumah saat renovasi:

  • Penggantian Rangka Atap: Jika rangka atap lama sudah rapuh, Anda perlu menggantinya dengan material yang sesuai dengan jenis atap pilihan Anda.
  • Lapisan Anti Bocor (Waterproofing): Penting untuk melindungi atap dari kebocoran.
  • Insulasi Atap: Ini bersifat opsional, tetapi sangat disarankan jika Anda ingin meredam panas dan suara. Atap metal dan uPVC, khususnya, membutuhkan insulasi untuk kenyamanan lebih.
  • Sewa Scaffolding: Jika rumah Anda bertingkat, biaya sewa scaffolding untuk akses ke atap juga perlu diperhitungkan.
  • Penggantian Plafon: Pastikan plafon yang terkena dampak renovasi diganti dengan bahan yang sesuai.
  • Cat Ulang Atap: Sifatnya opsional, untuk menambahkan nilai estetika pada atap.

Dengan mengetahui komponen lengkap biaya renovasi rumah, Anda bisa merencanakan anggaran renovasi dengan lebih efisien.

Cara Menghitung Luas Atap dengan Akurat

Sebelum menghitung biaya atap rumah, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengetahui luas atap. Ini penting untuk menentukan berapa banyak material yang perlu Anda beli.

Rumus menghitung luas atap berbeda-beda, bergantung pada bentuk atap rumahnya.

Di Indonesia, bentuk atap yang paling populer adalah atap pelana[2], yaitu atap miring dua sisi berbentuk segitiga. Untuk bentuk ini, rumusnya[3] adalah:

Luas Atap Satu Sisi: (Panjang Sisi Miring Atap x Lebar Rumah)Luas Atap Dua Sisi: (Panjang Sisi Miring Atap x Lebar Rumah) x 2

Perlu diingat, dalam menghitung lebar rumah, Anda juga perlu memperhitungkan overstek.

Overstek, atau topi-topi, adalah lebihan atap yang menjorok keluar untuk melindungi dinding dari hujan dan panas. Saat mengganti atap, overstek perlu Anda tambahkan ke ukuran lebar rumah.

Perhatikan contoh ini:

  • Ukuran lebar rumah (bangunan saja) = 8 meter
  • Rencana overstek = 0,5 meter per sisi. 0,5 x 4 = 2
  • Lebar rumah dengan overstek = 8 meter + 2 meter = 10 meter

Overstek tidak wajib digunakan pada setiap atap rumah. Namun, ini umum digunakan pada atap rumah yang miring.

Dengan asumsi panjang sisi miring atap = 12 meter, berikut perhitungan luasnya:

  • Panjang sisi miring atap = 12 meter
  • Lebar rumah = 8 meter
  • Lebar rumah dengan overstek = 8 meter + 2 meter = 10 meter

Jadi, luas dua sisi atap = (12 meter x 10 meter) x 2 = 280 m²

Estimasi Biaya Renovasi Atap Sesuai Tipe Rumah

Berikut adalah estimasi biaya renovasi atap untuk rumah Tipe 36, Tipe 45, dan Tipe 60, dengan asumsi:

  • Atap berbentuk pelana
  • Estimasi menggunakan 3-5 tukang
  • Estimasi waktu pengerjaan 3-4 hari

Biaya Renovasi Atap Rumah Tipe 36

Biaya Renovasi Atap Rumah Tipe 36

Biaya Renovasi Atap Rumah Tipe 45

Biaya Renovasi Atap Rumah Tipe 45

Biaya Renovasi Atap Rumah Tipe 60

Biaya Renovasi Atap Rumah Tipe 60

Butuh biaya tambahan untuk renovasi atap rumah? Layanan pinjaman multiguna MUFDana siap membantu.

Hanya dengan menjaminkan BPKB, Anda bisa mendapat biaya renovasi atap rumah dengan mudah dan cepat. Plafon yang tinggi dan tenor yang rendah membuat Anda bisa memilih jenis atap dengan kualitas terbaik, demi rumah yang nyaman untuk Anda dan orang-orang terkasih.

10 Cara Bisnis di Usia Muda dari Nol, Ini Kunci Suksesnya

Belajar cara bisnis di usia muda itu menguntungkan. Apalagi, saat ini banyak pengusaha sukses yang ternyata memang sudah mulai sejak muda.

Survei global membuktikan, usia rata-rata mereka memulai bisnis adalah 27,7 tahun.[1] Artinya, anak muda sekarang makin sadar untuk berbisnis sejak dini.

Bahkan di Indonesia, 35,5% anak mudanya ingin berwirausaha.[2]

Jika Anda ingin menjadi bagian dari para pengusaha muda, artikel ini akan memberi tahu cara sukses bisnis di usia muda.

Bagaimana Cara Bisnis di Usia Muda yang Sukses?

Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Anda ikuti:[3][4]

1. Cari Ide Bisnis dari Hal yang Anda Suka

Pertama, cara bisnis di usia muda dari nol sebaiknya dimulai dengan menemukan ide sesuai passion.

Alasannya, passion dalam bisnis akan menginspirasi Anda untuk terus bekerja.

Jadi, coba perhatikan hal yang Anda suka, kemudian pikirkan inovasi yang bisa menjadi solusi bagi orang lain terkait hal tersebut.

Salah satu contoh ide bisnis yang terlahir dari hobi misalnya joki game.

Anda punya skill dan waktu untuk menaikkan level permainan. Sementara itu, konsumen tidak punya keduanya.

Solusi yang bisa ditawarkan adalah jasa joki.

Hasilnya, sudah banyak joki game profesional yang sukses raup puluhan juta per bulan.[4]

2. Uji Ide Bisnis Sebelum Mulai

Selanjutnya, jangan buru-buru mengeluarkan modal besar sebelum memastikan ide bisnis Anda benar memiliki potensi.

Caranya? Lakukan riset pasar untuk memahami kebutuhan dan preferensi target konsumen.

Misalnya, jika Anda ingin membuka clothing line dengan desain sendiri. Coba buat beberapa sampel dulu, lalu tawarkan kepada teman atau kenalan.

Dapatkan feedback mereka sebagai evaluasi. Selain itu, pelajari kompetitor untuk menemukan celah pasar yang belum tergarap.

3. Susun Perencanaan Keuangan dengan Matang

Salah satu kunci cara memulai bisnis di usia muda adalah perencanaan keuangan yang matang.

Gunakan modal secara terukur dan kelola keuangan bisnis dengan disiplin.

Jika kesulitan menghitung manual, manfaatkan software akuntansi sederhana untuk memudahkan pengelolaan arus kas.

Jangan lupa selalu mencatat setiap transaksi keuangan, sekecil apapun itu.

Butuh tambahan modal? Pertimbangkan opsi pinjaman jaminan BPKB kendaraan dari MUFDana. Pelunasannya bisa 3-5 tahun.

4. Cari Mentor atau Teman yang Sudah Berpengalaman

Cara membangun bisnis di usia muda akan lebih mudah apabila Anda punya mentor.

Peran mentor adalah memberikan bimbingan, saran, dan masukan yang berharga berdasarkan pengalaman mereka.

Bagaimana cara mencari mentor?[5]

Katakanlah Anda belum punya teman yang sukses berbisnis.

Maka, bergabunglah dengan komunitas pengusaha di media sosial, hadiri acara-acara bisnis, dan kenalan dengan pelaku bisnis di industri yang sama.

5. Manfaatkan Platform Digital untuk Tampil

Sebagai anak muda, Anda harus lebih melek pemanfaatan platform digital seperti media sosial, mesin pencari, e-commerce, bahkan AI.

Gunakan platform digital sebagai tempat mempromosikan produk, layanan, atau diri Anda.

Dari online presence ini, mungkin akan ada peluang yang datang. Anda tidak pernah tahu, tetapi persiapkan hal itu.

6. Pisahkan Keuangan Pribadi & Bisnis

Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pengusaha muda adalah mencampuradukkan keuangan pribadi dan bisnis.

Hal ini dapat menyebabkan masalah keuangan di kemudian hari.

Solusinya mudah saja. Cukup buat rekening bank terpisah untuk bisnis Anda dan catat semua transaksi secara teratur.

Tetapkan anggaran yang jelas untuk pengeluaran pribadi dan bisnis.

Investasikan kembali sebagian keuntungan bisnis untuk pengembangan usaha dan dana darurat.

7. Jangan Malu Minta Bantuan

Bisakah anak muda memulai bisnis dengan modal nol?

