Wujudkan Semua Mimpi

Tips Mengenal Kondisi Usaha yang Kurang Sehat dan Solusinya

Mengenali kondisi usaha yang kurang sehat sejak dini sangat penting untuk kelangsungan bisnis Anda. Karena telat menyadarinya bisa membuat Anda dan perusahaan pailit – alias bangkrut.

Usaha yang berkembang akan sangat mudah terlihat dan dikenali. Sebaliknya, usaha yang kurang sehat lebih sulit terdeteksi. Karena banyaknya variabel yang perlu penilaian ketika berbisnis sebelum memutuskan sehat atau tidaknya sebuah perusahaan.

Bagaimana Cara Mengatasi Kondisi Usaha yang Kurang Sehat?

Mudah saja, coba baca dan jawab pertanyaan di bawah ini sesuai dengan kondisi usaha Anda yang sekarang dengan jujur.

Apakah Usaha Anda Memiliki Pembukuan dan Catatan Kas yang Rapi?

Pembukuan adalah proses pencatatan yang teratur, di dalamnya terdapat data berupa informasi keuangan  perusahaan per periode. Di akhir periode, pembukuan tersebut akan dikumpulkan jadi sebuah neraca dan laporan laba rugi.” – Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Saking pentingnya pembukuan dan catatan kas untuk sebuah usaha, hal ini sampai diatur menjadi sebuah undang-undang. Masih menganggap remeh pembukuan untuk usaha Anda?

Meski banyak pengusaha mulai sadar kalau pembukuan itu penting, banyak yang lebih mementingkan hal lain seperti sumber daya manusia (SDM) dan produk. Padahal, dengan catatan kas dan pembukuan yang proper bisa jadi petunjuk antara usaha sehat dan “penyakitan”.

Walaupun usaha Anda masih berskala kecil, tidak ada ruginya mulai mengorganisir seluruh catatan keuangan. Termasuk di dalamnya: pajak penghasilan, hutang, piutang dan hal lain yang berhubungan dengan uang di dalam buku besar.

Apakah usaha Anda memiliki pembukuan dan catatan kas yang rapi dan terorganisir? Kalau jawabannya adalah “Iya”, berarti usaha Anda sehat.

Apakah Bisnis Anda Punya Hutang dan Piutang yang Terkontrol?

Punya hutang dan piutang bukanlah sebuah masalah untuk jalannya usaha karena ada manfaatnya. Masalahnya adalah, ketika jumlahnya terlalu banyak dan tidak terkontrol dengan baik, hutang-piutang bisa mendatangkan masalah besar untuk usaha Anda.

Sebagai contoh, rasio utang minimum yang aman untuk sebuah usaha adalah 40 persen ke bawah. Sementara angka maksimumnya adalah 50 persen dari total aset perusahaan. Ketika melebihi angka ini, berarti kondisi usaha Anda tidak sehat dan berpotensi bangkrut.

Pun, begitu juga dengan piutang.. Ketika piutang terlalu banyak artinya usaha tidak memiliki masukan dan akan membuat rugi perusahaan.

Pertanyaan kedua ini juga berhubungan erat dengan pertanyaan pertama yang membahas kas dan pembukuan. Dengan memiliki pembukuan, semua data berisi hutang piutang usaha bisa terlihat dengan jelas. Anda juga bisa menilai kondisi sehat atau tidaknya usaha dari nilai hutang dan piutang berjalan.

Apakah bisnis Anda punya hutang dan piutang yang terkontrol? Kalau “Iya”, berarti perusahaan Anda masih sehat.

Apakah Pelayanan Anda Sudah Profesional?

Apapun jenis usahanya – Apapun produk yang Anda jual – Apapun cara melayani prospek/customer Anda, profesionalisme adalah hal yang langsung terlihat dan bisa dinilai dengan gamblang oleh semua orang.

Perlu Anda catat, perusahaan Anda memiliki brand image. Ketika brand image rusak, akan sulit untuk mengembalikannya dengan cara apapun. Kalaupun bisa, akan memakan banyak waktu, kreativitas dan biaya yang tidak sedikit.

Bagaimana cara menjaga brand image? Lagi-lagi dengan cara menunjukkan profesionalisme dalam berbisnis.

Apakah pelayanan Anda sudah profesional? Kalau jawabannya “Iya”, selamat.. kondisi perusahaan Anda masih sehat.Penyebab Usaha Tidak Berkembang dan Solusinya.

Jika perusahaan Anda tidak terdampak akibat persaingan usaha tidak sehat seperti monopoli tapi kondisinya tidak juga berkembang dari waktu ke waktu, berarti ada yang salah di dalam internal perusahaan.

Untuk melihat masalah internal yang ada di usaha Anda, jawab tiga pertanyaan di atas, yaitu:

  • Apa usaha Anda memiliki pembukuan dan catatan kas yang rapi dan terorganisir?
  • Apakah bisnis Anda punya hutang dan piutang yang terkontrol?
  • Apakah pelayanan Anda sudah profesional?

Tiga pertanyaan simpel ini bisa menjadi jawaban Anda dan efektif sebagai cara bangkit dari kegagalan bisnis.

Penutup

Menyadari dari awal kondisi usaha yang kurang sehat bisa menjadi petunjuk penting antara bisnis yang sukses dan gagal. Solusinya adalah membangun infrastruktur sederhana dan kesadaran akan tiga hal penting dalam berbisnis: (1) pembukuan terorganisir, (2) hutang-piutang terkontrol, (3) profesionalisme terjaga.

Simak juga 2 strategi dan tips mempertahankan usaha agar tetap lancar sebagai salah satu sumber inspirasi dalam menjalankan usaha.

Tips Menjalankan Bisnis Online Agar Pelanggan Tetap Setia

Jika kepuasan pelanggan menjadi ujung tombak pencapaian bisnis Anda, maka kesetiaan pelangganlah yang akan menjadi indikator keberhasilan tersebut. Dalam hal ini Anda perlu memahami kiat-kiat yang dilakukan agar pelanggan tetap setia.

Ingin Pelanggan Tetap Setia?

Ikuti beberapa tips mengenai bagaimana cara untuk mempengaruhi minat pembeli agar menjadi pelanggan tetap.

1. Jaga Selalu Mutu Produk

Tips pertama dalam menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah dengan selalu menjaga kualitas produk atau jasa yang Anda berikan. Jangan pernah sekali pun Anda mengabaikan aspek Quality Assurance maupun Quality Control  di setiap aktivitas bisnis Anda.

Dengan memastikan kualitas produk sebelum Anda mengirimkannya kepada pelanggan, Anda setidaknya sudah mengupayakan bagaimana caranya agar pelanggan tetap setia.

