Wujudkan Semua Mimpi

Kebebasan Finansial: Manfaat, Perhitungan & Kiat Suksesnya

Siapa sih yang tidak ingin mencapai kebebasan finansial? Hampir setiap orang pasti memimpikannya. Namun, apa itu kebebasan finansial?

Kebebasan finansial atau merdeka finansial adalah kondisi di mana seseorang sudah bisa memenuhi biaya hidupnya sehari-hari dari passive income. Di tahap ini, kondisi finansial bukan lagi hal yang perlu dicemaskan.

Sebagai contoh, misal biaya hidup Anda Rp5 juta setiap bulan. Jika passive income yang Anda hasilkan sudah bisa mencapai minimal Rp5 juta per bulan, maka Anda sudah mencapai financial freedom.

Manfaat Kebebasan Finansial

Dengan mencapai financial freedom, Anda bisa memperoleh beberapa manfaat. Manfaat bebas finansial di antaranya yaitu:

1. Mandiri Secara Finansial

Dengan bebas secara keuangan, artinya Anda tidak perlu lagi bergantung pada orang lain atau bahkan cari pinjaman untuk urusan finansial.

Kebebasan finansial juga memungkinkan Anda untuk memutus rantai sandwich generation. Dengan begitu, keturunan Anda tidak harus membiayai dirinya sendiri, anak, dan juga orang tuanya. 

2. Tidak Lagi Pusing Memikirkan Cara Memenuhi Kebutuhan Harian

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Anda tak perlu lagi pusing-pusing memikirkan caranya. Sebab, sudah memiliki dana yang cukup. dan lainnya. 

Ini menjadi waktunya Anda untuk bisa menikmati kerja keras Anda selama ini! Anda juga bisa membeli hal-hal yang Anda butuhkan tanpa khawatir saat melihat harganya. 

3. Memiliki Waktu Luang untuk Melakukan Hal yang Anda sukai

Mencapai kebebasan finansial artinya Anda memiliki waktu luang untuk fokus ke hal yang Anda sukai. Anda juga punya kebebasan lebih untuk menjalani hobi.

Kalau pun Anda masih ingin bekerja, Anda bisa memilih pekerjaan yang sesuai dengan passion. Jadi, Anda bekerja bukan lagi karena uang, tetapi karena memang hal itu adalah hal yang Anda suka. Selain itu,  

Bagaimana? Sudah tidak sabar untuk mencapai kebebasan finansial  di usia muda?

Level Keuangan Menuju Kebebasan Finansial

Sebelum mulai menghitung besarnya biaya yang Anda butuhkan untuk mencapainya, ada 3 level menuju kebebasan finansial yang harus Anda pahami. Pastikan Anda sudah achieved seluruhnya. 

1. Financial Literacy

Di tahap ini, Anda sudah bisa menentukan strategi yang cocok untuk tujuan Anda, karena Anda sudah memahami kondisi keuangan Anda. 

Seperti yang Anda pahami, setiap orang pasti memiliki profil risiko dan situasi keuangan yang berbeda. Maka dari itu, membutuhkan strategi yang berbeda pula.

2. Financial Security

Kondisi keuangan Anda di level ini sudah lebih stabil dan aman. Anda sudah tidak perlu khawatir lagi apabila terjadi kondisi darurat, karena sudah mempunyai dana darurat ideal dan asuransi.

3. Financial Independence

Untuk memenuhi kebutuhan di level keuangan ini, Anda tidak perlu bergantung dan berutang pada orang lain. Sebab, dana yang Anda miliki sudah cukup untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.

Cara Menghitung Biaya Menuju Kebebasan Finansial

Setelah mengetahui 3 level keuangan menuju kebebasan finansial, kini saatnya memperkirakan berapa dana yang harus Anda siapkan untuk mencapainya.

Rumus: 

Pengeluaran Tahunan = Pengeluaran bulanan x 12

Dana yang Harus Terkumpul= Pengeluaran Tahunan / return investasi

Jika pengeluaran Anda setiap bulannya adalah Rp5 juta, maka pengeluaran setahun Anda mencapai Rp60 juta. 

Anggap saja Anda masukkan dana pensiun ke produk investasi yang memiliki return 5%. Sehingga dana yang harus Anda kumpulkan sebanyak Rp1,2 miliar.

Namun, perlu menjadi catatan bahwa potensi return investasi tersebut berdasarkan asumsi di masa lalu. Sementara itu, situasi dan kondisi mungkin saja berubah, sehingga mempengaruhi nilai return di masa depan. 

Simulasi hitungan tersebut juga masih mengesampingkan inflasi. Ini berarti dengan adanya inflasi, dana yang perlu Anda siapkan harus lebih besar dari perhitungan di atas. 

Kiat Mencapai Kebebasan Finansial

Ingin mencapai financial freedom di usia muda? Bisa kok! Untuk mencapai bebas finansial usia 40, Anda bisa mengikuti 3 tips sederhana di bawah ini.

1. Catat Pengeluaran Secara Detail

Lakukan pencatatan pengeluaran secara detail agar Anda tahu bagaimana kondisi keuangan Anda dan besarnya pengeluaran setiap bulan dan. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah dalam mengatur keuangan.

Tak hanya itu, Anda juga bisa tahu biaya hidup Anda selama satu bulan. Biaya tersebut akan menjadi dasar perhitungan untuk mengetahui dana yang perlu Anda kumpulkan agar bisa mencapai kebebasan finansial. 

2. Menambah Active Income

Cara mencapai kebebasan finansial yang selanjutnya yaitu dengan menambah active income. Jika active income yang Anda peroleh semakin besar, maka dana yang bisa Anda investasikan juga akan semakin besar. 

Selain itu, pertimbangkan juga untuk menambah penghasilan dari side job sebagai freelancer, kerja paruh waktu, dropship, atau reseller.

3. Investasi

Mulailah untuk berinvestasi. Kenapa harus investasi? Investasi ini seperti kendaraan yang akan mempercepat Anda untuk mencapai tujuan keuangan. 

Dengan berinvestasi, Anda bisa memperoleh keuntungan dari return investasi. Ini akan membuat nilai uang Anda bertambah, sehingga akan lebih cepat untuk mencapai kebebasan finansial.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mencapai kebebasan finansial memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Asalkan Anda tetap produktif dan konsisten, cita-cita mencapai financial freedom tetap bisa Anda raih.

Jangan lewatkan beragam artikel lain mengenai tips finansial lainnya yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Tips Mengenal Profil Risiko Pribadi dalam Berinvestasi

Pada dasarnya setiap orang perlu berinvestasi untuk melindungi aset dari penurunan nilai akibat inflasi. Namun sebelum menanam modal, Anda harus mengenali jenis profil risiko berinvestasi terlebih dahulu.  

Apa itu profil risiko dan bagaimana cara mengenali ketiga jenisnya sebelum berinvestasi? Cek paparannya berikut ini. 

Pengertian Profil Risiko

Profil risiko merupakan tingkatan toleransi seseorang saat menghadapi risiko berinvestasi. Ada sebagian investor sanggup menanggung risiko tinggi, namun ada pula yang hanya mampu menghadapi risiko rendah saja. 

Bagi investor sangat penting sekali mengenali tipe profil risiko, agar lebih mudah menentukan produk investasi. Perlu Anda ketahui bahwa tingkat risiko berbanding lurus dengan keuntungan investasi. 

Apabila semakin tinggi risiko yang Anda ambil, maka semakin besar pula potensi keuntungannya (High risk, high return)

Alasan Penting Mengenalnya

Ada banyak jenis instrumen investasi dengan risiko masing-masing. Mulai dari yang cukup aman, minim risiko, hingga berisiko tinggi. Apabila Anda tidak memahami hal tersebut, bahkan salah memilih instrumen investasi kemungkinan besar akan stress. 