Bisa saja, asal Anda tidak malu meminta bantuan.

Ya, cara bisnis di usia muda tanpa modal adalah dengan mencari dukungan dari orang-orang terdekat.

Sebagai anak muda, kadang-kadang memang ada perasaan harus melakukan semuanya sendiri.

Namun, cara ini justru membuat Anda tidak fokus pada hal-hal yang lebih penting. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain.

8. Tingkatkan Wawasan Bisnis secara Kontinu

Dunia bisnis cepat berubah dan berkembang, terutama di platform digital.

Untuk tetap relevan dan kompetitif, Anda perlu terus meningkatkan kompetensi diri.

Ikuti pelatihan online, seminar, baca buku, artikel, atau minimal dengarkan podcast tentang tentang berbagai aspek bisnis.

Intinya, jangan pernah berhenti belajar dan beradaptasi dengan perubahan.

9. Jaga Keseimbangan Antara Bisnis dan Kehidupan Pribadi

Cara bisnis di usia muda sejak SMA atau masa kuliah yang ideal adalah dengan menjaga keseimbangan antara bisnis dan kehidupan pribadi.

Pasalnya, mental health telah menjadi isu serius di kalangan pengusaha muda.[6]

Menjaga Keseimbangan Antara Bisnis dan Kehidupan Pribadi

Jangan biarkan bisnis menguasai seluruh waktu dan energi Anda. Luangkan waktu untuk kehidupan dan istirahat yang cukup.

10. Pantang Menyerah & Rayakan Kemenangan Kecil

Perjalanan bisnis butuh konsistensi.

Pasti akan ada saat-saat sulit yang Anda hadapi. 

Ketika momen tersebut datang, jangan mudah menyerah. Jadikan kegagalan sebagai pelajaran berharga dan teruslah berusaha.

Rayakan setiap pencapaian, sekecil apapun itu, sebagai pengakuan atas kerja keras Anda agar tetap termotivasi untuk terus maju meraih kesuksesan. 

Jangan Takut Bisnis di Usia Muda!

Panduan cara bisnis di usia muda barusan cuma langkah awal.

Ingatlah kata-kata ini: “Jika Anda ingin melakukannya, lakukan sekarang. Jika tidak, Anda mungkin akan menyesalinya.”[7]

Bisnis di usia muda memang penuh tantangan. Namun, justru di sinilah letak keistimewaannya.

Anda masih memiliki energi, waktu, dan fleksibilitas untuk bangkit dari kegagalan. Jadi, jangan biarkan rasa takut menghalangi langkah Anda!

Modal Usaha Ramen Jepang Franchise, Paket Siap Jualan!

Modal usaha ramen makin terjangkau melalui sistem franchise atau kemitraan yang banyak bermunculan di berbagai tempat.

Jalur franchise ini bisa dibilang jadi solusi praktis membuka usaha ramen karena Anda tidak perlu membuat resep dan menyiapkan sistem bisnisnya dari awal.

Dengan investasi minimal Rp5 juta, Anda sudah mendapatkan paket usaha lengkap dari brand ramen populer.

Jika Anda bingung mulai dari mana, artikel ini akan merekomendasikan beberapa franchise ramen dengan modal kemitraan yang relatif terjangkau.

Berapa Modal Usaha Ramen Sistem Franchise/Kemitraan?

Modal Usaha Ramen

Modal termurah mulai 5 jutaan untuk franchise ramen kaki lima dengan gerobak atau booth, sampai 50 jutaan untuk outlet ramen sederhana.

Berikut daftar franchise ramen yang dapat Anda pertimbangkan:

1. Hack Ramen (Rp5 Juta – 15 Juta)

Hack Ramen viral di TikTok karena konsep unik dan harganya yang murah, 15 ribuan saja per porsi.

Mereka mengklaim sebagai pionir ramen gerobak dorong halal di Indonesia. Tak heran, banyak investor tertarik dengan potensi yang ditawarkan.

Untuk kemitraan virtual, modal usaha ramen kaki lima ini hanya Rp5 juta.[1]

Jika Anda menginginkan paket lengkap dengan gerobak besi, modalnya Rp15 juta. 

2. Kariyami Ramen (Rp5 Juta – Rp7,5 Juta)

Kariyami bisa menjadi opsi menarik lainnya dengan modal yang terjangkau.

Menariknya, mereka juga mengklaim sebagai “Ramen Gerobak Viral”, walaupun sebenarnya menggunakan booth.

Modal usaha ramen gerobak Kariyami Ramen mulai Rp5 juta hingga Rp7,5 juta, tergantung lokasi.[2][3]

Anda akan mendapatkan paket usaha siap jualan untuk 50 porsi, termasuk booth, peralatan, perlengkapan promosi, dan branding.

Untuk menunya, Kariyami Ramen menawarkan berbagai pilihan ramen bercita rasa khas Jepang dengan harga porsi termurah 13 ribuan.

3. Warung Ramen Bombest (Rp9,5 Juta – Rp15 juta)

Selanjutnya, Warung Ramen Bombest membuka kemitraan ramen konsep booth dengan modal awal Rp15 juta. Saat promo, Anda bahkan bisa mendapatkan harga Rp9,5 juta.[4]

Kelengkapan usaha yang diberikan meliputi booth, peralatan jualan, dan paket ramen 90 porsi.

Keunggulan Warung Ramen Bombest yaitu tidak ada biaya royalti. Produk mereka juga lebih tahan lama sehingga mudah disimpan dan tidak cepat basi.

Cara penyajiannya menunya pun praktis, cocok untuk pemula. Harganya hanya 15 ribuan per porsi.[5]

4. Ameno Ramen (Rp15 Juta – Rp30 Juta)

Berdiri sejak 2017, brand asal Solo ini punya konsep gerai ramen yang cukup langka, perpaduan angkringan dengan nuansa Jepang.[6]

Ameno Ramen menawarkan dua pilihan paket franchise, yaitu Rp15 juta dan Rp30 juta.[7]

Modal usaha ramen franchise yang pertama senilai Rp15 juta mencakup bahan baku untuk 50 porsi dan akses konsultasi usaha.

Sementara paket sebesar Rp30 juta memberikan fasilitas yang lebih komprehensif, termasuk booth dan bahan baku untuk 100 porsi pertama.

Konsep angkringan ramen Jepang benar-benar menjadi nilai plus bagi Ameno Ramen.

5. Kuramen (Rp20 Juta)

Kuramen Pademangan menjual ramen kering Jepang dengan teknik memasak yang berbeda dengan ramen pada umumnya.

Selain keunikan pada menu, identitas brand yang unik juga terlihat di setiap elemen mereka, yang mana itu memunculkan daya tarik tersendiri.

Bagi Anda yang berminat jadi mitra, modal usaha ramen Jepang ini 20 jutaan, mencakup peralatan, SOP, training, dan pendaftaran aplikasi pesan antar.[8]

Harga jual per porsinya sekitar 20 ribuan. Dengan konsep outlet yang modern, Kuramen cocok bagi Anda yang ingin tampil beda di bisnis ramen.

6. Osaka Ramen (Rp10 Juta – Rp50 Juta)

Osaka Ramen Depok merupakan salah satu pelopor ramen kaki lima gerobak yang membuka franchise.

Sejak 2013, mereka fokus pada kemitraan di wilayah Jabodetabek. Menu yang 100% halal sangat mereka tonjolkan di promosi kemitraannya.

Keunggulan Osaka Ramen terletak pada kualitas rasa dan kesegaran ramennya. Ini karena mereka membuat mie sendiri tanpa bahan pengawet.

Modal kemitraannya fleksibel, dari yang termurah Rp10 juta hingga Rp50 juta.[9]

Tidak ada biaya royalti dan mitra bebas menentukan harga jual sesuai kondisi pasar lokal.

7. Shojin Ramen & Udon (Rp35 Juta – Rp58 Juta)

Rekomendasi terakhir di daftar ini jatuh pada Shojin Ramen & Udon.

Meski mereka mengedepankan usaha dalam bentuk outlet, bukan gerobak, tetapi modalnya masih relatif terjangkau daripada franchise restoran ramen mewah.

Tersedia tiga pilihan franchise, yaitu paket hemat (Rp35 juta), paket medium (Rp49 juta), dan paket lengkap (Rp58 juta).[10]

Perbedaan setiap paket terletak pada jumlah perlengkapannya.