2. Ciptakan Impresi Positif

Sebagai seorang pebisnis, apa yang akan Anda lakukan untuk membuat pelanggan Anda setia? Salah satunya adalah dengan memberikan kesan positif di setiap layanan yang Anda berikan.

Jika Anda memiliki website atau blog sebagai media bisnis, upayakan tampilan yang sederhana tapi menarik bagi pelanggan.

Mempersingkat response time kepada pelanggan juga dapat menjadi salah satu cara mempengaruhi minat pembeli agar pelanggan tetap setia Anda.

3. Permudah Sistem Layanan

Jangan sampai kata ‘ribet’ muncul dari pelanggan Anda ketika harus melakukan proses order, pembayaran, atau pengembalian produk.

Dalam hal ini, Anda perlu menerapkan strategi one-click solution di setiap fitur aplikasi atau transaksi yang akan pelanggan Anda gunakan.

Jika mencantumkan prosedur atau tata cara bertransaksi, pastikan penjelasan dan instruksi yang Anda sampaikan mudah dipahami dan tidak menimbulkan multitafsir.

4. Perluas Media Informasi dan Komunikasi

Memanfaatkan media sosial yang marak digunakan oleh pelanggan Anda merupakan salah satu cara menarik minat pembeli agar pelanggan tetap setia.

Media sosial tidak hanya berguna sebagai sarana pemasaran dan promosi, tetapi juga berguna sebagai media komunikasi ketika pelanggan ingin menghubungi Anda.

5. Kenalkan Nilai Bisnis Anda

Tidak menutup kemungkinan business value yang Anda sematkan ke dalam bisnis Anda memiliki kesamaan dengan visi yang dimiliki oleh pelanggan. Khususnya yang memiliki keterkaitan dengan isu-isu sosial yang sedang marak terjadi.

Seperti misalnya, bisnis Anda lebih menekankan pentingnya penggunaan bahan daur ulang demi pelestarian lingkungan dan menanggulangi penumpukan sampah.

Dengan memperkenalkan nilai bisnis tersebut, secara tidak langsung Anda sudah menerapkan cara untuk mempengaruhi minat pembeli agar menjadi pelanggan tetap setia Anda.

6. Kontrol Harga

Menjaga nilai jual produk atau jasa yang Anda tawarkan dapat menjadi salah satu cara terampuh membentuk dan menjaga agar pelanggan tetap setia.

Jika memang karena suatu alasan tertentu Anda harus menaikkan harga jual produk, pastikan selisihnya masih masuk akal bagi pelanggan Anda. Bila perlu, Anda dapat memberikan sedikit imbauan mengenai kenaikan harga tersebut.

7. Tingkatkan After-sale Service

Tidak hanya dari kualitas produk yang diterima, pelanggan Anda pun tentu akan sangat memperhatikan kualitas pelayanan setelah transaksi berhasil dilakukan. Terutama ketika terjadi kendala yang masih melibatkan proses garansi.

Pastikan Anda tidak membuat pelanggan Anda merasa dirugikan seusai melakukan transaksi bisnis dengan Anda.

8. Pertahankan Etika Bisnis

Masih berkaitan tentang impresi pelanggan, Anda pun harus tetap senantiasa menjaga etika bisnis yang sudah Anda bentuk sejak awal.

Salah satunya adalah dengan tidak mempublikasikan konten-konten yang bersifat provokatif apalagi intimidatif terhadap semua kalangan, termasuk kompetitor Anda.

9. Beri Ruang untuk Testimoni

Cara lain untuk membangun dan mempertahankan agar pelanggan tetap setia, Anda perlu memberikan mereka kesempatan untuk menampilkan tanggapan mengenai kualitas produk dan layanan yang Anda berikan.

Bersikaplah terbuka terhadap setiap penilaian. Tunjukkan Anda memiliki integritas dalam meningkatkan kualitas produk atau layanan yang Anda berikan kepada semua pelanggan.

10. Ciptakan Program-Program Pro-Konsumen

Selain kesembilan tips di atas, cara lain yang dapat Anda lakukan sebagai seorang pebisnis online untuk membuat pelanggan Anda tetap setia adalah dengan membuat program-program khusus bagi mereka.

Anda dapat memberikan bonus, membuat penawaran spesial, membentuk komunitas pelanggan, atau mengadakan acara spesial bagi mereka. Tujuannya tidak lain sebagai wujud apresiasi atas kesetiaan pelanggan kepada Anda.

Selamat mempraktikkan kiat-kiat yang dilakukan agar pelanggan tetap setia kepada Anda.

Jangan lewatkan juga beragam artikel tips dalam berbisnis lainnya yang disajikan oleh mufdana dari MUF (Mandiri Utama Finance). Semoga artikel di atas bisa Anda jadikan sebagai salah satu sumber inspirasi dalam menjalankan usaha.

Cara Mengembangkan Usaha Kecil Agar Bisa Bertumbuh Menjadi Besar

Setiap bentuk usaha pasti tidak lepas dari tantangan dan himpitan untuk semakin berkembang, tak terkecuali bisnis berskala kecil. Kendati demikian, Anda dapat mempelajari cara-cara mengembangkan usaha kecil Anda hingga kelak menjadi besar.

Beberapa tips berikut ini akan membahas strategi-strategi pengembangan usaha kecil Anda sehingga dapat meminimalisir kemungkinan risiko yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

1.    Pahami Jenis Usaha Anda

Cara pengembangan usaha kecil paling awal yang harus Anda lakukan sejak dini adalah dengan memperkuat pondasi atau identitas bisnis Anda. Caranya?

Mungkin pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat membantu Anda untuk sejenak memproyeksikan bisnis apa yang hendak Anda jalani.

  • Usaha apa yang sebenarnya ingin Anda geluti?
  • Apa jenisnya?
  • Berapa modal awal yang Anda butuhkan?
  • Seberapa bergunakah produk atau jasa yang Anda tawarkan ke khalayak?
  • Mengapa Anda memilih jenis usaha tersebut?

2.    Fokus dan Konsisten dengan Jenis Usaha Anda

Setelah memahami betul seluk-beluk usaha yang Anda lakukan, maka selanjutnya adalah mempertahankan fokus dan konsisten dengan jenis usaha Anda tersebut.

Jangan sampai Anda mudah tergoda oleh bentuk usaha lain yang tampaknya lebih sukses dan lancar ketimbang usaha Anda saat ini. Perlu Anda ingat bahwa mengembangkan usaha kecil menjadi besar bukan berarti beralih dari tujuan awal.