Begitu juga sebaliknya, jika Anda termasuk investor berpengalaman yang menginginkan timbal balik besar, akan uring-uringan kalau hasilnya stagnan.  Itulah mengapa penting sekali mengenali profil risiko pribadi sebelum berinvestasi. 

Berikut tiga alasan mendasar mengapa investor perlu mengetahui profil risiko, antara lain :

  • Mengenali jenis profil risiko berinvestasi membuat Anda dapat menentukan instrumen investasi dengan tepat. 
  • Dengan mengenali profil risiko, Anda mendapat gambaran toleransi/ tingkat risiko 
  • Dapat menjaga kenyamanan hidup

Jenis Profil Risiko Berinvestasi

Setidaknya tiga jenis profil risiko, antara lain:

Konservatif

Jenis profil risiko dalam berinvestasi yang pertama adalah konservatif. konservatif merupakan tipe investor yang memiliki tingkat toleransi rendah. Biasanya investor tipe konservatif lebih memilih bermain aman, dan seringkali mencari investasi dengan timbal balik yang cenderung stabil. 

Tipe konservatif cenderung mengambil investasi untuk jangka panjang, contohnya deposito. Bagi investor tipe konservatif, deposito adalah pilihan yang tepat untuk menyimpan sebagian penghasilan. 

Selain deposito, pilihan instrumen investasi lain adalah properti atau logam mulia.  Rata-rata investor pemula memiliki profil risiko konservatif. 

Jika ingin investasi yang berisiko, investor akan mengalokasikan sedikit dana saja. 

Moderat

Jenis profil risiko kedua dalam berinvestasi adalah moderat.  Investor moderat adalah mereka yang sedikit berani ambil risiko (sedang),  namun tetap berhati-hati memilih jenis instrumen. Tujuan finansialnya jangka menengah. 

Biasanya investor moderat merupakan seseorang yang sudah cukup lama berinvestasi dan pernah mengalami kerugian. Sehingga telah menyiapkan mental menghadapi risiko. 

Investor moderat juga akan memaklumi fluktuasi pasar modal yang tidak signifikan, namun akan membatasi jumlah investasinya. 

Kendati demikian, mereka belum benar-benar siap dengan kerugian terlalu besar, di mana rentang toleransi kerugian rata-rata 15% saja. 

Selain itu, investor moderat biasanya telah membagi investasi ke beberapa produk dengan tingkat risiko yang berbeda. 

Jenis instrumen investasi yang cocok untuk tipe moderat adalah produk yang memberikan imbal banyak, seperti reksa dana campuran. 

Agresif

Jenis profil risiko berinvestasi lainnya adalah agresif. Investor yang agresif menyukai risiko tinggi. Mereka telah siap jika modal pokoknya berkurang atau hilang demi hasil yang jauh lebih tinggi. 

Investor tipe agresif memang lebih berpengalaman  sehingga tidak takut menaruh modal besar pada instrumen berisiko. Jenis instrumen investasi pilihannya adalah saham. 

Fluktuasi pasar modal justru akan meningkatkan adrenalin. Pada saat harga saham turun, investor tipe agresif akan merasa bahwa ini peluang untuk membeli portofolio baru. Dengan keyakinan harga akan naik kembali dalam jangka waktu tertentu.

Rata-rata tipe investor agresif mempunyai tujuan finansial yang panjang dan memiliki budget khusus untuk berinvestasi.   Oleh karena itulah, tipe agresif tidak terlalu khawatir akan kerugian. 

Tips Mengenal Profil Risiko Berinvestasi

Untuk mengetahui Anda termasuk tipe profil risiko yang mana, memang tidak bisa hanya dengan menebak-nebak. 

Biasanya, penyedia produk investasi akan memberikan kuesioner sebelum Anda memulai berinvestasi.  Pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner seputar faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya kesanggupan Anda dalam menghadapi risiko. 

Setelah Anda mengenali profil risiko berinvestasi, maka selanjutnya sesuaikan instrumen yang cocok dalam portfolio investasi Anda. Atau, Anda juga bisa membaca tips mengenal dan memilih investasi yang aman bagi pemula sebagai panduan.

Memilih Investasi yang Aman dan 3 Tips Praktikal Bagi Pemula

Dengan banyaknya platform dan aplikasi yang menjadi wadah berinvestasi secara online, pemula pasti bingung memilih tempat investasi yang aman tapi jelas menguntungkan.

Baru belajar investasi online? Kenali tips mengenal dan memilih jenis investasi newbie friendly lewat artikel ini. Terdapat macam macam investasi terbaik yang memberikan petunjuk di mana seharusnya Anda berinvestasi.

Langsung baca di bawah, yuk!

3 Tips Praktikal Serta Cara Investasi yang Aman dan Benar

Dari tiga tips praktikal ini, nomor satu jadi yang paling krusial karena.. Baca alasannya di bawah ini:

1. Lakukan Riset Mendalam Tentang Jenis Investasinya

Sebelum berkomitmen penuh untuk investasi, lakukan riset mendalam tentang jenis investasinya. Contoh, Anda ingin berinvestasi deposito. Dengan riset sederhana akan terlihat kalau data terbaru menunjukkan bunga deposito di beberapa bank semakin menurun dari waktu ke waktu.

Temukan fakta-fakta tentang bidang investasi yang Anda ingin masuki dengan riset sederhana lewat internet. Youtube, Google dan Blog adalah “guru” terbaik Anda untuk melakukan riset.

Dari fakta baru yang terkumpul, buat kesimpulan apakah Anda siap dengan risikonya? Apa Anda sudah siap untuk riset setiap hari? Dan yang terpenting, apakah Anda menyukai model investasinya dan ingin mempelajarinya terus-menerus?

2. Pahami Kalau Semua Jenis Investasi Pasti Memiliki Risiko

Setelah melakukan riset, maka akan tersirat sebuah fakta yang sudah pasti Anda tahu tapi masih belum meyakininya 100 persen. Fakta tersebut adalah bahwa semua jenis investasi, terlepas dari platform dan jenisnya, pasti memiliki risiko. Tidak ada investasi yang 100% aman.

Bahkan investasi reksadana yang digembar-gemborkan aman, bisa menurun nilainya dan membuat investor rugi.

3. Belajar dan Dengarkan Saran Ahli

Selain belajar dan mendengarkan saran ahli, Anda juga harus melakukan riset tentang orang tersebut. Jangan telan mentah-mentah setiap saran yang Anda dengarkan, apalagi yang sumbernya dari internet.

Inilah salah satu alasan kenapa Riset Mendalam jadi langkah praktikal nomor satu. Pelajari semua ilmu investasi yang Anda temukan di internet, tapi jangan lupa untuk melakukan fact-check sebelum meyakini informasinya 100% benar.

Tempat Investasi yang Aman dan Menguntungkan Untuk Pemula

Dari tips praktikal di atas, kesimpulannya adalah: (1) investasi yang baik seharusnya mendapat jaminan cuan walau sedikit, (2) minim risiko dan (3) proses belajarnya cepat, serta menunjukkan fakta positif dari hasil riset terbaru. 

Dari syarat-syarat tersebut, inilah tujuh rekomendasi investasi paling aman saat pandemi.

1. Deposito: Untung 4-7% per Tahun (Ada Pajaknya Sebesar 20%)

Catatan: pajak 20% berlaku saat Anda memiliki deposito di atas Rp. 7 juta.

Menjadi opsi investasi terbaik bagi pemula, deposito adalah salah satu cara teraman untuk Anda yang ingin mendapatkan keuntungan pasti dari investasi.