Selain itu, Shojin Ramen & Udon memberikan desain outlet gratis, tetapi modal awal ini tidak termasuk biaya pengiriman dan akomodasi training.

Meski juga tidak ada biaya royalti, lisensi franchise wajib diperpanjang setiap 5 tahun sekali.

Tantangan dan Solusi Usaha Ramen Franchise untuk Pemula

Modal awal usaha ramen berdasarkan daftar franchise di atas berkisar antara Rp5 juta sampai dengan Rp58 juta.

Namun, penting dicatat bahwa biaya ini belum termasuk sewa tempat atau pengadaan lahan usaha, yang mana menjadi tantangan utama bagi pemula.

Cari lokasi yang strategis untuk mendukung kesuksesan bisnis ramen Anda, meskipun artinya Anda pasti membutuhkan modal tambahan.

Untuk memaksimalkan modal usaha ramen, MUFDana menawarkan solusi pinjaman jaminan BPKB motor. Dapatkan plafon pinjaman hingga Rp50 juta dan tenor panjang supaya Anda segera bisa membuka usaha ramen sendiri.

Estimasi Modal Usaha Cuci Motor Salju dengan Hidrolik

Modal usaha cuci motor dengan salju dan hidrolik berkisar 10 jutaan, belum termasuk sewa tempat dan biaya operasional bulanan.

Apakah itu sepadan dengan peluang usahanya?

Peluang usaha cuci motor terbilang stabil karena tidak terpengaruh musim.[1]

Tantangannya adalah bagaimana cara menarik pelanggan, terlebih jika persaingan di lingkungan sekitar cukup ketat.

Oleh karena itu, penting untuk tidak tanggung-tanggung dalam penyediaan modal. Lengkapi peralatan dan layanannya Anda agar bisa bersaing.

Jadi, kira-kira butuh modal berapa? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Modal Awal Usaha Cuci Motor

Estimasi modal usaha cuci motor salju dengan satu alat hidrolik kurang lebih Rp10.800.000, meliputi kebutuhan pembelian peralatan utama dan pendukung.[2]

Apa saja peralatannya?

Peralatan Usaha Cuci Motor

Berikut rincian modal usaha cuci motor yang perlu Anda siapkan di awal:

PeralatanPerkiraan Harga
HidrolikRp4.500.000
KompresorRp2.500.000
Tabung SaljuRp1.700.000
Mesin Semprot AirRp400.000
Selang dan Peralatan LainnyaRp1.400.000
Promosi (Banner, Plang)Rp300.000
TotalRp10.800.000

Dengan dana 10 jutaan, Anda bisa langsung membuka layanan cuci motor di rumah dengan menyulap halaman depan atau garasi jadi tempat usaha.

Akan tetapi, Anda juga harus memperhitungkan biaya lain-lain.

Biaya Sewa Tempat & Operasional

Selain peralatan, Anda juga perlu menyiapkan perhitungan modal usaha cuci motor untuk sewa tempat dan operasional:

Sewa Tempat

Harga sewa tempat tidak bisa dipukul rata karena tergantung lokasi dan luasnya. 

Supaya gampang, asumsi Anda mampu menyisihkan dana sekitar Rp500.000 – Rp1.000.000 per bulan untuk sewa tempat.

Operasional

Selain itu, masukkan juga perhitungan biaya operasional bulanan seperti listrik, air bersih, silikon pembersih, dan sampo motor.

Biaya operasional untuk usaha cuci motor skala kecil mungkin sekitar Rp300.000 – Rp500.000 per bulan.

Jadi, jika ditotal, modal usaha cuci motor hidrolik dan salju pada bulan pertama kurang lebih 12 jutaan.

Peralatan Utama yang Dibutuhkan

Untuk mengetahui apa saja fungsi dari peralatan yang disebutkan pada rincian di atas, simak ulasan berikut:

Hidrolik

Hidrolik memudahkan proses pencucian motor dengan mengangkat kendaraan ke posisi yang nyaman untuk dikerjakan.[3]

Alat ini membantu membersihkan bagian bawah motor tanpa kesulitan sehingga waktu kerja jadi lebih efisien.

Intinya, keberadaan alat hidrolik sangat penting karena dapat meningkatkan produktivitas usaha cuci motor.

Kompresor

Modal usaha cuci motor tanpa sentuh harus menggunakan kompresor.

Anda membutuhkannya untuk menggerakkan hidrolik dan menyemprotkan busa.[4]

Di pasaran, kompresor tersedia dalam berbagai pilihan harga. Silakan pilih kompresor sesuai kebutuhan dan kemampuan modal usaha Anda.

Tabung Salju

Tabung salju berisi campuran air dan sabun khusus yang menghasilkan busa melimpah.

Sistem ini memungkinkan pencucian motor lebih merata dan bersih tanpa perlu mengelap manual.

Penggunaan busa salju ini membuat Anda lebih hemat air dan sabun.

Mesin Semprot Air

Setelah motor tertutup busa salju, Anda membutuhkan mesin semprot air untuk membilasnya.

Mesin ini menghasilkan semprotan air bertekanan tinggi yang efektif untuk membilas kotoran dan sisa-sisa sabun yang menempel.

Mengapa tidak pakai kompresor untuk menyemprot? Hal ini tidak disarankan karena berpotensi merusak komponen motor.[5]

Keunggulan Usaha Cuci Motor Salju dan Hidrolik

Jika Anda ingin membuka cuci motor sederhana dengan modal yang jauh lebih minim sebenarnya bisa-bisa saja.

Akan tetapi, ada alasan mengapa sebaiknya langsung saja menyediakan layanan cuci motor salju dengan alat hidrolik, yaitu:

  • Lebih Cepat: Proses pencucian lebih cepat dibandingkan dengan metode manual.
  • Lebih Bersih: Dengan hidrolik, bagian bawah motor juga dapat dibersihkan dengan maksimal.
  • Menarik Konsumen: Efek busa salju menjadi daya tarik visual yang menarik bagi konsumen.

Simulasi Penghasilan Cuci Motor

Disclaimer, angka-angka ini sekadar simulasi.

Dengan modal usaha cuci motor sederhana 10 jutaan, kira-kira berapa lama bisa balik modal?

Soal balik modal tergantung pada strategi manajemen Anda.

Akan tetapi, sebagai perkiraan kasar, mari coba simulasikan penghasilan usaha cuci motor untuk usaha yang baru buka.

Misalkan Anda menetapkan harga Rp30.000 per motor.[6]

Dengan asumsi mampu melayani 10 motor per hari, perhitungan omzet harian mencapai Rp300.000.

Jika dikalkulasi dalam sebulan, potensi omzet kotor yaitu Rp9.000.000.

Namun, perhitungan keuntungan memerlukan pengurangan biaya operasional.

Komponen seperti bahan pembersih, biaya listrik, air, dan sewa tempat harus masuk hitungan.

Katakanlah biayanya Rp2.500.000 per bulan. Dengan demikian, keuntungan bersih yang mungkin diraih sekitar Rp6.500.000.

Omset Usaha Cuci Motor

Catatan penting: mencapai 10 motor per hari bukanlah perkara mudah. Perlu strategi pemasaran yang tepat, pelayanan prima, dan konsistensi untuk mewujudkannya.

Dengan keuntungan bersih Rp3.200.000 per bulan, modal awal dapat kembali dalam waktu 4-5 bulan.

Modal Awal Tergantung Skala Usahanya

Kesimpulannya, modal usaha cuci motor memang bervariasi, tergantung seberapa besar skala yang Anda inginkan. 

Jika ingin dapat menangani lebih banyak motor, maka sediakan lebih dari satu hidrolik, tempat yang luas, dan gaji karyawan untuk membantu pekerjaan.

Urusan modal, dapatkan pembiayaan dari MUFDana. Dengan pinjaman modal usaha, impian Anda untuk memiliki usaha cuci motor akan segera terwujud.

Modal Usaha Fotocopy Kecil-Kecilan dengan Printer & ATK

Modal usaha fotocopy bisa mencapai belasan sampai puluhan juta rupiah. Akan tetapi, itu sebanding dengan potensi penghasilannya jika lokasinya strategis.

Yang jadi pertanyaan: apakah buka usaha fotocopy masih relevan di era serba digital seperti sekarang?[1]

Masih. Alasannya, dokumen fisik tetap dibutuhkan dalam berbagai urusan administrasi. Selain itu, cakupan layanannya bisa dikembangkan lebih luas.

Jadi, meski butuh modal awal yang cukup besar, peluang keuntungannya tetap menjanjikan.