3.    Persiapkan Strategi Operasional

Segiat apa pun dalam membangun usaha kecil, bila Anda tidak mempersiapkan strategi operasional dengan matang, pada akhirnya Anda akan kerepotan. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk merugi.

Lalu apa contohnya strategi operasional itu? Anda wajib mempersiapkan beberapa contoh berikut:

  • Pemasok: Berapa jumlah pemasok yang Anda kenal? Kredibel atau tidak?
  • Distributor: Siapa yang akan menjadi distributor Anda?
  • Layanan Konsumen: Bagaimana cara berinteraksi dengan klien? Siapa?
  • Transportasi kurir: Untuk keperluan apa saja? Berapa budget-nya?

4.    Persiapkan Manajemen Keuangan

Salah satu cara manajemen keuangan bisnis paling dasar adalah dengan memisahkan antara uang pribadi dan usaha. Di samping itu, Anda juga harus mencatat setiap detail transaksi bisnis yang berlangsung.

Strategi lain dalam mengelola keuangan bisnis Anda adalah dengan tidak tergesa-gesa mengalokasikan dana Anda demi keperluan ekspansi. Setidaknya tunggu sampai siklus keuangan usaha Anda benar-benar stabil.

Kemudian, jika Anda sudah mendapatkan perhitungan yang matang dan siap untuk mengembangkan usaha, maka Anda dapat mulai untuk melakukan ekspansi. Dana yang dibutuhkan untuk itu bisa Anda dapatkan dari berbagai sumber. Antara lain dari keuntungan yang telah disisihkan atau dengan mengajukan pinjaman modal usaha dan sebagainya.

5.    Pelajari Setiap Kompetitor

Bagaimana cara Anda mengembangkan usaha dengan modal kecil hingga kelak menjadi besar? Tidak lain adalah dengan mempelajari sebanyak mungkin kompetitor. Misalnya:

  • Apa yang menjadi keunggulan dari produk mereka?
  • Mengapa bisa unggul?
  • Bagaimana strategi promosi dan pemasaran mereka?
  • Seberapa kuat pengaruh kompetitor Anda bagi konsumen?
  • Bagaimana kesan konsumen secara umum terhadap kompetitor?

6.    Pelajari Segmentasi Pelanggan

Selain kompetitor, Anda juga harus paham betul mengenai (calon) konsumen Anda. Seperti misalnya:

  • Siapakah yang kemungkinan besar akan menjadi pelanggan Anda?
  • Produk atau layanan apa yang banyak konsumen Anda butuhkan?
  • Media sosial apa yang banyak mereka gunakan?
  • Bagaimana cara mereka berkomunikasi (gaya berinteraksi)?
  • Bonus seperti apa yang mereka inginkan?

7.    Pelajari Tren yang Marak di Masyarakat

Situasi sosial yang sedang berlangsung di kalangan masyarakat, baik yang berkaitan dengan isu kesehatan maupun kebijakan publik, dapat menjadi sarana untuk mengembangkan usaha kecil Anda menjadi besar.

Sebagai contoh, Anda dapat berperan serta dalam pencegahan penyebaran virus Corona dengan mempublikasikan anjuran-anjuran positif. Hal ini dapat berupa penerapan protokol kesehatan dengan melakukan belanja secara online.

8.    Bersiaplah untuk Selalu Berinovasi

Sesuatu yang monoton itu membosankan, bukan? Apa yang akan Anda lakukan semisal Anda bosan dengan suatu produk yang bentuk dan kualitasnya hanya begitu-begitu saja? Pasti Anda cenderung akan beralih ke produk yang lain, benar?

Oleh karena itu, jika Anda sendiri bosan dengan sesuatu yang monoton, jangan sampai pelanggan Anda mengalaminya dari bisnis Anda.

Meningkatkan mutu dan menyematkan sesuatu yang baru di produk atau layanan Anda adalah modal utama dalam berinovasi.

9.    Persiapkan Strategi Promosi

Selain memanfaatkan beragam media sosial yang banyak digunakan oleh konsumen, Anda dapat juga perlu untuk meminta tanggapan pelanggan Anda soal produk atau layanan yang mereka dapatkan.

Testimoni atau penilaian positif yang diberikan pelanggan secara langsung dapat menjadi sarana promosi dalam menyakinkan calon pembeli tentang produk yang Anda pasarkan.

10.   Tumbuhkan Trust Pelanggan

Tips terakhir yang dapat Anda terapkan adalah menumbuhkan kepercayaan atau Trust pelanggan sehingga kelak mereka akan kembali lagi kepada Anda.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan pendekatan aftersales. Jangan biarkan pelanggan Anda merasa kesulitan untuk menghubungi Anda kembali. Khususnya ketika terjadi permasalahan dengan produk yang mereka terima dari Anda.

Anda perlu memastikan bahwa setiap pelanggan mendapatkan jaminan kualitas dan garansi penanggulangan kerusakan bilamana terjadi peristiwa yang tidak diharapkan.

Setidaknya sepuluh hal di atas merupakan contoh-contoh rencana pengembangan usaha yang dapat Anda terapkan di bisnis Anda. Sangat tidak menutup kemungkinan bila Anda dapat menemukan cara mengembangkan usaha kecil lain yang sesuai dengan bisnis dan prospek Anda.

Tips Mendapatkan Modal Untuk Mengembangkan Usaha UMKM

Geregetan melihat usaha Anda hanya begitu-begitu saja? Ingin menambah modal untuk mengembangkan usaha agar semakin maju dan menguntungkan? Simak sejumlah tips berikut.

Artikel ini akan mengulas cara mempersiapkan modal untuk mengembangkan usaha, khususnya bagi usaha kecil atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

Cara Mendapatkan Modal Untuk Mengembangkan Usaha

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dipertimbangkan dalam mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha Anda:

Melakukan Efisiensi Usaha

Cara pertama yang paling sederhana adalah mengevaluasi seluruh kegiatan dan biaya operasional usaha Anda.

Pangkaslah biaya pengeluaran yang bersifat pemborosan dan hilangkan kegiatan kerja yang tidak memberikan dampak pada kemajuan usaha.

Melakukan kedua hal tersebut akan menghasilkan penghematan yang signifikan terhadap biaya operasional secara keseluruhan. Sehingga, keuntungan usaha Anda akan meningkat secara langsung di bulan berikutnya.

Dari keuntungan tersebut, Anda bisa sisihkan untuk modal pengembangan usaha.

Selain melakukan efisiensi dari sisi biaya operasional, Anda juga bisa merampingkan aset usaha yang kurang produktif.

