Wujudkan Semua Mimpi

Cara Mudah Menghitung Bunga Pinjaman dan Cicilan Bulanan

Memahami cara menghitung bunga pinjaman dapat menghindarkan Anda dari pertanyaan-pertanyaan seperti:

  • “Sanggup nggak ya saya bayar ini?”
  • “Kok bunganya makin besar, sih?”
  • “Pinjam uang di mana yang bunganya nggak bikin nyesek?”

Pasalnya, banyak orang tergiur bunga pinjaman yang kecil, lantas menyesal karena jumlah bayarnya ternyata jauh lebih tinggi dari yang dibayangkan.

Untuk menghindari itu, mari kita bahas satu per satu jenis bunga pinjaman dan cara menghitungnya.

Jenis Bunga Pinjaman

Ada dua jenis bunga pinjaman yang umum, yaitu bunga flat dan efektif.

1. Bunga Flat

Bunga flat merupakan jenis suku bunga pinjaman yang besarannya dibagi rata sepanjang tenor pinjaman. Ini membuat besar angsuran jadi sama, tidak berubah-ubah seiring waktu.

Jenis bunga ini banyak ditemukan pada pinjaman yang bersifat konsumtif, seperti kredit kendaraan, kredit elektronik, atau pinjaman multiguna.

Contoh dan Simulasi Hitungan Bunga Flat

Secara garis besar, rumus hitung besar angsuran per bulan untuk skema bunga flat adalah:

Angsuran per bulan = (Pokok pinjaman + Total bunga) ÷ Lama tenor

Agar tidak bingung, mari kita simulasikan. Misalnya, Anda meminjam:

  • Nominal pinjaman: Rp18.500.000
  • Tenor: 10 bulan
  • Bunga: 9,6% per tahun

Maka, begini langkah perhitungannya:

1. Hitung total bunga setahunRp18.500.000 × 9,6% = Rp1.776.000

2. Hitung total pembayaran (pokok pinjaman + bunga): Rp18.500.000 + Rp1.776.000 = Rp20.276.000

3. Hitung cicilan per bulan: Rp20.276.000 ÷ 10 = Rp2.027.600Jadi, setiap bulan Anda akan membayar Rp2.027.600 selama 10 bulan.

Banyak orang memilih pembiayaan dengan skema bunga flat karena cicilannya stabil. Peminjam jadi punya kesempatan untuk memprediksi pengeluaran dan melunasi angsuran dengan lancar.

2. Bunga Efektif

Pada sistem bunga efektif, perhitungan bunga mengacu pada saldo pinjaman yang belum dilunasi. Semakin kecil sisa pinjaman Anda, maka semakin kecil pula bunganya.

Perhitungan pinjaman dengan skema ini sedikit lebih rumit. Namun, tidak sedikit orang yang memilihnya, karena total cicilan menurun seiring waktu.

Contoh dan Simulasi Hitungan Bunga Efektif

Cara hitung bunga pinjaman per bulan untuk bunga efektif, secara mudah, dirumuskan dengan:

Angsuran bulan ke-n = Cicilan Pokok + (Sisa Pokok bulan ke-n × Suku bunga per bulan)

– Cicilan pokok = Total Pinjaman ÷ Tenor

– Suku Bunga per bulan = Suku bunga tahunan ÷ 12

Mari simulasikan dengan contoh yang sama:

  • Nominal pinjaman: Rp18.500.000
  • Tenor: 10 bulan
  • Bunga: 9,6% per tahun

Maka, langkah perhitungannya adalah:

1. Hitung cicilan pokok per bulanan (sifatnya tetap/tidak berubah):

Rp18.500.000 ÷ 10 = Rp1.850.000

2. Hitung suku bunga per bulan:

9,6% ÷ 12 = 0,8% per bulan

3. Hitung bunga dan angsuran per bulan dari sisa pinjaman bulan berjalan:

Bulan 1:
– Sisa pokok: Rp18.500.000
– Bunga: Rp18.500.000 × 0,8% = Rp148.000
– Total angsuran: Rp1.850.000 + Rp148.000 = Rp1.998.000

Bulan 2:
– Sisa pokok: Rp16.650.000
– Bunga: Rp16.650.000 × 0,8% = Rp133.200
– Total angsuran: Rp1.850.000 + Rp133.200 = Rp1.983.200

Bulan 3:
– Sisa pokok: Rp14.800.000
– Bunga: Rp14.800.000 × 0,8% = Rp118.400
– Total angsuran: Rp1.850.000 + Rp118.400 = Rp1.968.400

Selanjutnya, Anda bisa menggunakan rumus yang sama untuk menghitung angsuran hingga bulan ke-12.