Bagi Anda yang tertarik, silahkan pelajari lebih lanjut peluang dan detail komponen modal usaha fotocopy kecil kecilan untuk pemula.

Usaha Fotocopy Meliputi Apa Saja?

Untuk memaksimalkan potensi pendapatan, biasanya usaha fotocopy menyediakan berbagai layanan yang saling melengkapi, seperti:

  • Fotocopy hitam-putih,
  • Scanning dokumen,
  • Printing dokumen dan foto,
  • Penjilidan,
  • Laminating,
  • Press,
  • Pengetikan dan pengeditan dokumen,
  • Penjualan alat tulis kantor (ATK), dll.

Ragam layanan tersebut memengaruhi modal yang diperlukan.

Namun jangan khawatir, Anda bisa memulai dengan beberapa layanan utama terlebih dahulu, kemudian ditambah seiring berkembangnya usaha.

Berapa Modal Usaha Fotocopy?

Estimasi modal usaha fotocopy pemula minimal Rp15–30 juta, tergantung skala layanan dan lokasi Anda.[2][3]

Angka ini mencakup biaya sewa tempat, peralatan, serta berbagai perlengkapan pendukung. Daftar kebutuhan wajib yang perlu Anda siapkan antara lain:

  • Mesin fotocopy,
  • Komputer,
  • Printer dan scanner,
  • Kertas fotocopy,
  • Pemotong kertas,
  • Mesin laminating,
  • Sealer,
  • Alat tulis kantor (ATK),
  • Etalase kaca,
  • Meja dan kursi.

Mari bahas rincian modal untuk setiap komponennya.

Rincian Modal Usaha Fotocopy (Estimasi)

Perlengkapan Usaha Fotocopy

Berikut adalah modal minimum yang perlu Anda siapkan untuk memulai usaha fotocopy skala kecil:

1. Mesin Fotokopi (Rp3 juta – Rp10 juta)

Dari daftar barang yang tertera, mesin fotocopy merupakan investasi peralatan terbesar yang menghabiskan 50-70% total modal.

Beberapa rekomendasi mesin termurah tapi berkualitas di marketplace antara lain:[4]

  • Canon MF 645 CX: Rp10.000.000
  • KYOCERA M2040dn: Rp8.000.000
  • Brother DCP L2540DW: Rp3.000.000 (Rekomendasi untuk pemula)[5]

Alternatifnya, beli mesin fotocopy bekas yang kondisinya masih bagus.

2. Komputer/PC (Rp2,5 juta)

Rata-rata jasa fotocopy melayani pengeditan dokumen. Jadi, Anda membutuhkan komputer untuk operasionalnya.

Dengan budget 2 jutaan, Anda sudah mendapatkan komputer rakitan plus monitor dengan spesifikasi:

  • Monitor 22 inci
  • Prosesor Intel Core i5
  • RAM 8 GB
  • Penyimpanan SSD 120GB

3. Printer & Scanner All in One (Rp850 Ribu)

Meski mesin fotocopy-nya multifungsi, printer terpisah tetap diperlukan untuk melayani cetak dokumen berwarna dan foto.

Jadi, setidaknya siapkan tambahan modal usaha fotocopy dan print sekitar Rp1,5 untuk membeli printer. Printer all in one yang efisien, contohnya Canon Pixma E410.[6]

4. Kertas Fotocopy (Rp1,06 juta)

Stok kertas menjadi komponen penting yang harus selalu tersedia.

Pastikan ukurannya sesuai dengan mesin fotocopy dan printer yang Anda beli.

Katakanlah cetakannya support ukuran kertas hingga F4. Maka setidaknya Anda perlu menyiapkan kertas ukuran A4 dan F4.

Harga per karton (5 rim):

  • Kertas F4 70 gsm: Rp280.000
  • Kertas A4 70 gsm: Rp250.000

Beli setidaknya 4 karton untuk stok.

5. Peralatan Pendukung (Rp1,05 juta)

Daftar peralatan pendukung ini berguna untuk menyediakan layanan yang lebih lengkap kepada pelanggan, mencakup:

  • Pemotong kertas: Rp200.000
  • Mesin laminating: Rp700.000
  • Sealer untuk press plastik: Rp150.000

Untuk kebutuhan laminating dan press, Anda juga perlu membeli plastiknya. Harga bervariasi, tergantung merek dan ukuran.

5. Alat Tulis Kantor (Rp3,5 juta)

Kenapa modal usaha fotocopy dan ATK mahal?

Pasalnya, selain menjual jasa, Anda juga menjual berbagai macam alat tulis kantor (ATK).

Sediakan stok ATK lengkap yang sering dicari pelanggan, seperti pulpen, pensil, spidol, highlighter, stapler, penjepit kertas, penggaris, buku tulis, dll.

Jika bingung menentukan barang-barangnya, Anda bisa beli paket ATK khusus usaha fotocopy.

6. Etalase Kaca (Rp2 juta)

Selanjutnya, Anda perlu membeli etalase untuk memajang ATK agar memudahkan pelanggan melihat produk yang mereka butuhkan.

Silakan beli etalase kaca dengan panjang minimal 1,5 meter atau sesuai ukuran ruangan tempat usaha.

7. Meja dan Kursi (Rp1,3 juta)

Perabot tambahan lainnya adalah meja dan kursi.

Anda butuh satu meja untuk melayani pelanggan dan meletakkan komputer, satu kursi kerja operator, dan dua kursi tunggu pelanggan.

Rincian harganya sebagai berikut:

  • 1 Meja operator: Rp700.000
  • 1 Kursi kerja: Rp300.000
  • 2 kursi tunggu: Rp300.000

8. Sewa Tempat per Tahun (≥Rp10 Juta)

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, kunci keberhasilan usaha fotocopy adalah lokasi yang strategis, seperti di dekat kampus, sekolah, atau perkantoran.

Pastikan juga tempatnya visibel dan minimal memiliki lahan parkir untuk motor.

Biaya sewa Rp10 juta sendiri hanya kisaran kasar karena di setiap daerah pasti berbeda-beda.

Jika ingin lebih hemat, Anda bisa buka usaha fotocopy di rumah sehingga modal difokuskan pada peralatan dan perlengkapan.

Akses Pembiayaan Usaha untuk Buka Tempat Fotocopy

Rincian Modal Usaha

Secara umum, total modal usaha fotocopy rumahan minimal 15 jutaan.

Sementara untuk usaha dengan sewa tempat, Anda perlu menyiapkan dana hingga 30 jutaan atau mungkin lebih.

Biaya operasional belum termasuk dalam hitungan.

Supaya rencana bisnis Anda cepat terealisasi, manfaatkan pinjaman multiguna MUFDana. Dapatkan pinjaman modal usaha fotocopy hingga Rp50.000.000 dengan tenor 12-36 bulan.

Cara Mendapatkan Modal Usaha untuk UMKM dari Berbagai Sumber

Salah satu kendala yang sering dihadapi UMKM adalah kurangnya pengetahuan tentang cara mendapatkan modal usaha.

Faktanya, menurut OJK, sebanyak 74% UMKM memang masih kesulitan mengakses modal.[1]

Alhasil, keterbatasan modal sering menjadi penghambat ketika memulai usaha maupun saat ingin melakukan scale up.

Untuk membantu Anda, artikel ini akan membahas berbagai sumber modal usaha yang bisa dimanfaatkan. Langsung saja simak ulasan lengkapnya.

Dari Mana Saja Modal Usaha Dapat Diperoleh?

Modal Usaha

Ada banyak jalan menuju Roma, begitu pula dengan cara mendapatkan modal. Silahkan pertimbangkan daftar sumber modal usaha berikut ini:

1. Menabung dari Gaji

Cara mendapatkan modal usaha tanpa utang yang paling aman adalah dengan menabung dari gaji.

Bagi Anda yang masih bekerja dan berencana membuka usaha, mulailah mengalokasikan 20% dari pendapatan bulanan.[2]

Atur targetnya, yaitu menyiapkan dana modal yang cukup untuk menjalankan usaha selama 6-12 bulan ke depan.[3]

2. Temukan Angel Investor Anda

Sederhananya, angel investor adalah individu kaya raya yang bersedia menanamkan modal pada bisnis-bisnis potensial.

Mereka seringkali berasal dari kalangan mantan pengusaha, eksekutif perusahaan, atau profesional yang sukses.

Seperti namanya, merekalah ‘malaikat’ penolong usaha Anda.