Menjual Aset Usaha yang Kurang Produktif

Kendaraan operasional yang jarang terpakai, alat atau mesin produksi lawas yang menganggur dan sebagainya, akan lebih bermanfaat jika Anda jual untuk dialihkan ke modal pengembangan usaha.

Alternatif selain menjual adalah menggadaikan aset-aset tersebut untuk mendapatkan dana segar dari penyedia layanan gadai yang Anda percaya.

Menggunakan Dana & Aset Pribadi

Memasukkan modal tambahan dari tabungan pribadi Anda bisa menjadi alternatif berikutnya. Selain dari tabungan, Anda juga bisa menjual aset-aset pribadi yang tidak produktif.

Jika memungkinkan, ini merupakan salah satu cara alternatif yang efektif dalam mengembangkan usaha tanpa harus terbebani oleh hutang.

Mengikuti Program Bantuan Usaha

Tidak jarang, pemerintah hingga perusahaan besar mengadakan program bantuan permodalan untuk usaha yang sedang berkembang.

Program tersebut demi mendukung kemajuan UMKM, memperbanyak penyerapan tenaga kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka pengangguran.

Nah, Anda bisa mengajukan usaha Anda ke dalam program tersebut dengan memenuhi semua persyaratan yang ada.

Mengajukan Pinjaman Modal Usaha

Jika keempat cara di atas tidak memungkinkan, maka Anda bisa mempertimbangkan pengajuan pinjaman modal usaha kepada perusahaan pembiayaan maupun perseorangan.

Saat ini sudah banyak lembaga yang bisa Anda manfaatkan, mulai dari lembaga pembiayaan yang bersifat umum (konvensional), hingga yang berbasis syariah.

Anda juga bisa mempertimbangkan pengajuan pinjaman melalui kerabat, teman atau rekan kerja Anda jika jumlahnya tidak terlalu besar.

Penting Anda garis bawahi, meminjam uang untuk modal pengembangan usaha harus Anda perhitungkan secara matang. Jangan sampai hutang tersebut menjadi bumerang bagi usaha Anda yang sedang berkembang.

Negosiasi dengan Supplier

Cara ini sering juga disebut dengan istilah “modal dari supplier.” Prinsipnya, Anda mengajukan permohonan kepada supplier untuk memberikan stok barang di muka dengan pembayaran di belakang atau sesuai tempo yang disepakati.

Ada 2 model dalam hal ini, pertama, supplier memberikan barang dengan akad piutang. Sehingga, barang tersebut sepenuhnya menjadi milik Anda dan selanjutnya Anda harus membayar dalam jangka waktu tertentu.

Model kedua adalah “sistem konsinyasi atau titip barang,” yaitu supplier menitipkan barangnya kepada Anda dan kewajiban Anda hanya membayar sebatas barang yang telah terjual.

Mencari Investor

Apabila usaha Anda berjalan dengan baik dan memiliki catatan akuntansi yang profesional, maka mencari investor untuk mendapatkan suntikan dana segar akan menjadi lebih mudah.

Dalam merekrut investor, upayakan nilai investasinya tidak lebih besar dari milik Anda. Hal ini ditujukan agar Anda masih bisa mendapatkan bagian keuntungan usaha yang lebih besar.

Selain itu, buatlah perjanjian yang fair dan lengkap untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan di kemudian hari.

Menekan Risiko Usaha

Tersedia banyak cara dalam mencari modal untuk mengembangkan usaha, seperti yang telah diulas di atas. Pilih cara yang paling memungkinkan dengan tetap mempertimbangkan risiko.

Perhitungkan keputusan Anda dengan cermat, sehingga tambahan modal yang didapat tidak menimbulkan dampak negatif yang membebani usaha di kemudian hari. Terutama jika Anda berniat mendapatkan modal dengan berhutang dan merekrut investor.

Tips Mempersiapkan Modal Untuk Membangun Usaha

Anda ingin membangun usaha baru, namun masih bingung masalah modal?

Jika iya, teruslah membaca!

Artikel ini akan memberikan Anda tips cara mempersiapkan modal untuk membangun usaha dengan cara yang tepat.

Pengusaha baru biasanya bertanya, “berapa besar modal yang harus saya siapkan?”

Untuk menjawabnya, ketahui dulu biaya apa saja yang diperlukan untuk membangun usaha Anda. Sewa ruko, pembelian perabot, stok produk, perkiraan operasional bulanan dan seterusnya mesti Anda rinci se-detail mungkin.

Jenis Modal Untuk Membangun Usaha

Dalam menghitung anggaran tersebut, Anda bisa mengelompokkan masing-masing biaya ke dalam 3 jenis modal usaha berbeda yaitu:

1. Modal Investasi Awal

Yaitu biaya yang Anda keluarkan untuk pembelian aset usaha. Aset-aset ini dapat berupa seperti etalase produk, meja, seperangkat komputer kasir, membayar jasa renovasi interior & eksterior toko dan seterusnya.

2. Modal Kerja

Adalah seluruh produk yang ingin Anda jual atau bisa juga bahan baku produksi bagi usaha yang bergerak dalam bidang manufaktur.

3. Modal Operasional

Merupakan biaya rutin bulanan atau tahunan seperti listrik, air, internet, sewa toko, gaji pegawai, dan seterusnya. Dalam hal ini, Anda bisa menghitung biaya rutin selama 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan ke depan.

Modal investasi awal dan modal kerja merupakan modal terbesar dalam membangun suatu usaha. Jadi, Anda perlu perhitungkan dengan cermat.

Selanjutnya, gunakan rumus mencari modal usaha berikut ini untuk menghitung jumlah modal yang harus Anda siapkan:

Modal Usaha = Modal Investasi Awal + Modal Kerja + Modal Operasional

6 Cara Mencari Modal Usaha Yang Paling Umum

Berikut ini adalah 6 cara mencari modal usaha yang paling banyak diterapkan:

1. Menggunakan Tabungan Pribadi

Jika memungkinkan, cara pertama ini paling direkomendasikan. Dengan menggunakan uang pribadi, Anda tidak akan terbebani oleh cicilan hutang di kemudian hari.

Keunggulan berikutnya, usaha yang Anda bangun akan sepenuhnya milik Anda. Tidak ada pembagian hasil keuntungan ke pihak manapun. Semua laba usaha 100% masuk ke kantong Anda.

Namun jika tabungan yang tersedia tidak cukup, maka solusi terbaik adalah dengan menjual aset.

2. Menjual Aset Pribadi

Evaluasi kembali aset-aset Anda yang kurang produktif (jarang terpakai). Tanah menganggur, mobil, perhiasan, mesin dan sebagainya adalah beberapa contoh aset yang bisa Anda evaluasi untuk dialihkan sebagai modal usaha.