Cara Hitung Bunga Pinjaman Harian

Kini, semakin banyak lembaga keuangan yang menawarkan pinjaman dengan sistem pembayaran harian. Biasanya, skema ini digunakan untuk kebutuhan super pendek dan darurat, seperti payday loan atau pinjaman modal harian untuk pedagang kecil.

Bagaimana perbedaan perhitungan pinjaman dengan bunga harian? Mari telusuri lebih dalam.

Contoh dan Simulasi

Rumus perhitungan pinjaman dengan skema bunga harian adalah:

Bunga harian = (Jumlah pinjaman × Suku bunga tahunan) ÷ Jumlah hari dalam setahun × Lama pinjaman (hari)

Catatan:
Terkait jumlah hari dalam setahun, beberapa lembaga keuangan menggunakan pembagi 360 (hari kerja finansial), tetapi umumnya 365 (hari kalender).

Mari kita simulasikan dengan contoh berikut:

  • Nominal pinjaman: 1.000.000
  • Suku bunga tahunan: 24%
  • Lama pinjaman: 10 hari

Maka, langkah perhitungannya

1. Hitung bunga per hari:

24% ÷ 365 = 0,0658% per hari

2. Hitung bunga total selama 10 hari:

1.000.000 × 0,0658% × 10 → 1.000.000 × 0,000658 × 10 = 6.580

Jadi, total bunga yang harus dibayar setelah 10 hari adalah 6.580. Jika sistemnya flat, total yang harus dikembalikan: 1.006.580

Sekilas Lebih Ringan, tapi Bisa Menjebak

Dari simulasi tadi, bunga 6.580 untuk 10 hari memang terlihat ringan.

Tapi, hati-hati. Banyak pinjol ilegal yang menetapkan besaran bunga harian sejak awal, bahkan hingga 1–3% per hari. Artinya, bunga riilnya bisa setara, atau bahkan melebihi 360% per tahun.

Jumlah yang sangat besar inilah yang membuat banyak orang akhirnya terjebak dalam pinjaman online tak berkesudahan.

Pilih yang Aman-Aman Saja: Pembiayaan MUFDana

Kalau Anda butuh dana cepat tanpa risiko bunga harian menjerat, pertimbangkan pinjaman dengan bunga flat dan legal, seperti dari MUFDana.

Keunggulan MUFDana:

  • Pinjaman dengan jaminan BPKB kendaraan
  • Persyaratan mudah dan proses transparan
  • Cair dalam 1-2 hari kerja
  • Bunga flat dan renda

Setelah memahami cara menghitung bunga pinjaman, Anda tentu bisa mengambil keputusan dengan lebih bijak. Bersama MUFDana, kebutuhan finansial terpenuhi, hidup pun bisa lebih tenang.

Mengenal Passive Income, Jalan Cerdas Mencapai Financial Freedom

Inflasi hingga kondisi ekonomi yang tidak menentu membuat banyak orang memutar otak memperoleh penghasilan tambahan. Mencari pekerjaan baru cukup berisiko saat ini karena jumlah lapangan kerja dan pencari kerja tidak seimbang.[1]  Jadi, passive income adalah pilihan aman untuk menambah cash flow.

Pahami pengertian, jenis, hingga tips praktis untuk mendapatkan passive income terbaik di artikel ini.

Passive Income: Bukan Pasif Sepenuhnya, Hanya Less Active

Passive income dan active income adalah kombo sempurna untuk menikmati hidup. Active income merupakan imbal balik dari pekerjaan yang berulang dalam bentuk keuntungan bisnis, gaji, tips, bonus, serta upah.

Sementara itu, passive income adalah penghasilan yang Anda peroleh dari aktivitas, investasi, atau aset tanpa partisipasi aktif secara terus-menerus. Tidak sedikit yang tertipu oleh kata “pasif”. Ingat, Anda tidak mendapat hasil cuma-cuma karena kebanyakan ide pendapatan pasif melibatkan kerja keras, terutama di awal.

Ini tentang memiliki sumber pendapatan kedua yang andal untuk membantu menciptakan lebih banyak kebebasan finansial di masa depan. Strategi pendapatan pasif melibatkan lebih sedikit kerja keras daripada pekerjaan utama. Anda tidak harus meluangkan waktu setiap hari atau setiap jam untuk memperoleh hasilnya.

Jadi, Anda hanya “bekerja” di awal, baru menuai hasil berkelanjutan setelahnya. Passive income jadi solusi praktis jika pekerjaan utama tidak menawarkan penghasilan yang “cukup”.

Kenapa Harus Punya Passive Income?