Deposito adalah investasi yang ditawarkan oleh bank dengan bunga yang lebih tinggi dari tabungan. Perbedaannya dengan tabungan di bank adalah, Anda tidak bisa mengambil deposito setiap saat. Ada jangka waktu tertentu sebelum Anda bisa mengambil deposito di bank: 1, 3, 6 , 12, atau per 24 bulan.

Bagaimana bisa deposito menjadi investasi paling aman dan tanpa risiko?

Karena jenis investasi ini sudah mendapat jaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Artinya, ketika bank tempat Anda menaruh deposito bangkrut, Anda tetap mendapat dana deposito dari LPS maksimal Rp 2 miliar.

2. Reksadana: Berinvestasi Tanpa Pengetahuan Apapun

Reksadana sangat cocok sebagai wadah investasi bagi pemula. Karena hanya memerlukan modal kecil, tidak membutuhkan pengetahuan investasi apa pun dan untungnya lumayan (mencapai 20% per tahun).

Ketika berinvestasi ke reksadana, uang investasi Anda akan dikelola langsung oleh manajer investasi terbaik. Uang tersebut kemudian digunakan sebagai modal untuk berinvestasi di pasar modal.

3. Emas: Investasi Berlikuiditas Tinggi

“Bermain” emas sangat enak karena termasuk ke dalam jenis investasi dengan likuiditas tinggi. Artinya, Anda bisa mencairkan dana investasi kapan saja, tidak seperti deposito.

Harga emas yang cenderung naik membuat investasi ini cocok pemula yang ingin mempunyai opsi investasi aman tanpa risiko sama sekali. Tapi, bukan berarti investasi emas pasti mendatangkan keuntungan, lo. Harga emas juga fluktuatif, bisa turun walaupun sedikit nilainya.

4. Surat Berharga Negara (SBN): Berinvestasi Sambil Membantu Negara

Karena hanya memerlukan dana awal sebesar Rp. 1 juta, investasi Surat Berharga Negara (SBN) sangat cocok untuk pemula dan kaum milenial. SBN adalah produk investasi yang mendapat jaminan langsung dari pemerintah dan sudah pasti aman, terjangkau, serta menguntungkan pesertanya.

Anda bisa mulai berinvestasi SBN melalui berbagai aplikasi investasi yang bisa Anda download di Google Play Store atau Apple Store secara gratis. 

Dengan jaminan keuntungan lebih dari 6 persen, Anda bisa langsung mencoba investasi ini sekaligus bisa membantu perekonomian negara.

5. Saham: Modalnya Kecil, Untungnya Besar, Risikonya Juga Besar

Pasar modal adalah tempat di mana Anda bisa membeli “hak” kepemilikan sebuah perusahaan apapun (asalkan terdaftar di pasar modal). Ketika membeli “hak”, maka Anda memiliki saham di perusahaan tersebut dan memiliki status sedang berinvestasi.

Saham menjadi salah satu investasi populer karena bisa mengubah jalan hidup seseorang dengan menjanjikan keuntungan yang sangat besar.

Meski m menjanjikan keuntungan besar, risiko bermain saham juga paling besar daripada instrumen investasi yang lain.

6. P2P Lending: Investasi Modal Kecil yang Pasti Menguntungkan

Punya uang Rp 100 ribu? Anda bisa menginvestasikannya ke Peer to Peer Lending (P2P). Modal investasi Anda akan dijadikan platform sebagai dana yang kemudian dipinjamkan kepada peminjam, contohnya UMKM yang membutuhkan suntikan modal usaha.

Gampangnya, Anda bisa melihat salah satu fenomena yang sekarang sedang naik daun bernama pinjaman online (pinjol). Pinjol adalah salah satu bentuk nyata dari praktek investasi Peer to Peer Lending.

Kalau Anda ingin berinvestasi di sini, pastikan platform yang Anda pilih terdaftar di investasi online Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini ditujukan agar prosedurnya terjamin, legal secara hukum dan lebih aman.

7. Forex: Cuan Asalkan Bisa Analisis dan Menghitung Momen

Mendapat pengawasan langsung dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag, investasi Forex cocok untuk pemula yang ingin belajar trading untuk mendapatkan keuntungan besar dan siap menanggung risiko.

Forex adalah investasi yang menjual-belikan mata uang asing atau valas yang bisa dilakukan 24 jam penuh secara real-time. Tidak seperti saham yang hanya bisa dilakukan saat jam kerja.

Artinya, untuk untung investasi Forex Anda harus siap mencari momentum 24 jam penuh untuk bisa untung. Memerlukan analisis dan perhitungan khusus, Anda bisa mendaftar di broker forex resmi sekaligus belajar menjadi trader ulung.

Penutup

Kalau Anda mencari tempat investasi aman dan pasti menguntungkan, deposito, reksadana, emas, SBN dan P2P Lending adalah pilihan yang tepat. Karena: (1) risikonya minim, (2) banyak expert yang bisa Anda dengar pendapatnya (jangan lupa lakukan fact-check) dan (3) menunjukkan tren positif di beberapa bulan ini.

Jangan lewatkan juga berbagai artikel tips keuangan lainnya sebagai salah satu sumber inspirasi untuk meningkatkan finansial Anda.

Tips Mempersiapkan Modal Untuk Membangun Usaha

Anda ingin membangun usaha baru, namun masih bingung masalah modal?

Jika iya, teruslah membaca!

Artikel ini akan memberikan Anda tips cara mempersiapkan modal untuk membangun usaha dengan cara yang tepat.

Pengusaha baru biasanya bertanya, “berapa besar modal yang harus saya siapkan?”

Untuk menjawabnya, ketahui dulu biaya apa saja yang diperlukan untuk membangun usaha Anda. Sewa ruko, pembelian perabot, stok produk, perkiraan operasional bulanan dan seterusnya mesti Anda rinci se-detail mungkin.

Jenis Modal Untuk Membangun Usaha

Dalam menghitung anggaran tersebut, Anda bisa mengelompokkan masing-masing biaya ke dalam 3 jenis modal usaha berbeda yaitu:

1. Modal Investasi Awal

Yaitu biaya yang Anda keluarkan untuk pembelian aset usaha. Aset-aset ini dapat berupa seperti etalase produk, meja, seperangkat komputer kasir, membayar jasa renovasi interior & eksterior toko dan seterusnya.

2. Modal Kerja

Adalah seluruh produk yang ingin Anda jual atau bisa juga bahan baku produksi bagi usaha yang bergerak dalam bidang manufaktur.

3. Modal Operasional

Merupakan biaya rutin bulanan atau tahunan seperti listrik, air, internet, sewa toko, gaji pegawai, dan seterusnya. Dalam hal ini, Anda bisa menghitung biaya rutin selama 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan ke depan.

Modal investasi awal dan modal kerja merupakan modal terbesar dalam membangun suatu usaha. Jadi, Anda perlu perhitungkan dengan cermat.

Selanjutnya, gunakan rumus mencari modal usaha berikut ini untuk menghitung jumlah modal yang harus Anda siapkan:

Modal Usaha = Modal Investasi Awal + Modal Kerja + Modal Operasional

6 Cara Mencari Modal Usaha Yang Paling Umum

Berikut ini adalah 6 cara mencari modal usaha yang paling banyak diterapkan:

1. Menggunakan Tabungan Pribadi

Jika memungkinkan, cara pertama ini paling direkomendasikan. Dengan menggunakan uang pribadi, Anda tidak akan terbebani oleh cicilan hutang di kemudian hari.