Jika tidak memungkinkan menjual aset, maka cara berikutnya Anda perlu mencari modal eksternal dari pihak lain.

3. Mencari Pinjaman Modal Usaha

Sebagai langkah awal, orang terdekat mulai dari kerabat, teman dan rekan kerja adalah pihak yang pertama kali bisa Anda hubungi.

Namun jika tidak memungkinkan, alternatifnya Anda bisa menggunakan layanan pinjaman modal usaha ke lembaga permodalan yang sudah banyak di Indonesia.

Menggunakan modal dari hasil meminjam memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga, Anda perlu mempertimbangkannya dengan matang.

4. Mencari Investor

Solusi lain dari meminjam adalah mengajak investor mendanai usaha Anda. Cara ini lebih menguntungkan dibanding meminjam, karena resiko usaha akan ditanggung bersama oleh Anda dan investor.

Namun, Anda harus memiliki perjanjian yang sedetail mungkin dengan pihak investor untuk menghindari perselisihan di kemudian hari.

5. Kerjasama Usaha Patungan

Bagaimana jika modal yang dibutuhkan Rp50 juta dan saya sudah memiliki Rp25 juta?

Dalam kasus ini, Anda bisa menawarkan kerjasama usaha patungan kepada orang lain. Di mana, kedua belah pihak akan menanggung modal sebesar Rp25 juta.

Nantinya setelah usaha berjalan, hasil keuntungan bisnis akan dibagi rata kepada kedua belah pihak, atau menyesuaikan kesepakatan yang ada.

Layaknya kerjasama dengan investor, Anda harus memiliki perjanjian yang lengkap dalam usaha patungan. Tujuannya demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

6. Modal Supplier

Menyediakan stok barang merupakan modal kerja yang memerlukan alokasi dana cukup besar. Namun, Anda bisa menyiasatinya dengan bernegosiasi kepada supplier untuk mendapatkan kebijakan barang di muka dan pembayaran di belakang atau hutang.

Jika memungkinkan, cari supplier yang menawarkan kerjasama konsinyasi (titip barang). Dengan begitu, Anda bisa menekan kebutuhan modal kerja usaha serendah mungkin.

Modal Bukanlah Hambatan

Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, pernah berkata, “Saya pikir aturan sederhana dalam berbisnis adalah melakukan hal yang paling sederhana terlebih dahulu. Setelah itu barulah kamu bisa melakukan banyak progress kemajuan.”

Bob Sadino, pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchick juga mengatakan, “Jangan pernah berprinsip HARUS ADA UANG untuk memulai usaha. Coba dibalik, HARUS ADA USAHA untuk menghasilkan uang!”

Jika Anda masih kesulitan masalah modal, renungi kedua ucapan pengusaha profesional di atas. Modal untuk membangun usaha tidak melulu berupa uang. Langkah Anda memulai dari hal yang paling sederhana merupakan modal yang tidak kalah penting.

5 Tips dan Cara Memilih Tempat Usaha yang Strategis

Mendapatkan tempat strategis adalah salah satu prioritas utama kalau Anda ingin mendirikan usaha berskala mikro-kecil dan menengah. Masih bingung cara dan penerapannya? Ini tips untuk Anda yang mencari cara memilih tempat usaha yang strategis.

Lokasi strategis adalah kunci berhasilnya suatu usaha. Kenapa? Karena mendirikan usaha di tempat yang tidak strategis membuang banyak uang untuk biaya pemasaran yang belum terbukti akan mendatangkan keuntungan di masa depan.

Sebaliknya, lokasi usaha yang strategis bisa mendatangkan keuntungan tanpa perlu mengeluarkan biaya pemasaran.

Simak tipsnya berikut ini.

Bagaimana Cara Memilih Tempat Usaha yang Strategis?

Memilih tempat usaha yang strategis akan mudah dengan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini. Kalau mayoritas jawabannya adalah “Iya”, berarti lokasi yang Anda pilih sudah strategis dan sesuai.

1. Apakah Kepadatan Penduduk di Sekitar Lokasi Ramai?

Potensi suksesnya sebuah usaha berbanding lurus dengan tingkat kepadatan penduduk di sekitar lokasi. Kenapa? Karena Anda bisa menghitung daya beli penduduk sekitar dan memastikannya setiap bulan tanpa harus menerka-nerka dan berharap pada departemen pemasaran/sales marketing.

Tapi, bukan berarti Anda tidak menjalankan fungsi pemasaran ketika mendapatkan lokasi yang ramai penduduk sekitarnya. Anda (harus) tetap melakukan promosi seperti bisnis lainnya.

2. Bagaimana Dengan Penghasilan Penduduk Sekitar?

Percuma memiliki lokasi tempat usaha yang strategis kalau penduduk di sekitar lokasi tidak mempunyai daya beli yang mumpuni untuk menjadi konsumen usaha Anda. 

Sesuaikan tempat usaha dengan produk/jasa yang Anda jual. Contoh, menjual kopi berkonsep cafe tidak akan cocok di pedesaan yang warga sekitar terbiasa mengkonsumsi kopi sasetan. Daerah pedesaan akan lebih cocok dengan produk sembako dan produk yang harga jualnya lebih murah walaupun ada penurun dari segi kualitas.

3. Seberapa Ramai Tingkat Lalu Lalang Kendaraan Masyarakat?

Kalau ramai kendaraan yang lewat, itu bisa jadi pertanda lokasi memiliki potensi sebagai tempat usaha yang strategis di kemudian hari meskipun sekarang masih sepi. Tapi dengan syarat.. lokasi tersebut bukan jalan besar atau jalan yang dilalui kendaraan sebagai jalan alternatif.

Kalau lebih dominan dilalui pejalan kaki, usaha warung dan sejenisnya akan lebih menguntungkan. Kalau lebih dominan mobil dan motor, usaha bengkel dan sejenisnya bisa jadi lebih menguntungkan.

4. Apakah Banyak Usaha Lainnya di Sekitar Lokasi Usaha?

Contoh kecil yang nyata dan bisa menjadi bukti konkrit adalah persaingan minimarket antara Indomaret dan Alfamart. Kedua gerai ini (hampir) bisa dipastikan ada di satu lokasi yang sama dan menjadikannya tempat usaha yang strategis.

Alasan lainnya adalah, dengan banyaknya jenis usaha di lokasi tertentu, kunjungan orang-orang yang mempunyai banyak motif akan menguntungkan. Bisa jadi, ada orang yang sebelumnya tidak ingin belanja di toko Anda justru belanja karena dorongan impulsif. Contoh kecilnya, lihat pasar malam, mall dan event besar.