Mungkin Anda pernah mendengar, pendapatan pasif memungkinkan Anda mendapat penghasilan, bahkan saat tidur sekalipun. Namun, jangan tertipu oleh kata “pasif”. Ini karena mayoritas ide pendapatan pasif melibatkan kerja keras, terutama di awal.

Meskipun prosesnya panjang, tetapi Anda akan mendapat manfaat dari passive income secara terus-menerus.

Pendapatan pasif menawarkan kebebasan finansial, mengurangi stres di masa pensiun, dan memberikan kekayaan jangka panjang dengan usaha berkelanjutan yang minimal.[2]

Jenis pendapatan ini juga berperan sebagai rencana cadangan saat Anda kehilangan pekerjaan tetap dan menawarkan alternatif jika rencana pensiun Anda tidak sesuai harapan.

Keuangan yang stabil dan Anda bisa menikmati hidup dengan tenang. Inilah yang membuat demand terhadap passive income terus meningkat.

Jenis-Jenis Passive Income

Salah satu step dalam cara mendapatkan passive income adalah paham niche yang Anda pilih. Penting untuk memadukan antara demand pasar dan passion Anda, agar passive income berjalan mulus.[3]

Anda yang mencari passive income untuk pemula bisa mempertimbangan beberapa jenis sumber berikut:[4]

  • Berbasis Aset ⮕ Contohnya rental properti, rental kendaraan, sewa peralatan (kamera, drone, atau ponsel), hingga deposito berjangka.
  • Berbasis Bisnis ⮕ Contohnya passive income dari internet, seperti dropshipping, franchise, affiliate marketing, dan niche website.
  • Berbasis Skill ⮕ Contoh passive income modal kecil seperti kursus atau kelas daring, coaching, artwork, worksheet, template, dan lainnya.

Bagaimana Cara Memulai Passive Income?

Mengambil langkah pertama memang tidak mudah. Namun, pilihannya adalah melangkah atau tidak sama sekali.

Mari bahas apa yang harus Anda lakukan:

1. Pahami Situasi Keuangan dan Tetapkan Tujuan yang Jelas Serta logis

Berapa budget yang bisa Anda sisihkan secara realistis tanpa membebani gaya hidup saat ini? Bagaimana toleransi risiko Anda? Apa tujuan keuangan jangka panjang dan pendek Anda?

2. Mulai dari Skala Kecil

Jangan terburu-buru. Mulai dengan langkah kecil, evaluasi, sempurnakan strategi, dan tingkatkan skalanya. Penting untuk menjauhkan Anda dari risiko yang tidak perlu.

3. Pakai Sistem Otomatis

Penting untuk meminimalkan upaya Anda dalam pendapatan pasif. Bangun sistem yang membutuhkan intervensi minimal. Contohnya, Anda bisa memanfaatkan platform untuk handle pembayaran dan pengiriman secara otomatis untuk produk digital.

Tips Praktis untuk Menghasilkan Pendapatan Pasif

Kunci menjalankan passive income adalah work smarter, not harder. Pertimbangkan tips berikut untuk meningkatkan passive income Anda:[10]

  • Diversifikasi sumber pendapatan pasif untuk mengurangi risiko dan memaksimalkan return.
  • Fokus pada sumber passive income yang nilainya meningkat seiring waktu sehingga menghasilkan pendapatan berulang.
  • Lakukan evaluasi dan adjustment secara berkala berdasarkan kondisi dan demand pasar.

Saat ini, Anda butuh aliran pendapatan yang lebih fleksibel. Mulai dari rental properti hingga menciptakan produk digital, semuanya menawarkan potensi pertumbuhan finansial yang berkelanjutan.

Kunci sukses menghasilkan passive income yakni perencanaan, strategi yang tepat, dan evaluasi berkala. Anda butuh suntikan dana untuk memulai usaha atau kebutuhan pribadi? Ajukan pembiayaan multiguna MUFDana!

Pinjaman dana tunai dengan agunan BPKB kendaraan ini menawarkan:

  • Proses dan syarat mudah
  • Pencairan cepat (1-2 hari kerja)
  • Nilai pinjaman setara 75% harga kendaraan (maksimal Rp500 juta)
  • Bunga ringan yakni 0,75% flat per bulan
  • Tenor mulai dari 12 bulan

Passive income adalah penyelamat di kala darurat seperti saat Anda kehilangan pekerjaan. Namun, mengambil pinjaman dengan bijak bisa membantu memperoleh uang cepat dalam keadaan darurat saat gaji atau dana awal belum cukup. MUFDana bantu Anda wujudkan mimpi lebih cepat.