Keunggulan berikutnya, usaha yang Anda bangun akan sepenuhnya milik Anda. Tidak ada pembagian hasil keuntungan ke pihak manapun. Semua laba usaha 100% masuk ke kantong Anda.

Namun jika tabungan yang tersedia tidak cukup, maka solusi terbaik adalah dengan menjual aset.

2. Menjual Aset Pribadi

Evaluasi kembali aset-aset Anda yang kurang produktif (jarang terpakai). Tanah menganggur, mobil, perhiasan, mesin dan sebagainya adalah beberapa contoh aset yang bisa Anda evaluasi untuk dialihkan sebagai modal usaha.

Jika tidak memungkinkan menjual aset, maka cara berikutnya Anda perlu mencari modal eksternal dari pihak lain.

3. Mencari Pinjaman Modal Usaha

Sebagai langkah awal, orang terdekat mulai dari kerabat, teman dan rekan kerja adalah pihak yang pertama kali bisa Anda hubungi.

Namun jika tidak memungkinkan, alternatifnya Anda bisa menggunakan layanan pinjaman modal usaha ke lembaga permodalan yang sudah banyak di Indonesia.

Menggunakan modal dari hasil meminjam memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga, Anda perlu mempertimbangkannya dengan matang.

4. Mencari Investor

Solusi lain dari meminjam adalah mengajak investor mendanai usaha Anda. Cara ini lebih menguntungkan dibanding meminjam, karena resiko usaha akan ditanggung bersama oleh Anda dan investor.

Namun, Anda harus memiliki perjanjian yang sedetail mungkin dengan pihak investor untuk menghindari perselisihan di kemudian hari.

5. Kerjasama Usaha Patungan

Bagaimana jika modal yang dibutuhkan Rp50 juta dan saya sudah memiliki Rp25 juta?

Dalam kasus ini, Anda bisa menawarkan kerjasama usaha patungan kepada orang lain. Di mana, kedua belah pihak akan menanggung modal sebesar Rp25 juta.

Nantinya setelah usaha berjalan, hasil keuntungan bisnis akan dibagi rata kepada kedua belah pihak, atau menyesuaikan kesepakatan yang ada.

Layaknya kerjasama dengan investor, Anda harus memiliki perjanjian yang lengkap dalam usaha patungan. Tujuannya demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

6. Modal Supplier

Menyediakan stok barang merupakan modal kerja yang memerlukan alokasi dana cukup besar. Namun, Anda bisa menyiasatinya dengan bernegosiasi kepada supplier untuk mendapatkan kebijakan barang di muka dan pembayaran di belakang atau hutang.

Jika memungkinkan, cari supplier yang menawarkan kerjasama konsinyasi (titip barang). Dengan begitu, Anda bisa menekan kebutuhan modal kerja usaha serendah mungkin.

Modal Bukanlah Hambatan

Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, pernah berkata, “Saya pikir aturan sederhana dalam berbisnis adalah melakukan hal yang paling sederhana terlebih dahulu. Setelah itu barulah kamu bisa melakukan banyak progress kemajuan.”

Bob Sadino, pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchick juga mengatakan, “Jangan pernah berprinsip HARUS ADA UANG untuk memulai usaha. Coba dibalik, HARUS ADA USAHA untuk menghasilkan uang!”

Jika Anda masih kesulitan masalah modal, renungi kedua ucapan pengusaha profesional di atas. Modal untuk membangun usaha tidak melulu berupa uang. Langkah Anda memulai dari hal yang paling sederhana merupakan modal yang tidak kalah penting.

5 Tips dan Cara Memilih Tempat Usaha yang Strategis

Mendapatkan tempat strategis adalah salah satu prioritas utama kalau Anda ingin mendirikan usaha berskala mikro-kecil dan menengah. Masih bingung cara dan penerapannya? Ini tips untuk Anda yang mencari cara memilih tempat usaha yang strategis.

Lokasi strategis adalah kunci berhasilnya suatu usaha. Kenapa? Karena mendirikan usaha di tempat yang tidak strategis membuang banyak uang untuk biaya pemasaran yang belum terbukti akan mendatangkan keuntungan di masa depan.

Sebaliknya, lokasi usaha yang strategis bisa mendatangkan keuntungan tanpa perlu mengeluarkan biaya pemasaran.

Simak tipsnya berikut ini.

Bagaimana Cara Memilih Tempat Usaha yang Strategis?

Memilih tempat usaha yang strategis akan mudah dengan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini. Kalau mayoritas jawabannya adalah “Iya”, berarti lokasi yang Anda pilih sudah strategis dan sesuai.

1. Apakah Kepadatan Penduduk di Sekitar Lokasi Ramai?

Potensi suksesnya sebuah usaha berbanding lurus dengan tingkat kepadatan penduduk di sekitar lokasi. Kenapa? Karena Anda bisa menghitung daya beli penduduk sekitar dan memastikannya setiap bulan tanpa harus menerka-nerka dan berharap pada departemen pemasaran/sales marketing.

Tapi, bukan berarti Anda tidak menjalankan fungsi pemasaran ketika mendapatkan lokasi yang ramai penduduk sekitarnya. Anda (harus) tetap melakukan promosi seperti bisnis lainnya.

2. Bagaimana Dengan Penghasilan Penduduk Sekitar?

Percuma memiliki lokasi tempat usaha yang strategis kalau penduduk di sekitar lokasi tidak mempunyai daya beli yang mumpuni untuk menjadi konsumen usaha Anda. 

Sesuaikan tempat usaha dengan produk/jasa yang Anda jual. Contoh, menjual kopi berkonsep cafe tidak akan cocok di pedesaan yang warga sekitar terbiasa mengkonsumsi kopi sasetan. Daerah pedesaan akan lebih cocok dengan produk sembako dan produk yang harga jualnya lebih murah walaupun ada penurun dari segi kualitas.

3. Seberapa Ramai Tingkat Lalu Lalang Kendaraan Masyarakat?

Kalau ramai kendaraan yang lewat, itu bisa jadi pertanda lokasi memiliki potensi sebagai tempat usaha yang strategis di kemudian hari meskipun sekarang masih sepi. Tapi dengan syarat.. lokasi tersebut bukan jalan besar atau jalan yang dilalui kendaraan sebagai jalan alternatif.

Kalau lebih dominan dilalui pejalan kaki, usaha warung dan sejenisnya akan lebih menguntungkan. Kalau lebih dominan mobil dan motor, usaha bengkel dan sejenisnya bisa jadi lebih menguntungkan.

4. Apakah Banyak Usaha Lainnya di Sekitar Lokasi Usaha?

Contoh kecil yang nyata dan bisa menjadi bukti konkrit adalah persaingan minimarket antara Indomaret dan Alfamart. Kedua gerai ini (hampir) bisa dipastikan ada di satu lokasi yang sama dan menjadikannya tempat usaha yang strategis.

Alasan lainnya adalah, dengan banyaknya jenis usaha di lokasi tertentu, kunjungan orang-orang yang mempunyai banyak motif akan menguntungkan. Bisa jadi, ada orang yang sebelumnya tidak ingin belanja di toko Anda justru belanja karena dorongan impulsif. Contoh kecilnya, lihat pasar malam, mall dan event besar.

5. Sudah Siap Membayar Uang Sewa Tempat Usaha?

Lokasi yang strategis terkenal dengan biaya sewa tempat yang relatif lebih mahal daripada lokasi yang sepi. Hal ini lumrah di bidang bisnis karena sudah menjadi kodratnya. Sebagai pengusaha, yang harus Anda lakukan adalah bersiap untuk kemungkinan membayar sewa yang akan naik seiring waktu berjalan.