5. Sudah Siap Membayar Uang Sewa Tempat Usaha?

Lokasi yang strategis terkenal dengan biaya sewa tempat yang relatif lebih mahal daripada lokasi yang sepi. Hal ini lumrah di bidang bisnis karena sudah menjadi kodratnya. Sebagai pengusaha, yang harus Anda lakukan adalah bersiap untuk kemungkinan membayar sewa yang akan naik seiring waktu berjalan.

Bagaimana kalau lokasinya terlihat sepi tapi harga sewanya mahal? Gunakan akal sehat dan berpikir secara rasional. Kalau perlu, lakukan riset sederhana dengan bertanya pada pengusaha dan pedagang di sekitar tentang keraguan Anda sebelum menyewa tempat.

Menemukan lokasi ideal dan perhitungan yang matang, namun anggaran belum mencukupi? Anda masih bisa mempertimbangkan pinjaman modal usaha sebagai salah satu solusi.

Strategi Memilih Lokasi Usaha yang Pasti Menguntungkan

Dengan menjawab lima pertanyaan di atas, Anda bisa mendapatkan lokasi usaha yang strategis dengan mudah. Sebagai bonus, ini 6 karakteristik yang menggambarkan kalau tempat tersebut benar-benar strategis dan sesuai untuk usaha, yaitu:

  • Tempatnya sesuai dengan demografis konsumen usaha Anda
  • Aksesnya mudah
  • Luasnya ideal dan sesuai dengan produk/jasa Anda
  • Terdapat bisnis lainnya dan bahkan kompetitor
  • Suka mengadakan event dan ramai kunjungan di hari tertentu (contoh: malam minggu)
  • Mudah terlihat dari kejauhan 

Itulah tips dan cara memilih tempat usaha yang strategis untuk jualan apapun yang pasti dijamin laku karena lingkungan sekitarnya mendukung.

Simak juga berbagai artikel tips berbisnis lainnya sebagai salah satu sumber inspirasi dalam merencanakan dan membangun usaha Anda.

Tips Memilih Jenis Usaha Jangka Panjang Yang Tidak Tergerus Waktu

Memiliki usaha jangka panjang merupakan impian banyak orang. Bahkan, ada yang berharap bisnisnya dapat terus berjalan meski pemiliknya telah tiada.

Sayangnya, membangun bisnis jangka panjang bukanlah perkara mudah.

Hanya segelintir pengusaha yang berhasil memilikinya, sementara yang lain masih jatuh bangun dalam menjalankan usaha mereka.

Usaha Apa yang Dapat Bertahan Jangka Panjang?

Itu adalah pertanyaan yang sering pengusaha baru ajukan dan mungkin juga Anda.

Artikel ini tidak membahas tentang ide bisnis, melainkan memaparkan beberapa tips penting yang perlu Anda ketahui tentang bagaimana cara memilih usaha jangka panjang untuk pemula.

Meski demikian, Anda juga dapat membaca artikel terkait lainnya dari mufdana, seperti tips memilih usaha yang tepat bagi pemula, mengenal dan menekuni jenis usaha modal kecil dan sebagainya sebagai sumber inspirasi dalam membangun usaha.

Setidaknya ada 5 tips yang perlu Anda perhatikan dalam memilih bisnis yang bisa bertahan lama. Berikut ulasannya:

1. Kembali ke Masa Lalu

Cara paling mudah mencari peluang usaha yang jangka panjang saat ini adalah dengan melihat bisnis-bisnis di sekeliling kehidupan Anda. Dari semua bisnis yang Anda ketahui, ingat bisnis apa yang sudah berdiri sejak lama dan masih bertahan.

Misalnya, di dekat rumah Anda terdapat sebuah toko bibit tanaman hias. Toko tersebut sudah ada sejak 15 tahun silam dan masih terus berkembang hingga saat ini.

Maka, sangat mudah menyimpulkan bahwa bisnis tersebut tergolong jenis usaha jangka panjang.

Dari sekian banyak usaha yang Anda kenal di daerah Anda, pasti ada usaha-usaha tertentu yang terbukti dapat bertahan lama. Tuliskan semuanya pada selembar kertas.

Selanjutnya, pelajari lebih dalam apakah ada salah satu bisnis yang Anda minati. Jika ada, maka bisnis tersebut bisa menjadi peluang bagus buat Anda.

Namun sebelum melangkah ke sana, penting untuk melakukan riset pasar terlebih dahulu.

2. Lakukan Riset Pasar

Peluang usaha yang telah Anda temukan tadi perlu diuji seberapa besar potensi pendapatannya. Dan apakah usaha tersebut masih bisa dikembangkan dengan model bisnis berbeda. Sehingga ada peluang yang cukup besar untuk memenangkan persaingan dengan bisnis serupa di pasaran.

Anda bisa memanfaatkan internet untuk menggali lebih dalam cara riset pasar berdasarkan rekomendasi pakar atau pengusaha yang berpengalaman.

3. Fokus Menciptakan Solusi

Setelah melakukan riset dan Anda yakin ingin memasuki sebuah bidang usaha tertentu, maka langkah berikutnya adalah mempelajari target pasar Anda.

Produk adalah solusi atas sebuah permasalahan. Artinya, sebelum menentukan produk yang akan dijual, Anda harus menentukan dulu masalah apa yang ingin Anda selesaikan.

Ide usaha jangka panjang harus berlandaskan atas prinsip ini. Semakin besar suatu masalah dan semakin banyak jumlah orang yang mengalami masalah tersebut, maka semakin tinggi peluang produk yang menjadi solusinya untuk bertahan lama di pasaran.

Jadi, pahami masalah utama yang dihadapi target pasar Anda. Kemudian buatlah sebuah produk yang bisa mengatasi masalah tersebut.

4. Perhitungkan Risiko di Masa Mendatang

Kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan iklim suatu wilayah akan berpengaruh pada stabilitas dan eksistensi bidang usaha tertentu.

Contoh yang paling terlihat adalah usaha agen travel, pariwisata, dan penerbangan seperti pada hari ini. COVID-19 menyebabkan usaha-usaha tersebut nyaris mati dalam semalam.

Contoh lagi usaha toko sembako. Meski termasuk jenis usaha jangka panjang, namun kehadiran minimarket seperti Indomaret dan Alfamart di hampir semua kecamatan bahkan kelurahan, dapat membuat usaha toko sembako milik pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) panas dingin untuk bersaing.

Jadi, pelajari kembali usaha yang Anda tertarik masuk ke dalamnya, apakah ada kemungkinan risiko yang terlalu besar di masa mendatang. Jika ada, apakah Anda memiliki rencana solusi. Jika Anda merasa risikonya terlalu sulit dihadapi, maka cobalah melihat jenis usaha lain yang risikonya lebih rendah.