Bagaimana cara mendapatkan modal usaha dari investor jenis ini?

Temukan mereka melalui jaringan bisnis, acara startup, atau platform online yang menghubungkan investor dengan pengusaha.

Untuk menarik minat mereka, Anda harus memiliki rencana bisnis yang solid, proposal investasi yang menarik, dan menunjukkan potensinya.

Ini mungkin tidak akan mudah karena angel investor biasanya berinvestasi pada sesuatu yang mereka sukai.[4]

3. Pinjam ke Lembaga Perbankan

Meminjam modal dari bank adalah solusi termudah, terutama jika Anda memiliki aset untuk dijadikan jaminan.

Salah satu cara mendapatkan modal usaha dari bank yaitu dengan menjaminkan BPKB kendaraan.

Kelebihannya, pencairan dana relatif cepat sehingga Anda bisa segera mengeksekusi rencana usahanya.

Silahkan manfaatkan pinjaman jaminan BPKB kendaraan dari MUFDana yang menawarkan pinjaman hingga 75% dari nilai kendaraan dengan tenor fleksibel.

4. Modal dari Program Pemerintah

Pemerintah sebenarnya juga menyediakan opsi penyediaan modal, yaitu UMi (Ultra Mikro) dan KUR (Kredit Usaha Rakyat).[5]

Perbedaan keduanya terletak pada penyalurnya.

KUR disalurkan melalui lembaga keuangan dan perbankan, sedangkan UMi melalui LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank).

Cara mendapatkan modal usaha dari pemerintah adalah dengan mendaftarkan usaha Anda di lembaga pengelola bantuan UMKM.

5. Down Payment (DP) Pelanggan

Apakah memungkinkan mendapatkan modal tanpa syarat yang ribet dan tidak butuh jaminan?

Ya, tetapi itu tergantung jenis usaha Anda.

Misalnya, Anda mau memulai usaha jasa atau pengadaan barang, maka cara mendapatkan modal usaha gratis adalah dengan meminta DP dari pelanggan

Selain sebagai tanda jadi, DP bisa menjadi modal awal untuk menjalankan usaha.

6. Dana Patungan (Crowdfunding)

Crowdfunding adalah pendanaan sebuah proyek yang berasal dari patungan banyak orang.

Mereka yang sering memanfaatkan crowdfunding antara lain startup dan usaha yang sedang berkembang.

Katakanlah ada developer yang terhalang modal untuk mengembangkan game barunya. Mereka bisa membuka crowdfunding untuk membantu pendanaan proyek tersebut.

Sebagai gantinya, para pendukung proyek akan mendapat akses eksklusif game saat sudah rilis.

Di internet ada banyak platform crowdfunding, contohnya Kickstarter, GoFundMe, Kitabisa, dll.

7. Menjual Aset Pribadi

Anda melihat peluang usaha terbuka lebar, tetapi modal dari cara-cara lain membutuhkan waktu lama sampai dananya cair.

Solusinya? Jual aset.

Emas adalah contoh aset likuid yang jika Anda butuh dana bisa langsung dijual. Contoh lainnya adalah saham dan surat berharga.[6]

Properti, kendaraan, atau barang-barang Anda lainnya juga adalah aset tetap. Perbedaannya, pencairan aset likuid lebih cepat dibandingkan aset tetap.

8. Ikut Lomba Bisnis

Ada banyak lomba bisnis yang menawarkan hadiah berupa modal usaha. Ini bisa dicoba UMKM untuk mengembangkan usaha.

Beberapa bahkan memberikan bimbingan usaha secara intensif sehingga Anda tidak hanya mendapatkan modal, tetapi juga wawasan dan jaringan.

9. Pinjam dari Keluarga atau Teman

Meminjam modal dari keluarga atau teman menjadi alternatif yang lebih mudah dan fleksibel dibandingkan dengan pinjaman dari lembaga tertentu.

Kunci keberhasilannya adalah komunikasi yang jujur dan transparan.

Caranya, susun rencana bisnis dengan jelas, tentukan jangka waktu pengembalian yang realistis, serta buat perjanjian tertulis.

Dengan menjaga kepercayaan dan komitmen, Anda dapat membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan ke depan.

10. P2P Lending

Rekomendasi cara mendapatkan modal usaha UMKM yang terakhir yaitu melalui P2P lending.

Apa itu?

P2P lending adalah penyelenggara layanan jasa keuangan yang menjembatani pemberi pinjaman dan penerima pinjaman melalui platform digital.[7]

Dibandingkan lembaga keuangan tradisional, P2P lending biasanya memiliki proses pengajuan yang lebih sederhana dan persyaratan yang ringan.

Namun, pastikan Anda memilih penyelenggara yang terdaftar dan diawasi oleh OJK untuk memastikan keamanan transaksi.

Setelah Dapat Modal, Apa Langkah Selanjutnya?

Dari pembahasan di atas, jelas bahwa ada banyak cara mendapatkan modal usaha, mulai dari yang konvensional hingga memanfaatkan teknologi.

Setelah berhasil memperoleh modal, langkah selanjutnya adalah mengelola dana tersebut dengan bijak.

Ingatlah, bahwa modal hanya bahan bakar. Keberhasilan bisnis Anda sangat bergantung pada bagaimana Anda mengelola serta menginvestasikan modalnya.

Hitungan Lengkap Biaya Renovasi Rumah Subsidi Tipe 27/60

Bisakah rumah subsidi tipe 27/60 tetap terlihat estetik tanpa menguras kantong? Bisa saja. Kuncinya adalah melakukan riset estimasi biaya renovasi rumah subsidi dengan cermat.

Namun, berbeda dengan rumah komersial, rumah subsidi tidak boleh asal direnovasi. Ada aturan yang wajib Anda patuhi supaya tidak terkena sanksi.

Di artikel ini, Anda akan memahami lebih dalam seputar:

  • Aturan merenovasi rumah subsidi
  • Gambaran lengkap biaya renovasi rumah subsidi tipe 27/60

Mari, ulas topik ini lebih dalam.

Renovasi Rumah Subsidi: Apa yang Boleh dan Tidak?

Pada dasarnya, renovasi rumah subsidi itu boleh saja. Namun, ada batasan yang perlu Anda perhatikan.

Mengacu pada Kepmen Nomor 689/KPTS/M/2023, sebenarnya tidak ada larangan resmi untuk merenovasi rumah subsidi[1]. Namun, pemerintah mengimbau untuk hanya melakukan renovasi secara terbatas, terutama dalam lima tahun pertama.

Ingat, program rumah subsidi dirancang khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Artinya, renovasi secara masif—misalnya yang melibatkan perubahan struktur bangunan—justru menjadi indikasi bahwa penerima subsidi sebenarnya tidak memenuhi syarat, apalagi jika renovasi berlangsung di lima tahun pertama.

Akibatnya? Subsidi bisa saja dicabut, dan pemilik rumah harus membayar cicilan dengan hitungan bunga rumah komersial.

Himbauan Renovasi Rumah Subsidi

Jadi, renovasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di rumah subsidi pada lima tahun pertama?

Boleh:

  • Renovasi minor tanpa mengubah struktur utama, seperti perbaikan kecil pada atap, dinding, atau lantai.
  • Penambahan elemen fungsional atau estetis sederhana, seperti carport, pagar, cat ulang, atau membuat taman sederhana.

Tidak Boleh:

  • Merombak total fasad.
  • Mengubah rumah menjadi properti komersial, kontrakan, atau kos-kosan sebelum lima tahun.
  • Melakukan renovasi major yang membuat rumah jauh dari standar rumah subsidi.

Kalau ingin ‘main aman’ tidak ada salahnya mengonfirmasi rencana renovasi ke pihak bank agar tetap sesuai regulasi.

Estimasi Biaya Renovasi Rumah Subsidi Tipe 27/60

Ukuran rumah subsidi tipe 27/60 terbilang cukup terbatas. Oleh karena itu, renovasi biasanya berfokus untuk meningkatkan kenyamanan dan pemanfaatan ruang yang lebih optimal.