Bagaimana kalau lokasinya terlihat sepi tapi harga sewanya mahal? Gunakan akal sehat dan berpikir secara rasional. Kalau perlu, lakukan riset sederhana dengan bertanya pada pengusaha dan pedagang di sekitar tentang keraguan Anda sebelum menyewa tempat.

Menemukan lokasi ideal dan perhitungan yang matang, namun anggaran belum mencukupi? Anda masih bisa mempertimbangkan pinjaman modal usaha sebagai salah satu solusi.

Strategi Memilih Lokasi Usaha yang Pasti Menguntungkan

Dengan menjawab lima pertanyaan di atas, Anda bisa mendapatkan lokasi usaha yang strategis dengan mudah. Sebagai bonus, ini 6 karakteristik yang menggambarkan kalau tempat tersebut benar-benar strategis dan sesuai untuk usaha, yaitu:

  • Tempatnya sesuai dengan demografis konsumen usaha Anda
  • Aksesnya mudah
  • Luasnya ideal dan sesuai dengan produk/jasa Anda
  • Terdapat bisnis lainnya dan bahkan kompetitor
  • Suka mengadakan event dan ramai kunjungan di hari tertentu (contoh: malam minggu)
  • Mudah terlihat dari kejauhan 

Itulah tips dan cara memilih tempat usaha yang strategis untuk jualan apapun yang pasti dijamin laku karena lingkungan sekitarnya mendukung.

Simak juga berbagai artikel tips berbisnis lainnya sebagai salah satu sumber inspirasi dalam merencanakan dan membangun usaha Anda.

Tips Memilih Jenis Usaha Jangka Panjang Yang Tidak Tergerus Waktu

Memiliki usaha jangka panjang merupakan impian banyak orang. Bahkan, ada yang berharap bisnisnya dapat terus berjalan meski pemiliknya telah tiada.

Sayangnya, membangun bisnis jangka panjang bukanlah perkara mudah.

Hanya segelintir pengusaha yang berhasil memilikinya, sementara yang lain masih jatuh bangun dalam menjalankan usaha mereka.

Usaha Apa yang Dapat Bertahan Jangka Panjang?

Itu adalah pertanyaan yang sering pengusaha baru ajukan dan mungkin juga Anda.

Artikel ini tidak membahas tentang ide bisnis, melainkan memaparkan beberapa tips penting yang perlu Anda ketahui tentang bagaimana cara memilih usaha jangka panjang untuk pemula.

Meski demikian, Anda juga dapat membaca artikel terkait lainnya dari mufdana, seperti tips memilih usaha yang tepat bagi pemula, mengenal dan menekuni jenis usaha modal kecil dan sebagainya sebagai sumber inspirasi dalam membangun usaha.

Setidaknya ada 5 tips yang perlu Anda perhatikan dalam memilih bisnis yang bisa bertahan lama. Berikut ulasannya:

1. Kembali ke Masa Lalu

Cara paling mudah mencari peluang usaha yang jangka panjang saat ini adalah dengan melihat bisnis-bisnis di sekeliling kehidupan Anda. Dari semua bisnis yang Anda ketahui, ingat bisnis apa yang sudah berdiri sejak lama dan masih bertahan.

Misalnya, di dekat rumah Anda terdapat sebuah toko bibit tanaman hias. Toko tersebut sudah ada sejak 15 tahun silam dan masih terus berkembang hingga saat ini.

Maka, sangat mudah menyimpulkan bahwa bisnis tersebut tergolong jenis usaha jangka panjang.

Dari sekian banyak usaha yang Anda kenal di daerah Anda, pasti ada usaha-usaha tertentu yang terbukti dapat bertahan lama. Tuliskan semuanya pada selembar kertas.

Selanjutnya, pelajari lebih dalam apakah ada salah satu bisnis yang Anda minati. Jika ada, maka bisnis tersebut bisa menjadi peluang bagus buat Anda.

Namun sebelum melangkah ke sana, penting untuk melakukan riset pasar terlebih dahulu.

2. Lakukan Riset Pasar

Peluang usaha yang telah Anda temukan tadi perlu diuji seberapa besar potensi pendapatannya. Dan apakah usaha tersebut masih bisa dikembangkan dengan model bisnis berbeda. Sehingga ada peluang yang cukup besar untuk memenangkan persaingan dengan bisnis serupa di pasaran.

Anda bisa memanfaatkan internet untuk menggali lebih dalam cara riset pasar berdasarkan rekomendasi pakar atau pengusaha yang berpengalaman.

3. Fokus Menciptakan Solusi

Setelah melakukan riset dan Anda yakin ingin memasuki sebuah bidang usaha tertentu, maka langkah berikutnya adalah mempelajari target pasar Anda.

Produk adalah solusi atas sebuah permasalahan. Artinya, sebelum menentukan produk yang akan dijual, Anda harus menentukan dulu masalah apa yang ingin Anda selesaikan.

Ide usaha jangka panjang harus berlandaskan atas prinsip ini. Semakin besar suatu masalah dan semakin banyak jumlah orang yang mengalami masalah tersebut, maka semakin tinggi peluang produk yang menjadi solusinya untuk bertahan lama di pasaran.

Jadi, pahami masalah utama yang dihadapi target pasar Anda. Kemudian buatlah sebuah produk yang bisa mengatasi masalah tersebut.

4. Perhitungkan Risiko di Masa Mendatang

Kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan iklim suatu wilayah akan berpengaruh pada stabilitas dan eksistensi bidang usaha tertentu.

Contoh yang paling terlihat adalah usaha agen travel, pariwisata, dan penerbangan seperti pada hari ini. COVID-19 menyebabkan usaha-usaha tersebut nyaris mati dalam semalam.

Contoh lagi usaha toko sembako. Meski termasuk jenis usaha jangka panjang, namun kehadiran minimarket seperti Indomaret dan Alfamart di hampir semua kecamatan bahkan kelurahan, dapat membuat usaha toko sembako milik pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) panas dingin untuk bersaing.

Jadi, pelajari kembali usaha yang Anda tertarik masuk ke dalamnya, apakah ada kemungkinan risiko yang terlalu besar di masa mendatang. Jika ada, apakah Anda memiliki rencana solusi. Jika Anda merasa risikonya terlalu sulit dihadapi, maka cobalah melihat jenis usaha lain yang risikonya lebih rendah.

5. Pastikan Keberadaan Supplier yang Bisa Diandalkan

Memiliki usaha yang maju dan jangka panjang akan bermasalah ketika ketersediaan bahan baku atau supplier tidak memadai.

Contohnya apabila Anda ingin memiliki usaha produksi furniture. Jika persediaan bahan baku kayu di daerah Anda sangat terbatas, sementara membeli bahan baku dari daerah lain ongkos pengirimannya terlalu besar, maka itu akan menjadi masalah sistemik bagi bisnis Anda.

Oleh karena itu, pastikan bahan baku produk Anda dapat terpenuhi dengan baik. Atau  sekalipun harus mengambil dari luar kota, upayakan ongkos kirimnya masih terjangkau.

Sedangkan bagi Anda yang menjual produk jadi, pastikan supplier di daerah Anda dapat diandalkan untuk menyediakan stok dengan jumlah yang memadai dalam jangka panjang. Jangan sampai ketika di kemudian hari penjualan Anda sudah tinggi, ternyata supplier tidak sanggup memenuhi permintaan stok Anda.

Nah, itulah 5 tips memilih jenis usaha jangka panjang yang perlu Anda perhatikan. Mudah-mudahan informasi tersebut dapat memudahkan Anda dalam menemukan bisnis andalan dalam waktu dekat.

