Anda punya tujuan keuangan dalam waktu dekat tapi tidak ingin uang Anda hanya berdiam diri di tabungan? Lebih baik investasi jangka pendek saja!
Durasi investasi jangka pendek ini hanya sekitar 1-3 tahun untuk bisa memperoleh imbal hasil ideal. Waktunya yang singkat ini juga menghadirkan proses pencairan yang cepat.
Investasi ini sangat cocok untuk meraih tujuan dalam waktu singkat, seperti tabungan untuk beli kendaraan, dana pendidikan anak dan lain-lain.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Pendek
Ada empat jenis instrumen investasi jangka pendek, yaitu reksa dana pasar uang, deposito, surat berharga negara, dan P2P Lending.
Meski secara profil risiko dan jangka waktu hampir sama, tetapi masing-masing instrumen memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, sesuaikan dengan tujuan, kebutuhan dan juga kemampuan Anda.
Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing jenis instrumen investasi jangka pendek.
1. Deposito
Deposito termasuk investasi yang berupa tabungan berjangka dengan durasi jangka waktu pendek, yaitu sekitar 1-2 tahun. Selama jangka waktu ini, Anda tidak boleh mencairkan aset Anda.
Deposito memiliki profil risiko yang rendah dengan suku bunga imbal hasil yang pasti. Untuk deposito bank umum, bunga yang LPS jamin yaitu 3,5%.
Sementara itu, LPS akan menjamin suku bunga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hingga 6%. Jika ada yang memberi jaminan return deposito di atas nilai tersebut, maka sudah dipastikan itu tidak dijamin oleh LPS. Jadi, keamanannya masih diragukan.
Nah, salah satu deposito yang tidak dijamin oleh LPS yaitu deposito BKK (Badan Kredit Kecamatan).
2. Surat Berharga Negara (SBN)
Ada produk investasi jangka pendek yang jaminannya lebih pasti? Tentu saja.
Investasi SBN dijamin oleh pemerintah. Dengan membeli produk investasi ini, Anda turut memberi pinjaman ke pemerintah untuk membangun infrastruktur dan lain-lain.
Ada 4 jenis SBN yaitu ORI (Obligasi Republik Indonesia), SR (Sukuk Ritel), SBR (Saving Bond Ritel) dan ST (Sukuk Tabungan). Masing-masing jenisnya memiliki tenor dan potensi imbal hasil yang berbeda.
Umumnya, tenor yang ditawarkan SBN, yaitu 2-3 tahun. Imbal hasilnya berupa kupon dengan persentase sesuai perjanjian di awal, umumnya sekitar 4-5%. Kupon ini akan Anda terima setiap bulan sampai jatuh tempo habis.
Apakah ada kemungkinan pemerintah gagal bayar? Kemungkinan itu ada, tapi sangatlah kecil. Jadi, keamanan investasi di produk ini lebih terjamin.
3. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)
Reksa dana pasar uang juga menjadi instrumen investasi selanjutnya yang memiliki profil risiko kecil. Sebab, dana yang Anda investasikan tidak akan Anda kelola sendiri, melainkan dikelola oleh manajer investasi.
Ini cocok untuk Anda yang masih pemula dan ingin mulai berinvestasi tanpa mau dipusingkan dengan strategi investasi agar cuan. Produk yang digunakan umumnya yaitu deposito.
Investasi jangka pendek untuk pemula ini memiliki jangka waktu ideal untuk memperoleh imbal hasil selama 1-3 tahun. Sama halnya dengan deposito, return dari RDPU juga cenderung stabil.
Untuk besarnya nominal yang harus Anda investasikan bisa mulai dari Rp10.000. Jadi, sudah tidak ada alasan lagi tidak punya uang untuk investasi.
4. P2P Lending
Daripada Anda memberi pinjaman ke teman yang akhirnya tidak dibayar, sebaiknya pinjamkan uang Anda ke pebisnis yang membutuhkan suntikan dana.
Umumnya, rata-rata tenor pinjaman yang tersedia yaitu 1-3 tahun. Ini terbilang waktu yang cepat untuk perputaran modal, sehingga Anda bisa memanfaatkan jenis investasi ini untuk tujuan keuangan jangka pendek.
Ada dua jenis P2P Lending, yaitu P2P Lending pinjaman dan P2P Lending konsumsi. Untuk potensi imbal hasilnya, bisa berawal dari kisaran 10%. Dengan imbal hasil ini, P2P Lending menjadi jenis investasi jangka pendek paling menguntungkan.
Jika tertarik, pastikan untuk memilih P2P Lending yang sudah resmi dan mengantongi izin dari OJK.
Apa Jenis Investasi Jangka Pendek Terbaik?
Pada dasarnya, dari ketiga jenis investasi di atas tidak secara spesifik tidak ada yang paling baik. Investasi jangka pendek terbaik adalah yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Sebagai gambaran, berikut tabel perbandingan antara deposito, SBN, RDPU, dan P2P Lending.
Deposito | SBN | RDPU | P2P Lending | |
Jangka Waktu | 1-2 tahun | 2-3 tahun | 1-3 tahun | 1-12 bulan |
Potensi Imbal Hasil | Bank Umum maks 3,5%BPR maks 6% | 4-5% | 1-4% | Berawal dari 10% |
Nominal | Bisa mulai dari Rp1 juta | Bisa mulai dari Rp1 juta | Bisa mulai dari Rp10 ribu | Bisa dari Rp100 ribu |
Likuiditas | Tidak likuid, ada jangka waktunya | Tidak likuid, ada jangka waktunya | Likuid | Tidak likuid, ada jangka waktunya |
Risiko | Nilai keuntungan terbalap inflasi | Dijamin oleh pemerintah | Nilai keuntungan terbalap inflasi | Potensi gagal bayar |
Pajak | 20% dari imbal hasil | 10% | Tidak dipungut pajak | Pemilik NPWP 15% Non pemilik NPWP 30% |
Sekali lagi, jika Anda memiliki tujuan keuangan dalam waktu singkat, sebaiknya pilih investasi jangka pendek. Risiko investasi ini tergolong sangat rendah.
Ini cocok untuk Anda yang masih pemula dan tidak punya banyak waktu untuk belajar atau menganalisis produk investasi setiap waktu.
Meski minim risiko, return produk investasi jangka pendek tetap menguntungkan daripada bunga bank biasa.
Pastikan pilih produk investasi jangka pendek yang Anda kenali. Jangan berinvestasi di produk investasi yang menawarkan imbal hasil jauh lebih besar dari umumnya. Selain itu, cek apakah sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau belum.
Baca juga beragam artikel tips investasi lainnya yang disajikan oleh mufdana dari MUF (Mandiri Utama Finance). Semoga bermanfaat!