Secara umum, area yang membutuhkan renovasi di rumah subsidi terbagi dalam tiga area utama:

1. Bagian Depan

Renovasi bagian depan rumah bertujuan untuk meningkatkan estetika dan kenyamanan. Beberapa perbaikan umum meliputi:

  • Pembuatan carport → Rp5 juta – Rp10 juta
  • Pemasangan atap kanopi → Rp3 juta – Rp7 juta
  • Pembuatan teras sederhana → Rp2 juta – Rp5 juta 
  • Taman kecil di halaman depan → Rp1 juta  – Rp3 juta
  • Biaya tukang (harian/borongan) → Rp3 juta – Rp6 juta

Total estimasi biaya area depan: Rp14 juta – Rp31 juta

2. Bagian Tengah

Untuk meningkatkan fungsionalitas rumah, banyak pemilik yang memilih untuk mengubah tata letak ruangan agar terasa lebih lapang dan nyaman:

  • Memindahkan kamar mandi → Rp4 juta – Rp8 juta
  • Membuka sekat dapur dan ruang tamu (konsep open space) → Rp2 juta – Rp6 juta
  • Menambah kitchen island → Rp3,5 juta – Rp7 juta
  • Biaya tukang (harian/borongan) → Rp3 juta – Rp6 juta

Total estimasi biaya area tengah: Rp13 juta – Rp27 juta

3. Bagian Belakang

Bagian belakang rumah sering kali masih berupa tanah kosong yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti dapur tambahan atau area laundry:

  • Menutup bagian belakang dengan atap dan tembok → Rp5 juta – Rp12 juta
  • Menambah dapur baru → Rp4 juta – Rp9 juta
  • Membuat ruang cuci dan jemur → Rp2 juta – Rp5 juta
  • Biaya tukang (harian/borongan) → Rp3 juta – Rp6 juta

Total estimasi biaya area belakang: Rp14 juta – Rp32 juta

Berdasarkan gambaran di atas, maka total biaya renovasi untuk seluruh area rumah adalah sebagai berikut:

Area RenovasiEstimasi Minimum (Rp)Estimasi Maksimum (Rp)
Area DepanRp14 jutaRp31 juta
Area TengahRp13 jutaRp27 juta
Area BelakangRp14 jutaRp32 juta
Total Biaya RenovasiRp41 jutaRp90 juta

Tambahan: Biaya Renovasi Rumah Subsidi 27/60 Menjadi Dua Lantai

Menambah lantai kedua di rumah subsidi merupakan jenis renovasi besar yang berkaitan dengan struktur. Biayanya bisa lebih tinggi, meliputi:

  • Struktur dan fondasi penguatan → Rp15 juta – Rp30 juta
  • Pembangunan lantai kedua (dinding, lantai, atap) → Rp40 juta – Rp70 juta
  • Tangga penghubung → Rp5 juta – Rp10 juta
  • Instalasi listrik dan pipa tambahan → Rp7 juta – Rp15 juta
  • Finishing (cat, lantai, plafon, dll.) → Rp10 juta – Rp20 juta
  • Biaya tukang (harian/borongan) → Rp10 juta – Rp20 juta

Total estimasi biaya penambahan lantai kedua: Rp87 juta – Rp165 juta

Tips Efisiensi Biaya Renovasi

Renovasi rumah memang membutuhkan biaya besar dan perencanaan yang matang. Agar dana terpakai secara efisien, pertimbangkan beberapa strategi berikut:

  • Renovasi sekaligus jika memungkinkan untuk mengurangi biaya tukang yang berulang.
  • Jika anggaran terbatas, lakukan renovasi bertahap, dimulai dari yang paling prioritas.
  • Siapkan dana cadangan 15%-20% dari total estimasi biaya guna mengantisipasi pengeluaran tak terduga.

Menyiapkan biaya renovasi rumah subsidi tidak harus terasa membebani. Jika membutuhkan tambahan dana, manfaatkan layanan pinjaman multiguna dari MUFDana.  Proses pencairannya cepat, transparan, dan syaratnya pun mudah.

Berapa Modal Bisnis Kos-kosan 10 Kamar? Ini Rinciannya

Membangun bisnis kos-kosan bukan sekadar soal menyediakan tempat tinggal, tetapi juga investasi besar yang perlu dipikirkan matang-matang.

Artikel ini akan membantu menjawab pertanyaan yang mungkin Anda miliki terkait usaha kos-kosan, seperti:

  1. Apa saja persiapan sebelum membuka kos-kosan?
  2. Apakah perlu izin usaha? Jika ya, apa saja?
  3. Berapa pajak bisnis kos-kosan?
  4. Harus menanamkan modal berapa, dan kapan mulai bisa mendapat keuntungan?

Mari kita bahas satu persatu.

Apa Saja Persiapan Sebelum Membuka Kos-kosan?

Sebelum sibuk menghitung modal, apalagi menghitung estimasi profit, pastikan Anda memahami langkah awal dalam pembuatan bisnis kos-kosan berikut ini:

Lokasi

Pemilihan lokasi adalah faktor terbesar kesuksesan bisnis kos-kosan. Ini akan menentukan berapa budget pembelian tanah–yang merupakan pengeluaran terbesar untuk bisnis kos-kosan– yang harus Anda siapkan.

Namun, beda ceritanya jika Anda sudah memiliki tanah. Jika demikian, fokuslah untuk mencari nilai tambah yang dapat membuat calon penyewa memilih tempat Anda daripada kompetitor di sekitar.

Target Pasar

Siapa yang ingin Anda jadikan penyewa? Setiap segmen umumnya memiliki preferensi berbeda, dan ini akan menentukan fasilitas serta standar harga per kamarnya.

  • Mahasiswa – umumnya mencari kosan dengan biaya terjangkau dengan fasilitas standar.
  • Karyawan – mengutamakan kenyamanan dan akses mudah ke tempat kerja.
  • Pasutri – lebih memilih kamar berukuran luas dan privasi lebih tinggi.
  • Ekspatriat – cenderung mengincar kos yang dekat dengan tempat kerja serta memiliki fasilitas lengkap, seperti laundry, layanan kebersihan rutin, dan parkir luas.

Dengan memahami target pasar, Anda bisa menyesuaikan konsep kos agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

Modal

Semakin besar modal yang Anda miliki, semakin leluasa Anda dalam menentukan visi dan arah bisnis kos-kosan Anda. Teruskan membaca, dan Anda akan menemukan perkiraan besaran modal beserta rinciannya.

Apakah Kos-kosan Perlu Izin Usaha?

Ya, untuk membangun kos-kosan, ada beragam perizinan yang perlu Anda urus. Berikut daftarnya:

Syarat Umum:

  • KTP & NPWP pemilik kos
  • Surat kepemilikan properti, seperti Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB)
  • Izin lingkungan dari RT/RW setempat
  • Fotokopi bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir

Perizinan untuk Kos-Kosan dengan Maksimal 10 Kamar:

  • Nomor Induk Berusaha (NIB)[1]
  • Sertifikat Standar (SS)
  • Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) – dulunya bernama Izin Mendirikan Bangunan (IMB)[2]
  • Persetujuan Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup

Perizinan Tambahan untuk Kos-Kosan dengan Lebih dari 10 Kamar:

  • Izin Pemanfaatan Ruang (IPR)
  • Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
  • Izin Operasional

Perlu diingat, detail perizinan bisa berbeda di setiap daerah. Detailnya bisa Anda ketahui dengan mengunjungi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) setempat.

Berapa Tarif Pajak Bisnis Kos-kosan?

Kabar baik, sejak berlakunya UU Nomor 1 Tahun 2022 (UU HKPD) pada 5 Januari 2024, usaha kos-kosan tidak lagi dikenakan pajak daerah secara umum.

Meski begitu, beberapa daerah memiliki kebijakan berbeda. Di Jakarta, misalnya, kos-kosan tetap perlu membayar pajak 10% sesuai dengan Perda Nomor 1 Tahun 2024[3].

Selain pajak daerah, pemilik kos tetap harus membayar Pajak Penghasilan (PPh)[4] dengan ketentuan:

  • Penghasilan bruto di bawah Rp500 juta per tahun → Bebas PPh
  • Penghasilan Rp500 juta – Rp4,8 miliar per tahun → PPh final 0,5%

Untuk mengetahui aturan dan besaran pajak di lokasi pilihan Anda, Anda bisa cek ke Bapenda, DPMPTSP,  atau Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat.

Berapa Modal Bisnis Kos-kosan dan Kapan Balik Modalnya?

Kami membuat dua skenario perhitungan modal untuk bisnis kos-kosan dengan 10 kamar, berdasarkan skala investasi dan lokasi:

  • Bisnis Kos Modal Kecil (Rp800 juta – Rp1,5 miliar) – Berlokasi di area yang tidak terlalu strategis, seperti kota satelit, dengan fasilitas standar.
  • Bisnis Kos Modal Besar (Rp1 miliar – Rp3 miliar)– Berada di lokasi premium dengan fasilitas menengah.