Mengenal dan Menekuni Jenis Usaha Modal Kecil

Setiap usaha tentu memerlukan modal. Akan tetapi, usaha modal kecil bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk Anda wujudkan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi diri Anda.

Berikut ini terdapat beberapa jenis usaha modal kecil untung besar yang sebaiknya Anda pelajari.

1.  Bisnis Pembuatan Konten

Keterampilan Anda dalam membuat konten-konten kreatif dapat menjadi ide usaha modal kecil. Contohnya, sebagai seorang penulis Anda dapat menawarkan jasa pembuatan konten-konten artikel perusahaan atau naskah video. 

Dalam hal ini, modal utama yang Anda butuhkan adalah kemampuan menulis, ide-ide kreatif, dan laptop. Contoh usaha kecil-kecilan ini sudah banyak terbukti memberikan hasil maksimal kepada para pelakunya, apalagi bila kemampuan menulis Anda semakin meningkat.

2.  Bisnis Bidang Pendidikan

Jika Anda memiliki latar belakang pendidikan keguruan, tentu hal ini akan menjadi keuntungan tersendiri bagi Anda. Pasalnya, mengajar dapat menjadi salah satu jenis usaha modal kecil dengan keuntungan besar.

Bisnis bidang pendidikan tidak selalu tentang pelajaran sekolah. Anda juga bisa membagikan keterampilan Anda sebagai seorang penjahit, tata rias, atau seorang perajin kulit sekalipun dalam bentuk kelas kursus.

Namun demikian, peluang usaha modal kecil di bidang pendidikan ini tidak hanya sebatas tentang mengajar. Anda pun dapat mengajak tenaga pengajar ahli untuk membuka kursus online, di mana Anda lebih bertugas sebagai koordinator atau promotor.

3.  Bisnis Bidang Kerajinan

Program pemerintah untuk menggalakkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di tanah air semakin menyuburkan ide-ide membangun usaha.

Salah satunya dalam bidang seni kerajinan. Hal ini bisa dijadikan cara efektif dalam memanfaatkan hobi sebagai peluang usaha.

Modal utama yang sangat Anda perlukan dalam menjalankan bisnis ini adalah kreativitas dan informasi. Misalnya, Anda dapat membuat sebuah bingkai foto unik hanya dari bahan-bahan bekas atau alami yang melimpah di sekitar Anda.

Dengan berbekal informasi yang akurat, tidak menutup kemungkinan bila Anda pun dapat menemukan (atau malah menjadi) distributor barang-barang seni kerajinan. Peluang ini bisa Anda manfaatkan tanpa perlu menggerutu soal kepemilikan modal yang besar.

4.  Bisnis Reparasi

Ide usaha lain yang dapat Anda kembangkan bisa muncul dari sektor otomotif dan teknologi. Salah satu contoh usaha modal kecil untung besar dalam bidang ini tidak mengharuskan Anda sebagai penjual, melainkan ahli reparasi.

Jika Anda seorang Tech Savvy (ahli teknologi) atau punya keahlian khusus di bidang tersebut, Anda dapat membuka jasa layanan servis online. Layanan ini dapat berupa jasa perbaikan seperti perangkat elektronik atau kendaraan bermotor.

Modal utama yang Anda butuhkan, selain dari keahlian Anda tersebut, tidak lain adalah peralatan teknis yang harganya pun cukup terjangkau. Namun, Anda juga harus tetap memperluas informasi guna memperluas peluang usaha modal kecil ini.

5.  Bisnis Jasa Kebersihan

Selanjutnya, contoh usaha modal kecil untung besar yang berpotensi kuat akhir-akhir ini datang dari sektor kebersihan. Salah satunya adalah dengan membuka layanan pencucian pakaian atau laundry.

Akan tetapi, jika sebagai penyedia jasa laundry dirasa cukup memberatkan karena harus memiliki mesin cuci, pengering, setrika, dan sebagainya, maka Anda dapat memulai usaha modal kecil di bidang ini untuk pencucian sepatu, helm, atau tas.

Meski demikian, Anda juga dapat mempertimbangkan pinjaman modal usaha sebagai solusi alternatif untuk mendapatkan modal tambahan.

Anda pun tentu sudah familiar dengan jasa layanan kebersihan rumah tangga yang ditawarkan secara online oleh beberapa perusahaan ternama. Perusahaan-perusahaan tersebut secara tidak langsung menunjukkan kepada Anda salah satu peluang usaha modal kecil yang sangat potensial. 

Betapa tidak? Anda hanya membutuhkan modal seperangkat alat kebersihan dan pengharum ruangan pada umumnya (yang harganya pun sangat terjangkau). Dengan demikian Anda dapat meraup keuntungan besar dari para pelanggan yang enggan membersihkan rumah mereka sendiri.

Setelah melihat contoh-contoh usaha yang tidak membutuhkan modal besar di atas, apakah sudah membantu Anda menentukan pilihan?

Namun, tidak menutup kemungkinan bagi Anda untuk menemukan jenis usaha modal kecil lainnya yang mungkin lebih sesuai dengan Anda.

Cara Memilih Usaha yang Tepat Untuk Pemula

Dari banyaknya pengetahuan tentang cara memilih usaha yang tepat, ada beberapa hal fundamental yang harus Anda lakukan lebih dulu. Hal ini ditujukan agar pengetahuan yang sudah Anda miliki berguna dan bisa menguntungkan di kemudian hari.

Ini tips fundamental untuk membangun kesuksesan bisnis dengan memilih bidang usaha yang tepat untuk Anda. Strategi ini juga efektif sebagai cara mengetahui usaha yang cocok untuk diri sendiri.

Baca di bawah, yuk!

Idealnya, cara memulai usaha yang tepat adalah paham lebih dulu tentang hal fundamental berbisnis. Kenapa harus paham? Karena ketika memulai bisnis dari nol, membuat kesalahan tidak bisa Anda hindari. Yang bisa Anda hindari adalah meminimalisir kesalahan besar yang membuat bisnis berhenti di tengah jalan.

Gunakan tiga tips fundamental di artikel ini sebagai panduan sebelum memulai bisnis.

Bangun Usaha di Atas Kemampuan dan Pengetahuan Spesifik

Kebanyakan orang yang mencari cara berbisnis bagi pemula akan memilih usaha berdasarkan hal yang mereka suka, hal yang mereka minati dan hal yang mereka ingin miliki.

Contoh, orang yang suka main game, kemudian membuka rental PS atau warnet. Yang suka dengan K-Pop, kemudian berbisnis merchandise. Orang yang hobi mancing, kemudian membuka kolam pemancingan umum. Sebenarnya sah-sah saja, tapi, masalahnya adalah..

Membangun usaha tanpa kemampuan spesifik akan percuma. Ketika hal yang Anda sukai, minati atau inginkan berubah menjadi usaha/bisnis yang harus Anda jalankan secara profesional, lambat laun akan berubah 180 derajat menjadi hal yang Anda benci karena rasa stres mengelola bisnis yang tidak sesuai ekspektasi.

Beda halnya dengan menjalani usaha atau bisnis berdasarkan kemampuan spesifik. Karena Anda sudah punya “bekal” dan “amunisi” yang mumpuni, bisnis akan berjalan sesuai dengan ekspektasi. Kenapa bisa? Karena Anda tidak memiliki ekspektasi sama sekali. Beda halnya dengan mengubah rasa suka/minat/ingin jadi sebuah bisnis.

Apa itu kemampuan dan pengetahuan spesifik?

Menurut Naval Ravikant, seorang investor dan pengusaha Indian-American, kemampuan dan pengetahuan spesifik adalah sesuatu yang Anda miliki di dalam DNA dari kecil. Kemampuan dan pengetahuan spesifik juga bisa merupakan sesuatu yang Anda pelajari sendiri berdasarkan rasa penasaran.

