Anda ingin membangun usaha baru, namun masih bingung masalah modal?
Jika iya, teruslah membaca!
Artikel ini akan memberikan Anda tips cara mempersiapkan modal untuk membangun usaha dengan cara yang tepat.
Pengusaha baru biasanya bertanya, “berapa besar modal yang harus saya siapkan?”
Untuk menjawabnya, ketahui dulu biaya apa saja yang diperlukan untuk membangun usaha Anda. Sewa ruko, pembelian perabot, stok produk, perkiraan operasional bulanan dan seterusnya mesti Anda rinci se-detail mungkin.
Jenis Modal Untuk Membangun Usaha
Dalam menghitung anggaran tersebut, Anda bisa mengelompokkan masing-masing biaya ke dalam 3 jenis modal usaha berbeda yaitu:
1. Modal Investasi Awal
Yaitu biaya yang Anda keluarkan untuk pembelian aset usaha. Aset-aset ini dapat berupa seperti etalase produk, meja, seperangkat komputer kasir, membayar jasa renovasi interior & eksterior toko dan seterusnya.
2. Modal Kerja
Adalah seluruh produk yang ingin Anda jual atau bisa juga bahan baku produksi bagi usaha yang bergerak dalam bidang manufaktur.
3. Modal Operasional
Merupakan biaya rutin bulanan atau tahunan seperti listrik, air, internet, sewa toko, gaji pegawai, dan seterusnya. Dalam hal ini, Anda bisa menghitung biaya rutin selama 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan ke depan.
Modal investasi awal dan modal kerja merupakan modal terbesar dalam membangun suatu usaha. Jadi, Anda perlu perhitungkan dengan cermat.
Selanjutnya, gunakan rumus mencari modal usaha berikut ini untuk menghitung jumlah modal yang harus Anda siapkan:
Modal Usaha = Modal Investasi Awal + Modal Kerja + Modal Operasional
6 Cara Mencari Modal Usaha Yang Paling Umum
Berikut ini adalah 6 cara mencari modal usaha yang paling banyak diterapkan:
1. Menggunakan Tabungan Pribadi
Jika memungkinkan, cara pertama ini paling direkomendasikan. Dengan menggunakan uang pribadi, Anda tidak akan terbebani oleh cicilan hutang di kemudian hari.
Keunggulan berikutnya, usaha yang Anda bangun akan sepenuhnya milik Anda. Tidak ada pembagian hasil keuntungan ke pihak manapun. Semua laba usaha 100% masuk ke kantong Anda.
Namun jika tabungan yang tersedia tidak cukup, maka solusi terbaik adalah dengan menjual aset.
2. Menjual Aset Pribadi
Evaluasi kembali aset-aset Anda yang kurang produktif (jarang terpakai). Tanah menganggur, mobil, perhiasan, mesin dan sebagainya adalah beberapa contoh aset yang bisa Anda evaluasi untuk dialihkan sebagai modal usaha.
Jika tidak memungkinkan menjual aset, maka cara berikutnya Anda perlu mencari modal eksternal dari pihak lain.
3. Mencari Pinjaman Modal Usaha
Sebagai langkah awal, orang terdekat mulai dari kerabat, teman dan rekan kerja adalah pihak yang pertama kali bisa Anda hubungi.
Namun jika tidak memungkinkan, alternatifnya Anda bisa menggunakan layanan pinjaman modal usaha ke lembaga permodalan yang sudah banyak di Indonesia.
Menggunakan modal dari hasil meminjam memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga, Anda perlu mempertimbangkannya dengan matang.
4. Mencari Investor
Solusi lain dari meminjam adalah mengajak investor mendanai usaha Anda. Cara ini lebih menguntungkan dibanding meminjam, karena resiko usaha akan ditanggung bersama oleh Anda dan investor.
Namun, Anda harus memiliki perjanjian yang sedetail mungkin dengan pihak investor untuk menghindari perselisihan di kemudian hari.
5. Kerjasama Usaha Patungan
Bagaimana jika modal yang dibutuhkan Rp50 juta dan saya sudah memiliki Rp25 juta?
Dalam kasus ini, Anda bisa menawarkan kerjasama usaha patungan kepada orang lain. Di mana, kedua belah pihak akan menanggung modal sebesar Rp25 juta.
Nantinya setelah usaha berjalan, hasil keuntungan bisnis akan dibagi rata kepada kedua belah pihak, atau menyesuaikan kesepakatan yang ada.
Layaknya kerjasama dengan investor, Anda harus memiliki perjanjian yang lengkap dalam usaha patungan. Tujuannya demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
6. Modal Supplier
Menyediakan stok barang merupakan modal kerja yang memerlukan alokasi dana cukup besar. Namun, Anda bisa menyiasatinya dengan bernegosiasi kepada supplier untuk mendapatkan kebijakan barang di muka dan pembayaran di belakang atau hutang.
Jika memungkinkan, cari supplier yang menawarkan kerjasama konsinyasi (titip barang). Dengan begitu, Anda bisa menekan kebutuhan modal kerja usaha serendah mungkin.
Modal Bukanlah Hambatan
Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, pernah berkata, “Saya pikir aturan sederhana dalam berbisnis adalah melakukan hal yang paling sederhana terlebih dahulu. Setelah itu barulah kamu bisa melakukan banyak progress kemajuan.”
Bob Sadino, pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchick juga mengatakan, “Jangan pernah berprinsip HARUS ADA UANG untuk memulai usaha. Coba dibalik, HARUS ADA USAHA untuk menghasilkan uang!”
Jika Anda masih kesulitan masalah modal, renungi kedua ucapan pengusaha profesional di atas. Modal untuk membangun usaha tidak melulu berupa uang. Langkah Anda memulai dari hal yang paling sederhana merupakan modal yang tidak kalah penting.