Berikut rincian perhitungannya:

Bisnis Kos Modal Kecil

Bisnis Kos-kosan

Estimasi Balik Modal

Dengan asumsi semua kamar terisi dan harga sewa per bulan Rp1,5 juta, maka:

  • Modal Awal: Rp1,4 miliar
  • Pemasukan Bulanan: 10 kamar × Rp1,5 juta = Rp15 juta
  • Pemasukan Tahunan: Rp15 juta × 12 = Rp180 juta
  • Estimasi Pengeluaran Operasional Tahunan (perawatan, utilitas, administrasi): Rp30 juta
  • Pendapatan Bersih per Tahun: Rp180 juta – Rp30 juta = Rp150 juta
  • Balik Modal: Rp1,4 miliar ÷ Rp150 juta ≈ 9,3 tahun

Jadi, dengan modal ini, perkiraan waktu balik modalnya sekitar 9-10 tahun.

Bisnis Kos Modal Besar

Bisnis Kos-kosan

Estimasi Balik Modal

Dengan asumsi semua kamar terisi dan harga sewa per bulan Rp3 juta, maka:

  • Modal Awal: Rp3,02 miliar
  • Pemasukan Bulanan: 10 kamar × Rp3 juta = Rp30 juta
  • Pemasukan Tahunan: Rp30 juta × 12 = Rp360 juta
  • Estimasi Pengeluaran Operasional Tahunan: Rp50 juta
  • Pendapatan Bersih per Tahun: Rp360 juta – Rp50 juta = Rp310 juta
  • Balik Modal: Rp3,02 miliar ÷ Rp310 juta ≈ 9,7 tahun

Jadi, dengan modal ini, perkiraan waktu balik modalnya juga sekitar 9-10 tahun.

Jangan Ragu Dirikan Bisnis Kos-kosan!

Meskipun membutuhkan modal besar, bisnis kos-kosan tetap memiliki prospek cerah di 2025, terutama di perkotaan yang terus berkembang seiring meningkatnya urbanisasi[5].

Tak perlu khawatir soal modal! MUFDana siap membantu melalui fasilitas pinjaman modal usaha. Bergerak sekarang, dan wujudkan bisnis kos-kosan impian untuk meraih passive income yang menguntungkan.

7 Tantangan Bisnis di Tahun 2025 dan Strategi Menghadapinya

Setiap bisnis, baik UMKM maupun perusahaan besar, pasti memiliki tantangannya masing-masing. Di tahun 2025, perubahan dan dinamika di berbagai aspek bisnis akan semakin terasa.

Kira-kira apa saja tantangan bisnis yang mungkin akan Anda hadapi di 2025? Mari bahas satu persatu dalam artikel ini.

Tantangan Menjalani Usaha di Tahun 2025

Menurut prediksi IMF dan ADB, ekonomi Indonesia akan bertumbuh 5,1% pada 2025[1], dengan tingkat inflasi mencapai 2,8%[2]. Artinya, potensi pergerakan ekonomi Indonesia di tahun ini relatif stabil dan terkendali.

Namun, karena setiap bisnis pasti memiliki tantangannya tersendiri. Setidaknya, ada tujuh tantangan utama yang berpotensi mempengaruhi dunia usaha di tahun ini, di antaranya:

  1. Konsumen makin sulit diyakinkan,
  2. Biaya iklan digital semakin mahal,
  3. AI & Otomatisasi menggantikan banyak pekerjaan,
  4. Sulit memprediksi tren pasar,
  5. Banjir produk impor,
  6. Kenaikan harga bahan baku,
  7. Sulit menjaga loyalitas karyawan,

Mari ulas semuanya lebih mendalam beserta strategi dan solusi untuk mengatasinya.

1. Konsumen Makin Sulit Diyakinkan

Di 2025, konsumen akan semakin selektif dan kritis dalam memilih produk. Berbagai strategi lama seperti memberi harga super murah, gimmick promosi, dan endorsement selebriti tak lagi cukup untuk meyakinkan konsumen.

Kini, konsumen lebih fokus pada nilai, keunikan, dan transparansi sebuah brand, serta mengandalkan review organik dan riset mendalam sebelum membeli.

Solusinya? Jadilah brand yang jujur, otentik, dan transparan.

Padukan strategi hard-selling dengan konten yang lebih ‘humanis’, misalnya konten storytelling serta user- dan employee-generated content (UGC/EGC). Pendekatan ini lebih efektif dalam meningkatkan kredibilitas dan loyalitas pelanggan.

2. Biaya Iklan Digital Semakin Mahal

Banyak bisnis mengandalkan iklan digital berbayar untuk menjangkau audiens. Namun, biaya iklan digital terus meningkat, bahkan bisa mencapai $100–$1.000 per bulan[3]. Inilah tantangan bisnis di era digital.

Untuk mengakali beban biaya marketing seperti ini, solusinya adalah melakukan diversifikasi strategi marketing. Selain mengandalkan iklan berbayar, tambahkan strategi untuk memaksimalkan jangkauan organik, misalnya:

  • SEO
  • Email marketing
  • WhatsApp Community / WhatsApp Channel

Strategi tersebut bisa Anda coba untuk mencapai hasil yang lebih berkelanjutan.

3. AI & Otomatisasi Menggantikan Banyak Pekerjaan

Salah satu tantangan bisnis masa kini adalah penggunaan AI dan otomatisasi.

Di 2025, berbagai sektor industri Indonesia diprediksi akan semakin giat menggunakan AI dan teknologi otomasi, mulai dari medis, pertanian, hingga pendidikan[3].

Akibatnya, banyak bidang pekerjaan manusia yang tergantikan dan tidak lagi relevan.

Untuk mengatasinya, fokuslah menonjolkan aspek-aspek yang tak mungkin tergantikan oleh AI pada produk Anda, seperti kreativitas, empati, dan koneksi emosional.

Selain itu, Anda juga bisa melakukan diferensiasi produk dengan memanfaatkan AI sebagai alat bantu, atau bahkan menjadikan AI sebagai peluang bisnis baru.

4. Sulit Memprediksi Tren Pasar

Di 2025, tren pasar akan bergerak semakin cepat dan sulit diprediksi. Apa yang viral hari ini bisa jadi tidak relevan lagi keesokan hari. Oleh karena itu, bisnis harus lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan permintaan pasar.

Untuk melakukannya, lakukan eksperimen pasar dan kumpulkan data real-time untuk menganalisis perubahan tren. Anda bisa mendapatkan ide langsung dari konsumen dengan cara mendengarkan kritik dan saran mereka, atau memantau tren melalui media sosial dengan cermat.

5. Banjir Produk Impor

Pada tahun 2025, tren impor di Indonesia diproyeksikan mengalami peningkatan, yang dapat menjadi tantangan bagi pelaku bisnis lokal[4].

Pasalnya, produk-produk impor kerap dibanderol dengan harga kompetitif, bahkan jauh lebih rendah, sehingga minat masyarakat terhadap produk lokal berpotensi berkurang.

Maka dari itu, bersaing harga sudah tidak lagi menjadi strategi yang relevan. Alih-alih, fokuslah pada diferensiasi produk serta menonjolkan keunggulan brand yang tak ada di produk impor.

Selain itu, optimalkan branding dan layanan konsumen dengan maksimal, untuk menciptakan nilai tambah yang membuat konsumen semakin loyal.

6. Kenaikan Harga Bahan Baku

Krisis supply chain global diprediksi masih berlanjut di 2025. Pemicunya adalah konflik geopolitik, perubahan iklim, dan ketidakpastian perdagangan global yang belum menunjukkan perbaikan[5].

Terlebih, kenaikan PPN pada beberapa objek tertentu pun berpotensi melonjakkan biaya bahan baku, produksi, dan operasional.

Suka atau tidak, tantangan ini harus dihadapi. Beberapa strategi yang dapat Anda terapkan:

  • Diversifikasi bahan baku – Cari alternatif atau sumber baru untuk mengurangi ketergantungan.
  • Negosiasi dengan supplier – Bangun hubungan jangka panjang untuk mendapatkan harga lebih stabil.
  • Penyesuaian harga – Jika diperlukan, naikkan harga secara bertahap agar konsumen tetap loyal.