Sebagai contoh, seseorang bisa memprediksi cuaca hanya dengan melihat langit dan lingkungan sekitar. Tapi ketika ditanya bagaimana caranya, Ia tidak tahu dan tidak bisa menjelaskan. Bukan, ini bukan indigo, melainkan kemampuan dan pengetahuan spesifik.

Salah Satu Cara Memilih Usaha yang Tepat Adalah Memastikan TAM yang Cukup Besar

Kesuksesan berbisnis tidak bisa Anda genggam hanya bermodal kemampuan dan pengetahuan spesifik. Ada satu hal yang perlu Anda riset dan cari tahu kebenarannya.

Apakah kemampuan dan pengetahuan spesifik yang Anda punya berada di dalam Total Addressable Market (TAM) yang cukup luas? Masalahnya adalah, kalau TAM-nya tidak cukup luas, pengetahuan dan kemampuan yang Anda miliki akan terbuang percuma. Dengan kata lain, bisnis Anda stuck.

Apa itu Total Addressable Market?

TAM adalah orang/prospek yang akan menjadi konsumen bisnis atau usaha Anda nantinya. Kalau TAM-nya tidak cukup memenuhi kemampuan dan pengetahuan spesifik yang Anda punya, artinya bisnis tidak akan mendatangkan keuntungan.

Artinya, semakin besar TAM dari pengetahuan dan kemampuan spesifik yang Anda miliki, maka bisnis Anda berpotensi untuk sukses. Karena market-nya sudah tersedia, Anda tinggal melaksanakan fungsi marketing untuk menjangkau konsumen. Sebaliknya, TAM yang kecil akan membuat usaha Anda sulit berkembang.

Fokus ke Konsumen Anda, Bukan ke Kompetitor

Setelah mengetahui specific knowledge yang Anda miliki, pastikan bahwa TAM-nya cukup besar. Artinya, bisnis Anda tidak stuck atau terhambat ketika sedang berjalan. Ini adalah satu tips fundamental yang harus Anda ingat ketika mencari cara memilih usaha yang tepat dan menjalankannya.

Apapun produk atau jasa yang Anda tawarkan, kerahkan fokus untuk prospek dan konsumen, bukan ke kompetitor. Ini yang menjadi salah satu kendala dalam banyak bisnis: Terlalu fokus bersaing dengan kompetitor dan mengabaikan konsumen yang sudah didapat dengan susah payah.

Contoh kecil, dalam sebuah sales-call, prospek bertanya: “Kenapa saya harus memakai produk Anda daripada ‘X’ (kompetitor)?” Lalu Anda jawab: “Ya karena produk kami memiliki fitur yang tidak dimiliki ‘X’…

Apa yang salah dalam interaksi di atas? Salah satu kesalahan fatal adalah mengakui bahwa Ia punya fitur yang tidak dimiliki kompetitor. Padahal, ada jawaban yang lebih baik adalah: “X siapa? Kami baru dengar.

Tidak perlu bersaing dengan kompetitor di bisnis yang sama dengan berbagai fitur tambahan yang terkadang justru terlalu memaksakan. Memang ada baiknya untuk menawarkan fitur lebih dibandingkan kompetitor, namun memberikan yang terbaik bagi konsumen akan jauh lebih baik.

Penutup

Kesimpulan dari artikel tips cara berbisnis dengan memilih usaha yang tepat dan efektif ini adalah membangun bisnis berdasarkan kemampuan dan pengetahuan spesifik yang Anda miliki. Pastikan specific knowledge ini memiliki TAM yang cukup dan fokus ke konsumen.

Jika Anda sudah menentukan pilihan usaha yang paling sesuai dan ingin memulai untuk merintisnya, maka pertimbangkan setiap tahap secara matang. Salah satunya adalah modal.

Baik besar maupun kecil, modal merupakan salah satu faktor penting yang turut mempengaruhi pergerakan usaha Anda. Jika belum mencukupi, Anda bisa mendapatkannya dengan mengajukan pinjaman modal usaha. Namun, pastikan bahwa pinjaman tersebut terjamin aman dan terpercaya.

Mengenal Jenis Pajak Penghasilan yang Wajib Dilaporkan

Sebelum Anda mempelajari lebih jauh mengenai jenis-jenis pajak penghasilan, Anda perlu juga mengetahui beberapa istilah umum seputar Pajak Penghasilan. Seperti misalnya Subjek Pajak dan Objek Pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang harus dibayarkan atas penghasilan yang diterima dalam kurun waktu satu tahun pajak. Para penerima terdiri dari orang pribadi (OP) maupun badan usaha.

a. Subjek Pajak Penghasilan

Penerima penghasilan, baik orang pribadi (OP) maupun badan usaha, tersebutlah yang kemudian secara umum lebih dikenal sebagai Wajib Pajak (WP) atau Subjek Pajak Penghasilan.

b. Objek Pajak Penghasilan

Sementara itu, Objek Pajak Penghasilan lebih mengarah kepada jenis pendapatan yang dikenai pajak penghasilan.

Objek Pajak Penghasilan inilah yang kemudian menentukan jenis PPh dan tarifnya, baik yang berupa jenis pajak penghasilan orang pribadi maupun jenis pajak penghasilan badan usaha.

Jenis-Jenis Pajak Penghasilan

Merujuk pada Undang-Undang Pajak Penghasilan, setidaknya terdapat tujuh jenis PPh dan tarifnya yang dapat Anda pelajari secara umum di sini.

1. PPh Pasal 21

Yang dimaksud dengan PPh 21 (atau Pajak Penghasilan Pasal 21) adalah cara pelunasan pajak melalui pemotongan penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak berdasarkan pekerjaan, jasa, atau usaha yang dilakukan.

Penentuan tarif PPh 21 berdasarkan pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1), yakni:

  • 5% penghasilan hingga Rp50.000.000,- 
  • 15% penghasilan di atas Rp50.000.000,- hingga Rp250.000.000,-
  • 25% penghasilan di atas Rp250.000.000,- hingga Rp500.000.000,-
  • 30% penghasilan di atas Rp500.000.000,-

2. PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 lebih merupakan jenis pajak penghasilan yang dibebankan kepada badan-badan usaha tertentu, baik yang berupa BUMN maupun partikelir, khususnya yang melakukan kegiatan usaha ekspor-impor.

Perhitungannya dapat menggunakan prosedur Angka Pengenal Importir (API), yakni sebesar 2,5% dari nilai impor barang, atau tanpa menerapkan API dengan kisaran 7,5% dari nilai impor yang sama.

3. PPh Pasal 23

Selanjutnya, PPh Pasal 23 lebih menitikberatkan pada penerapan pajak atas modal, pemberian jasa, atau hadiah penghargaan, selain yang telah tercantum dalam PPh Pasal 21.

Perhitungan tarifnya merujuk pada Dasar Pengenaan Pajak atau jumlah bruto penghasilan yang sebesar 15% (untuk dividen badan usaha, hadiah, dan penghargaan di luar PPh 21) dan 2% (untuk imbalan jasa konstruksi, konsultan, maupun manajemen).

4. PPh Final Pasal 4 ayat (2)

PPh Pasal 4 ayat (2) atau yang disebut juga PPh Final merupakan pajak yang dikenakan atas beberapa jenis penghasilan dan sifatnya bersifat final. Maksudnya, pemotongan pajak final hanya dilakukan sekali dalam sebuah masa pajak, serta tidak dapat dikreditkan dengan pajak penghasilan terutang.