5. Pastikan Keberadaan Supplier yang Bisa Diandalkan

Memiliki usaha yang maju dan jangka panjang akan bermasalah ketika ketersediaan bahan baku atau supplier tidak memadai.

Contohnya apabila Anda ingin memiliki usaha produksi furniture. Jika persediaan bahan baku kayu di daerah Anda sangat terbatas, sementara membeli bahan baku dari daerah lain ongkos pengirimannya terlalu besar, maka itu akan menjadi masalah sistemik bagi bisnis Anda.

Oleh karena itu, pastikan bahan baku produk Anda dapat terpenuhi dengan baik. Atau  sekalipun harus mengambil dari luar kota, upayakan ongkos kirimnya masih terjangkau.

Sedangkan bagi Anda yang menjual produk jadi, pastikan supplier di daerah Anda dapat diandalkan untuk menyediakan stok dengan jumlah yang memadai dalam jangka panjang. Jangan sampai ketika di kemudian hari penjualan Anda sudah tinggi, ternyata supplier tidak sanggup memenuhi permintaan stok Anda.

Nah, itulah 5 tips memilih jenis usaha jangka panjang yang perlu Anda perhatikan. Mudah-mudahan informasi tersebut dapat memudahkan Anda dalam menemukan bisnis andalan dalam waktu dekat.

Mengenal dan Menekuni Jenis Usaha Modal Kecil

Setiap usaha tentu memerlukan modal. Akan tetapi, usaha modal kecil bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk Anda wujudkan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi diri Anda.

Berikut ini terdapat beberapa jenis usaha modal kecil untung besar yang sebaiknya Anda pelajari.

1.  Bisnis Pembuatan Konten

Keterampilan Anda dalam membuat konten-konten kreatif dapat menjadi ide usaha modal kecil. Contohnya, sebagai seorang penulis Anda dapat menawarkan jasa pembuatan konten-konten artikel perusahaan atau naskah video. 

Dalam hal ini, modal utama yang Anda butuhkan adalah kemampuan menulis, ide-ide kreatif, dan laptop. Contoh usaha kecil-kecilan ini sudah banyak terbukti memberikan hasil maksimal kepada para pelakunya, apalagi bila kemampuan menulis Anda semakin meningkat.

2.  Bisnis Bidang Pendidikan

Jika Anda memiliki latar belakang pendidikan keguruan, tentu hal ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Anda. Pasalnya, mengajar dapat menjadi salah satu jenis usaha modal kecil dengan keuntungan besar.

Bisnis bidang pendidikan tidak selalu tentang pelajaran sekolah. Anda juga bisa membagikan keterampilan Anda sebagai seorang penjahit, tata rias, atau seorang perajin kulit sekalipun dalam bentuk kelas kursus.

Namun demikian, peluang usaha modal kecil di bidang pendidikan ini tidak hanya sebatas tentang mengajar. Anda pun dapat mengajak tenaga pengajar ahli untuk membuka kursus online, di mana Anda lebih bertugas sebagai koordinator atau promotor.

3.  Bisnis Bidang Kerajinan

Program pemerintah untuk menggalakkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di tanah air semakin menyuburkan ide-ide membangun usaha.

Salah satunya dalam bidang seni kerajinan. Hal ini bisa dijadikan cara efektif dalam memanfaatkan hobi sebagai peluang usaha.

Modal utama yang sangat Anda perlukan dalam menjalankan bisnis ini adalah kreativitas dan informasi. Misalnya, Anda dapat membuat sebuah bingkai foto unik hanya dari bahan-bahan bekas atau alami yang melimpah di sekitar Anda.

Dengan berbekal informasi yang akurat, tidak menutup kemungkinan bila Anda pun dapat menemukan (atau malah menjadi) distributor barang-barang seni kerajinan. Peluang ini bisa Anda manfaatkan tanpa perlu menggerutu soal kepemilikan modal yang besar.

4.  Bisnis Reparasi

Ide usaha lain yang dapat Anda kembangkan bisa muncul dari sektor otomotif dan teknologi. Salah satu contoh usaha modal kecil untung besar dalam bidang ini tidak mengharuskan Anda sebagai penjual, melainkan ahli reparasi.

Jika Anda seorang Tech Savvy (ahli teknologi) atau punya keahlian khusus di bidang tersebut, Anda dapat membuka jasa layanan servis online. Layanan ini dapat berupa jasa perbaikan seperti perangkat elektronik atau kendaraan bermotor.

Modal utama yang Anda butuhkan, selain dari keahlian Anda tersebut, tidak lain adalah peralatan teknis yang harganya pun cukup terjangkau. Namun, Anda juga harus tetap memperluas informasi guna memperluas peluang usaha modal kecil ini.

5.  Bisnis Jasa Kebersihan

Selanjutnya, contoh usaha modal kecil untung besar yang berpotensi kuat akhir-akhir ini datang dari sektor kebersihan. Salah satunya adalah dengan membuka layanan pencucian pakaian atau laundry.

Akan tetapi, jika sebagai penyedia jasa laundry dirasa cukup memberatkan karena harus memiliki mesin cuci, pengering, setrika, dan sebagainya, maka Anda dapat memulai usaha modal kecil di bidang ini untuk pencucian sepatu, helm, atau tas.

Meski demikian, Anda juga dapat mempertimbangkan pinjaman modal usaha sebagai solusi alternatif untuk mendapatkan modal tambahan.

Anda pun tentu sudah familiar dengan jasa layanan kebersihan rumah tangga yang ditawarkan secara online oleh beberapa perusahaan ternama. Perusahaan-perusahaan tersebut secara tidak langsung menunjukkan kepada Anda salah satu peluang usaha modal kecil yang sangat potensial. 

Betapa tidak? Anda hanya membutuhkan modal seperangkat alat kebersihan dan pengharum ruangan pada umumnya (yang harganya pun sangat terjangkau). Dengan demikian Anda dapat meraup keuntungan besar dari para pelanggan yang enggan membersihkan rumah mereka sendiri.

Setelah melihat contoh-contoh usaha yang tidak membutuhkan modal besar di atas, apakah sudah membantu Anda menentukan pilihan?

Namun, tidak menutup kemungkinan bagi Anda untuk menemukan jenis usaha modal kecil lainnya yang mungkin lebih sesuai dengan Anda.

Cara Memilih Usaha yang Tepat Untuk Pemula

Dari banyaknya pengetahuan tentang cara memilih usaha yang tepat, ada beberapa hal fundamental yang harus Anda lakukan lebih dulu. Hal ini ditujukan agar pengetahuan yang sudah Anda miliki berguna dan bisa menguntungkan di kemudian hari.