Dengan strategi ini, bisnis lebih siap menghadapi tekanan biaya di 2025.

7. Sulit Menjaga Loyalitas Karyawan

Mempertahankan loyalitas karyawan menjadi tantangan besar di 2025, terutama bagi generasi muda yang lebih mengutamakan work-life balance dan kesejahteraan mental.

Selain mencari gaji, generasi ini juga mengharapkan fleksibilitas kerja, kecocokan budaya perusahaan, peluang pengembangan keterampilan, serta jenjang karir yang jelas.

Oleh karena itu, bangunlah lingkungan kerja yang sehat, adil, dan bisa mendukung pertumbuhan karyawan. Hindari pendekatan manajemen karyawan yang kaku, tradisional, dan tidak berbasis merit agar karyawan tetap loyal.

Tahun 2025 membawa tantangan dan perubahan besar bagi dunia bisnis. Oleh karena itu, mengaplikasikan strategi yang tepat merupakan kunci agar bisnis tetap bertahan dan berkembang.

Jika perkara finansial menjadi hambatan, layanan pinjaman MUFDana siap membantu. Dengan syarat yang mudah dan proses yang transparan, MUFDana siap menemani Anda menghadapi tantangan bisnis 2025 dengan lebih percaya diri.

Peluang Bisnis 2025: Belum Banyak Pesaing, Tapi Potensial

Memasuki tahun 2025, persaingan bisnis akan semakin ketat. Namun, bukan berarti tidak ada peluang bisnis baru yang bisa dimanfaatkan.

Beberapa jenis usaha masih terbilang fresh dan minim kompetitor, tetapi memiliki potensi besar untuk berkembang.

Artikel ini membahas tujuh ide bisnis yang minim pesaing, lengkap dengan rincian perkiraan anggarannya untuk membantu Anda mempersiapkan bisnis yang tepat.

1. Jasa Konsultasi & Setup Smart Home

Peluang bisnis terbaru di tahun 2025 yang pertama adalah jasa konsultasi dan instalasi perangkat smart home.

Model bisnis ini sangat potensial di daerah dengan bisnis properti yang berkembang. Ciri-cirinya, banyak perumahan dan apartemen mewah serta gedung perkantoran yang dibangun.

Bisnis ini memerlukan modal awal sekitar Rp10-15 juta, mencakup:

  • Kursus dan sertifikasi – Rp7.5 juta[1]
  • Peralatan instalasi elektrik – Rp2 juta
  • Branding dan promosi – Rp2 juta

Selain jasa konsultasi dan instalasi, Anda juga dapat menawarkan layanan lanjutan seperti maintenance rutin atau servis.

2. Usaha Refill Produk Rumah Tangga

Bisnis ramah lingkungan semakin digemari di tahun 2025. Salah satunya adalah bisnis refill (refill station) produk rumah tangga, seperti sabun, shampoo, hingga minyak goreng.

Opsi bisnis ini ideal untuk pemula, karena tidak perlu mengembangkan produk dari awal, serta bisa menjual dengan harga ekonomis.

Di awal, Anda bisa menganggarkan modal sekitar Rp10 – Rp15  juta. Ini mencakup:

  • Sewa tempat – Rp7 juta
  • Stok awal produk curah – Rp5 juta
  • Timbangan & rak displayRp5 juta
  • Wadah penyimpanan produk – Rp500 ribu

Modal tersebut bisa ditekan jika Anda memiliki tempat sendiri, misalnya di rumah.

Selain itu, Anda juga bisa mendapat diskon ekstra juga melakukan transaksi langsung dengan produsen bahan curah.

3. Katering Makanan Sehat Ready-to-eat

Bagaimana dengan peluang bisnis kuliner? Katering makanan sehat ready-to-eat bisa menjadi opsi yang ideal.

Pasalnya, masyarakat kini semakin selektif terhadap kandungan makanan yang dikonsumsi. Memberi opsi makanan sehat merupakan solusi atas kebutuhan tersebut.

Untuk memulai bisnis ini, diperlukan modal sekitar Rp17 juta, dengan rincian:

  • Dapur & peralatan memasak – Rp5 – Rp10 juta
  • Bahan baku – Rp5 juta
  • Branding dan promosi Rp2 juta

Untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan, berikan layanan tambahan seperti menyematkan label kandungan gizi pada setiap paket atau memberi konsultasi gratis dengan nutrisionis.

4. Makanan Sehat untuk Hewan Peliharaan

Selain manusia, hewan peliharaan juga bisa menjadi target bisnis kuliner sehat. Tak hanya bernutrisi, makanan sehat hewan umumnya juga menggunakan bahan organik serta bebas dari bahan berbahaya.

Untuk memulai bisnis ini, Anda memerlukan modal awal sekitar Rp30 juta, yang mencakup:

  • Riset & konsultasi dengan dokter hewan – Rp5 juta
  • Peralatan produksi dan bahan baku awal – Rp20 juta
  • Branding dan promosi – Rp2 juta

Modalnya memang tidak murah. Namun, pemilik hewan umumnya loyal dan siap membayar lebih untuk menjamin kesehatan hewan peliharaannya.

Maka dari itu, fokuslah untuk membuat produk yang berkualitas dan menggunakan strategi branding yang tepat.

5. Kursus Online untuk Skill Non-Akademik

Jika Anda memiliki keahlian non-akademik dan modal sekitar Rp1 juta, membuka kursus online patut Anda pertimbangkan.

Yang dimaksud non-akademik adalah skill praktis untuk menunjang hobi atau pekerjaan, misalnya teknik barista, desain grafis, atau menulis.

Dengan modal tersebut, Anda sudah bisa mendapatkan perlengkapan awal untuk meluncurkan kursus online, seperti tripod, microphone dan software edit video.

Perlengkapan lainnya, seperti smartphone untuk merekam dan platform pengajaran, bisa Anda dapatkan secara gratis. Gunakan ponsel Anda sendiri untuk merekam, dan manfaatkan layanan gratis seperti Zoom atau Google Meet untuk mengajar.

6. Jasa Landscaping Taman

Nah, jika Anda memiliki modal sekitar Rp10-20 juta, bisnis landscaping atau penataan taman layak Anda pertimbangkan[2].

Bisnis ini menarik untuk digeluti karena ruang hijau yang estetik, nyaman, dan fungsional semakin dibutuhkan. Tidak jarang kliennya cukup besar, seperti kontraktor apartemen atau mall hingga pemerintah.

Modal tersebut cukup untuk Anda melaksanakan proyek pertama yang bisa menjadi portofolio. Berikut rinciannya:

  • Pelatihan landscape & sertifikasi – Rp6,5 juta[3]
  • Perlengkapan dasar landscaping Rp500 ribu – Rp2 juta
  • Elemen taman (pupuk, bebatuan, tanaman, dekorasi) – Rp9,5 juta
  • Branding dan promosi – Rp2 juta

Seiring waktu, Anda juga bisa menambahkan jasa terkait landscaping lainnya, seperti pembuatan gazebo, kolam hias, hingga penjualan rumput sintetik.

7. Alat Kerja Ergonomis

Maraknya pekerjaan hybrid dan remote membuat kebutuhan akan perlengkapan kerja ergonomis semakin meningkat.

Bisnis ini memungkinkan Anda meraih omset tinggi, karena perlengkapan kerja ergonomis merupakan barang premium.

Namun, modal yang Anda butuhkan juga tidak kecil. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya siapkan modal hingga Rp50 juta, yang mencakup:

  • Riset & konsultasi dengan pakar ergonomi – Rp10 juta
  • Desain produk – Rp5 juta
  • Bahan baku & peralatan produksi – Rp30 juta
  • Branding, promosi, dan edukasi – Rp5 juta

Meski begitu, jika Anda menggunakan vendor, biaya produksi akan bisa ditekan, sehingga Anda bisa menjual dengan harga lebih rendah, ataupun mendapat margin lebih tinggi.

Bangun Bisnis Tanpa Khawatir Soal Modal

Membangun bisnis yang minim kompetitor memberi Anda peluang untuk menjadi pionir di pasar. Tantangannya adalah tidak adanya benchmark yang bisa Anda jadikan acuan.

Namun, biarkan itu menjadi satu-satunya tantangan bisnis Anda. Soal permodalan bisa Anda dapatkan dari pinjaman modal usaha.

Dengan proses pencairan yang cepat, aman, dan transparan, MUFDana siap membantu Anda meraih peluang bisnis 2025 dengan lancar dan tanpa kendala.