Tarif yang dicanangkan untuk PPh Final sebesar 20% dari jumlah bruto usaha yang dilakukan Wajib Pajak dalam negeri maupun Wajib Pajak asing (luar negeri) berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku.

5. PPh Pasal 15

Pajak Penghasilan Pasal 15 lebih dibebankan kepada pengusaha (baik perorangan maupun badan usaha), khususnya yang bergerak di bidang pelayaran, penerbangan, asuransi internasional, perusahaan minyak bumi, hingga investor.

Sementara untuk pelunasan Pajak Penghasilan Pasal 15 bagi Wajib Pajak adalah sebesar 0,44% dari nilai ekspor bruto dan bersifat final.

6. PPh Pasal 25

Sementara itu, PPh Pasal 25 adalah jenis pajak penghasilan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap (atau berupa angsuran) oleh Wajib Pajak setiap bulannya dalam kurun waktu satu tahun pajak.

Karena pelunasannya berupa angsuran, maka perhitungan Pajak Penghasilan bulanannya adalah sebesar:

PPh terutang dikurangi Kredit Pajak dibagi 12.

7. PPh Pasal 26

Penerapan Pajak Penghasilan Pasal 26 lebih diperuntukkan bagi pelaku usaha asing, baik orang perorangan maupun badan usaha yang melakukan usaha dan mendapat penghasilan dari Indonesia, selain dari Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Tarif PPh 26 yang secara umum diterapkan adalah sebesar 20% bagi setiap Wajib Pajak yang termasuk di dalamnya. 

Dari ketujuh daftar di atas, sedikit-banyaknya Anda sudah mengenal secara umum jenis pajak penghasilan yang berlaku di Indonesia.

Informasi selengkapnya bisa Anda temukan di www.pajak.go.id.

9 Tips Membagi Waktu Antara Pekerjaan Utama dan Sampingan

Memiliki pekerjaan lain di luar pekerjaan utama merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi pegawai manapun. Menyeimbangkan alokasi waktu, energi, dan pikiran antara pekerjaan utama dan sampingan tidaklah mudah.

Jika Anda termasuk seorang pegawai dengan pekerjaan sampingan, maka sembilan tips di bawah ini bisa dijadikan sebagai referensi. Dengan demikian Anda akan mendapatkan inspirasi bagaimana cara untuk bagi waktu antara dua pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien.

1. Pilihlah pekerjaan sampingan yang menawarkan fleksibilitas tinggi

Dilansir dari Indeed.com, tips pertama ini harus menjadi prioritas Anda. Karena jika Anda berhasil mendapatkannya, maka mengatur waktu untuk pekerjaan sampingan tersebut nantinya akan jauh lebih mudah.

Fleksibilitas yang dimaksud adalah jam kerja, durasi kerja dan lokasi kerja. Tidak banyak pekerjaan sampingan yang menawarkan fleksibilitas sebanyak itu, namun berusahalah menemukannya.

Jika benar-benar tidak ada, barulah pertimbangkan pekerjaan yang memberikan fleksibilitas pada jam kerja. Setidaknya itu cukup membantu, sekalipun lokasi kerjanya tidak fleksibel.

Anda juga bisa memanfaatkan tips cara mencari pekerjaan sampingan sebagai panduan untuk mempermudah Anda dalam mencari dan menentukan pilihan.

2. Jadwalkan seluruh pekerjaan Anda

Berdasarkan kiat dari laman Idealist.org, baik pekerjaan utama maupun sampingan, keduanya harus Anda jadwalkan sebaik mungkin.

Gunakan buku catatan atau aplikasi jurnal harian di smartphone Anda untuk mencatat seluruh tugas, rencana, janji temu, jadwal dan seterusnya. Dengan begitu, Anda bisa meminimalisir terjadinya bentrok waktu antara agenda yang satu dengan lainnya.

3. Jadilah efisien dan disiplin

Pekerjaan utama selalu menuntut banyak tugas. Menambahkan satu pekerjaan sampingan tentu dapat melipatgAndakan tugas yang ada.

Untuk menghindari kewalahan, maka bekerjalah seefisien dan sedisiplin mungkin. Hindari membuang waktu dan menunda-nunda selama bekerja. Sedikit saja waktu terbuang sia-sia, maka akan banyak tugas yang akan terganggu, bahkan bisa menyebabkan Anda telat deadline.

4. Pahami batasan Anda

Tips berikutnya adalah jangan ragu mengatakan “tidak” kepada siapapun yang meminta bantuan atau ingin mengobrol dengan Anda selama jam kerja. Kecuali, jika permintaan tersebut adalah perihal yang sangat penting dan mendesak.

Setiap orang memiliki keterbatasan sumber daya waktu, tenaga dan pikiran. Oleh karena itu, Anda harus memberikan batasan yang jelas pada diri Anda dalam mengerjakan segala sesuatu. Jangan mencoba menyelesaikan tugas yang tidak mendesak pada waktu tertentu, sementara ada banyak pekerjaan lebih penting yang harus dituntaskan.

5. Memperhatikan deadline pekerjaan

Setiap tugas dalam pekerjaan utama dan sampingan Anda pasti memiliki tenggat waktu. Maka, perhatikan deadline dan kerjakan setiap tugas secepat mungkin, sehingga tidak ada tugas yang melampaui deadline.

Terlambatnya menyelesaikan suatu tugas akan berdampak pada mundurnya pengerjaan tugas yang lain. Alhasil, jadwal pekerjaan Anda bisa berantakan.

6. Berikan jeda waktu istirahat di antara kedua pekerjaan

Apabila Anda selesai dari pekerjaan utama pada pukul 3 sore, maka mulailah pekerjaan sampingan paling cepat 2 jam setelahnya. Selama jeda waktu tersebut, Anda bisa beristirahat dan mengisi energi kembali untuk persiapan pekerjaan berikutnya.

Jeda waktu yang terlalu pendek antara keduanya pasti akan berdampak buruk pada produktivitas kerja dan kesehatan Anda dalam jangka panjang.

7. Lupakan pekerjaan saat di luar jam kerja

Hidup tidak hanya untuk bekerja. Ada kebutuhan lain di luar itu seperti; kebersamaan dengan keluarga, bersosialisasi dengan tetangga dan teman, menekuni hobi, serta beristirahat. Begitu juga dengan mempelajari pengetahuan baru, mengikuti perkembangan berita terkini, dan seabrek aktivitas harian lainnya.

Hindari memikirkan urusan pekerjaan selama melakukan aktivitas lain di luar jam kerja, sehingga aktivitas harian anda bisa berjalan seimbang.

8. Kesehatan adalah prioritas

Apapun pekerjaan Anda, kesehatan harus menjadi prioritas nomor satu. Pola makan sehat, olahraga rutin dan waktu istirahat yang cukup adalah beberapa cara untuk menjaga kesehatan tubuh Anda.

9. Lindungi pekerjaan utama Anda

Akan datang suatu waktu, dimana agenda tugas dari pekerjaan utama berbenturan dengan pekerjaan sampingan Anda. Dalam kondisi tersebut, ingatlah bahwa pekerjaan tetap adalah sumber penghasilan terdepan.

Sehingga, apapun konsekuensinya, Anda harus berpihak pada tugas pekerjaan tetap. Jangan sampai pekerjaan sampingan menimbulkan masalah bagi pekerjaan utama Anda.

Itulah 9 tips cara bagi waktu antara pekerjaan utama dan sampingan. Pesan terakhir, jangan biarkan diri Anda tenggelam ke dalam kesibukan bekerja yang terus bergulir tanpa akhir. Keluarga, teman, kesehatan, hobi dan mempelajari hal-hal baru juga harus mendapatkan tempat yang cukup di sepanjang jalan hidup Anda.