Untuk menyusun anggaran belanja rumah tangga yang sehat dan realistis, sebenarnya kuncinya hanya tiga:
- Tahu kemampuan finansial pribadi
- Paham mana yang prioritas
- Disiplin menjalankan anggaran yang sudah disusun
Tapi, praktiknya belum tentu semudah teorinya. Tidak jarang kebutuhan rumah tangga berubah setiap bulannya, sehingga sulit untuk menyusun anggaran tetap.
Meski begitu, ada beberapa metode populer yang bisa membantu Anda menyusun anggaran dengan lebih sistematis.
Tiga Rumus Alokasi Gaji: Panduan Mudah Membagi Pengeluaran
Prinsip dasarnya adalah membagi gaji menjadi beberapa pos pengeluaran, di antaranya:
- Kebutuhan (needs) → Wajib dan menunjang keberlangsungan hidup
- Keinginan (wants) → Tidak wajib, tapi meningkatkan kualitas hidup
- Tabungan/investasi (savings) → Persiapan menghadapi masa depan
- Sosial → Zakat, sedekah, atau bantu keluarga. Sifatnya opsional
Mari kita bahas satu per satu, lengkap dengan simulasi realistis berdasarkan gaji Rp5.500.000 per bulan.
1. Metode 50/30/20
Metode 50/30/20 merupakan salah satu sistem budgeting terpopuler, terutama di kalangan pemula yang ingin mulai mengatur keuangan dengan lebih terstruktur.[1]
Di sini, pendapatan dibagi menjadi tiga kategori utama:
- 50% untuk kebutuhan
- 30% untuk keinginan
- 20% untuk tabungan/investasi
Dengan pembagian ini, Anda tetap bisa menikmati hidup tanpa mengorbankan masa depan. Ada ruang untuk hiburan dan gaya hidup, tapi Anda juga diajak disiplin menyisihkan dana untuk keamanan finansial.
Berikut contoh tabel anggaran belanja rumah tangga berdasarkan metode ini untuk memberi Anda gambaran yang lebih nyata.
Kategori | Detail | Alokasi |
Kebutuhan (50%)2.750.000 | Sewa/KPR | 900.000 |
Listrik & Air | 250.000 | |
Pulsa & Internet | 150.000 | |
Makanan pokok | 1.300.000 | |
Transportasi | 150.000 | |
Keinginan (30%)1.650.000 | Nongkrong & Jajan | 400.000 |
Streaming & hiburan | 150.000 | |
Belanja | 400.000 | |
Dana liburan | 300.000 | |
Kursus/hobi | 400.000 | |
Tabungan/Investasi (20%)1.100.000 | Tabungan darurat | 500.000 |
Investasi reksa dana/emas | 400.000 | |
Asuransi jiwa & kesehatan | 200.000 |
2. Metode 40/30/20/10
Dalam metode 40/30/20/10, pendapatan dibagi menjadi empat kategori:
- 40% untuk kebutuhan
- 30% untuk keinginan
- 20% untuk tabungan/investasi
- 10% untuk kegiatan sosial (zakat, sedekah, bantu keluarga)
Berbeda dengan metode 50/30/20 yang lebih fokus pada konsumsi pribadi dan masa depan, pendekatan ini memberi ruang khusus untuk pengeluaran sosial. Oleh karena itu, metode ini terasa lebih relevan dengan budaya masyarakat Indonesia yang lekat dengan prinsip gotong royong.
Bagaimana contoh anggaran belanja rumah tangga dengan metode ini? Berikut gambarannya:
Kategori | Detail | Alokasi |
Kebutuhan (40%)2.200.000 | Sewa/KPR | 900.000 |
Listrik & Air | 200.000 | |
Pulsa & Internet | 100.000 | |
Makanan pokok | 850.000 | |
Transportasi | 150.000 | |
Keinginan (30%)1.650.000 | Nongkrong & Jajan | 350.000 |
Streaming & hiburan | 300.000 | |
Belanja | 600.000 | |
Dana liburan & hobi | 400.000 | |
Tabungan/Investasi (20%)1.100.000 | Tabungan darurat | 400.000 |
Investasi reksa dana/emas | 400.000 | |
Asuransi jiwa & kesehatan | 300.000 | |
Sosial (10%)550.000 | Zakat penghasilan | 165.000 |
Sedekah/donasi | 150.000 | |
Bantu orang tua/sanak | 235.000 |
3. Metode 70/20/10
Metode 70/20/10 cocok untuk Anda yang ingin pendekatan budgeting yang lebih longgar namun tetap terarah. Pembagiannya yakni:
- 70% untuk kebutuhan & gaya hidup
- 20% untuk tabungan/investasi
- 10% untuk sosial
Metode ini lebih realistis untuk keluarga dengan penghasilan kecil hingga menengah, atau yang penghasilannya tidak stabil (freelancer, pekerja informal, dll). Tetap ada porsi untuk masa depan dan berbagi, tanpa tekanan yang besar.
Kategori | Detail | Alokasi |
Kebutuhan dan keinginan (70%)3.850.000 | Sewa/KPR: | 900.000 |
Makanan pokok & jajan | 1.750.000 | |
Pulsa, Internet, Listrik, Air | 450.000 | |
Transportasi | 150.000 | |
Belanja/hiburan | 600.000 | |
Tabungan/Investasi (20%)1.100.000 | Tabungan darurat | 250.000 |
Investasi reksa dana/emas | 400.000 | |
Asuransi jiwa/kesehatan | 200.000 | |
Sosial (10%)550.000 | Zakat penghasilan | 165.000 |
Sedekah/donasi | 135.000 | |
Bantu orang tua/sanak | 250.000 |
Bagaimana jika Target Anggaran Tidak Tercapai?
Perlu Anda ingat, ketiga metode di atas bukanlah aturan baku, melainkan hanya panduan awal. Jika tidak cocok, Anda bisa mengatur besaran persentase dan kategori pengeluaran sesuai kemampuan.
Tapi, jika Anda masih merasa anggaran selalu bocor atau sulit menyisihkan tabungan, coba cara berikut:
- Catat semua pengeluaran selama 2–3 bulan untuk mengetahui pola konsumsi dan pos mana yang paling menyedot dana.
- Coba tambah penghasilan lewat side job atau usaha kecil. Banyak peluang kerja sampingan yang bisa Anda lakukan dengan modal minim, seperti menjadi dropshipper hingga penulis lepas.
Apabila kebutuhan tak terduga atau mendesak muncul, andalkan MUFDana sebagai solusi keuangan keluarga. Dengan jaminan BPKB kendaraan, Anda bisa mendapat pinjaman dengan limit tinggi secara cepat. Prosesnya mudah dan transparan, angsurannya pun tidak memberatkan.
Ingat, menyusun anggaran belanja rumah tangga bukanlah bentuk memenjarakan diri, melainkan bentuk disiplin untuk hidup yang lebih tenang dan terarah. Dan kapan pun Anda butuh dukungan finansial, MUFDana siap menjadi mitra andalan keluarga Anda.