Ini tips fundamental untuk membangun kesuksesan bisnis dengan memilih bidang usaha yang tepat untuk Anda. Strategi ini juga efektif sebagai cara mengetahui usaha yang cocok untuk diri sendiri.

Baca di bawah, yuk!

Idealnya, cara memulai usaha yang tepat adalah paham lebih dulu tentang hal fundamental berbisnis. Kenapa harus paham? Karena ketika memulai bisnis dari nol, membuat kesalahan tidak bisa Anda hindari. Yang bisa Anda hindari adalah meminimalisir kesalahan besar yang membuat bisnis berhenti di tengah jalan.

Gunakan tiga tips fundamental di artikel ini sebagai panduan sebelum memulai bisnis.

Bangun Usaha di Atas Kemampuan dan Pengetahuan Spesifik

Kebanyakan orang yang mencari cara berbisnis bagi pemula akan memilih usaha berdasarkan hal yang mereka suka, hal yang mereka minati dan hal yang mereka ingin miliki.

Contoh, orang yang suka main game, kemudian membuka rental PS atau warnet. Yang suka dengan K-Pop, kemudian berbisnis merchandise. Orang yang hobi mancing, kemudian membuka kolam pemancingan umum. Sebenarnya sah-sah saja, tapi, masalahnya adalah..

Membangun usaha tanpa kemampuan spesifik akan percuma. Ketika hal yang Anda sukai, minati atau inginkan berubah menjadi usaha/bisnis yang harus Anda jalankan secara profesional, lambat laun akan berubah 180 derajat menjadi hal yang Anda benci karena rasa stres mengelola bisnis yang tidak sesuai ekspektasi.

Beda halnya dengan menjalani usaha atau bisnis berdasarkan kemampuan spesifik. Karena Anda sudah punya “bekal” dan “amunisi” yang mumpuni, bisnis akan berjalan sesuai dengan ekspektasi. Kenapa bisa? Karena Anda tidak memiliki ekspektasi sama sekali. Beda halnya dengan mengubah rasa suka/minat/ingin jadi sebuah bisnis.

Apa itu kemampuan dan pengetahuan spesifik?

Menurut Naval Ravikant, seorang investor dan pengusaha Indian-American, kemampuan dan pengetahuan spesifik adalah sesuatu yang Anda miliki di dalam DNA dari kecil. Kemampuan dan pengetahuan spesifik juga bisa merupakan sesuatu yang Anda pelajari sendiri berdasarkan rasa penasaran.

Sebagai contoh, seseorang bisa memprediksi cuaca hanya dengan melihat langit dan lingkungan sekitar. Tapi ketika ditanya bagaimana caranya, Ia tidak tahu dan tidak bisa menjelaskan. Bukan, ini bukan indigo, melainkan kemampuan dan pengetahuan spesifik.

Salah Satu Cara Memilih Usaha yang Tepat Adalah Memastikan TAM yang Cukup Besar

Kesuksesan berbisnis tidak bisa Anda genggam hanya bermodal kemampuan dan pengetahuan spesifik. Ada satu hal yang perlu Anda riset dan cari tahu kebenarannya.

Apakah kemampuan dan pengetahuan spesifik yang Anda punya berada di dalam Total Addressable Market (TAM) yang cukup luas? Masalahnya adalah, kalau TAM-nya tidak cukup luas, pengetahuan dan kemampuan yang Anda miliki akan terbuang percuma. Dengan kata lain, bisnis Anda stuck.

Apa itu Total Addressable Market?

TAM adalah orang/prospek yang akan menjadi konsumen bisnis atau usaha Anda nantinya. Kalau TAM-nya tidak cukup memenuhi kemampuan dan pengetahuan spesifik yang Anda punya, artinya bisnis tidak akan mendatangkan keuntungan.

Artinya, semakin besar TAM dari pengetahuan dan kemampuan spesifik yang Anda miliki, maka bisnis Anda berpotensi untuk sukses. Karena market-nya sudah tersedia, Anda tinggal melaksanakan fungsi marketing untuk menjangkau konsumen. Sebaliknya, TAM yang kecil akan membuat usaha Anda sulit berkembang.

Fokus ke Konsumen Anda, Bukan ke Kompetitor

Setelah mengetahui specific knowledge yang Anda miliki, pastikan bahwa TAM-nya cukup besar. Artinya, bisnis Anda tidak stuck atau terhambat ketika sedang berjalan. Ini adalah satu tips fundamental yang harus Anda ingat ketika mencari cara memilih usaha yang tepat dan menjalankannya.

Apapun produk atau jasa yang Anda tawarkan, kerahkan fokus untuk prospek dan konsumen, bukan ke kompetitor. Ini yang menjadi salah satu kendala dalam banyak bisnis: Terlalu fokus bersaing dengan kompetitor dan mengabaikan konsumen yang sudah didapat dengan susah payah.

Contoh kecil, dalam sebuah sales-call, prospek bertanya: “Kenapa saya harus memakai produk Anda daripada ‘X’ (kompetitor)?” Lalu Anda jawab: “Ya karena produk kami memiliki fitur yang tidak dimiliki ‘X’…

Apa yang salah dalam interaksi di atas? Salah satu kesalahan fatal adalah mengakui bahwa Ia punya fitur yang tidak dimiliki kompetitor. Padahal, ada jawaban yang lebih baik adalah: “X siapa? Kami baru dengar.

Tidak perlu bersaing dengan kompetitor di bisnis yang sama dengan berbagai fitur tambahan yang terkadang justru terlalu memaksakan. Memang ada baiknya untuk menawarkan fitur lebih dibandingkan kompetitor, namun memberikan yang terbaik bagi konsumen akan jauh lebih baik.

Penutup

Kesimpulan dari artikel tips cara berbisnis dengan memilih usaha yang tepat dan efektif ini adalah membangun bisnis berdasarkan kemampuan dan pengetahuan spesifik yang Anda miliki. Pastikan specific knowledge ini memiliki TAM yang cukup dan fokus ke konsumen.

Jika Anda sudah menentukan pilihan usaha yang paling sesuai dan ingin memulai untuk merintisnya, maka pertimbangkan setiap tahap secara matang. Salah satunya adalah modal.

Baik besar maupun kecil, modal merupakan salah satu faktor penting yang turut mempengaruhi pergerakan usaha Anda. Jika belum mencukupi, Anda bisa mendapatkannya dengan mengajukan pinjaman modal usaha. Namun, pastikan bahwa pinjaman tersebut terjamin aman dan terpercaya.