Cara Menyusun Anggaran Belanja Rumah Tangga agar Tidak “Bocor”

Untuk menyusun anggaran belanja rumah tangga yang sehat dan realistis, sebenarnya kuncinya hanya tiga:

  • Tahu kemampuan finansial pribadi
  • Paham mana yang prioritas
  • Disiplin menjalankan anggaran yang sudah disusun

Tapi, praktiknya belum tentu semudah teorinya. Tidak jarang kebutuhan rumah tangga berubah setiap bulannya, sehingga sulit untuk menyusun anggaran tetap.

Meski begitu, ada beberapa metode populer yang bisa membantu Anda menyusun anggaran dengan lebih sistematis.

Tiga Rumus Alokasi Gaji: Panduan Mudah Membagi Pengeluaran

Prinsip dasarnya adalah membagi gaji menjadi beberapa pos pengeluaran, di antaranya:

  • Kebutuhan (needs) → Wajib dan menunjang keberlangsungan hidup
  • Keinginan (wants) → Tidak wajib, tapi meningkatkan kualitas hidup
  • Tabungan/investasi (savings) → Persiapan menghadapi masa depan
  • Sosial → Zakat, sedekah, atau bantu keluarga. Sifatnya opsional

Mari kita bahas satu per satu, lengkap dengan simulasi realistis berdasarkan gaji Rp5.500.000 per bulan.

1. Metode 50/30/20

Metode Budgeting

Metode 50/30/20 merupakan salah satu sistem budgeting terpopuler, terutama di kalangan pemula yang ingin mulai mengatur keuangan dengan lebih terstruktur.[1]

Di sini, pendapatan dibagi menjadi tiga kategori utama:

  • 50% untuk kebutuhan
  • 30% untuk keinginan
  • 20% untuk tabungan/investasi

Dengan pembagian ini, Anda tetap bisa menikmati hidup tanpa mengorbankan masa depan. Ada ruang untuk hiburan dan gaya hidup, tapi Anda juga diajak disiplin menyisihkan dana untuk keamanan finansial.

Berikut contoh tabel anggaran belanja rumah tangga berdasarkan metode ini untuk memberi Anda gambaran yang lebih nyata.

KategoriDetailAlokasi
Kebutuhan (50%)2.750.000Sewa/KPR900.000
Listrik & Air250.000
Pulsa & Internet150.000
Makanan pokok1.300.000
Transportasi150.000
Keinginan (30%)1.650.000Nongkrong & Jajan400.000
Streaming & hiburan150.000
Belanja400.000
Dana liburan300.000
Kursus/hobi400.000
Tabungan/Investasi (20%)1.100.000Tabungan darurat500.000
Investasi reksa dana/emas400.000
Asuransi jiwa & kesehatan200.000

2. Metode 40/30/20/10

Metode Budgeting

Dalam metode 40/30/20/10, pendapatan dibagi menjadi empat kategori:

  • 40% untuk kebutuhan
  • 30% untuk keinginan
  • 20% untuk tabungan/investasi
  • 10% untuk kegiatan sosial (zakat, sedekah, bantu keluarga)

Berbeda dengan metode 50/30/20 yang lebih fokus pada konsumsi pribadi dan masa depan, pendekatan ini memberi ruang khusus untuk pengeluaran sosial. Oleh karena itu, metode ini terasa lebih relevan dengan budaya masyarakat Indonesia yang lekat dengan prinsip gotong royong.

Bagaimana contoh anggaran belanja rumah tangga dengan metode ini? Berikut gambarannya:

KategoriDetailAlokasi
Kebutuhan (40%)2.200.000Sewa/KPR900.000
Listrik & Air200.000
Pulsa & Internet100.000
Makanan pokok850.000
Transportasi150.000
Keinginan (30%)1.650.000Nongkrong & Jajan350.000
Streaming & hiburan300.000
Belanja600.000
Dana liburan & hobi400.000
Tabungan/Investasi (20%)1.100.000Tabungan darurat400.000
Investasi reksa dana/emas400.000
Asuransi jiwa & kesehatan300.000
Sosial (10%)550.000Zakat penghasilan165.000
Sedekah/donasi150.000
Bantu orang tua/sanak235.000

3. Metode 70/20/10

Metode Budgeting

Metode 70/20/10 cocok untuk Anda yang ingin pendekatan budgeting yang lebih longgar namun tetap terarah. Pembagiannya yakni:

  • 70% untuk kebutuhan & gaya hidup
  • 20% untuk tabungan/investasi
  • 10% untuk sosial

Metode ini lebih realistis untuk keluarga dengan penghasilan kecil hingga menengah, atau yang penghasilannya tidak stabil (freelancer, pekerja informal, dll). Tetap ada porsi untuk masa depan dan berbagi, tanpa tekanan yang besar.

KategoriDetailAlokasi
Kebutuhan dan keinginan (70%)3.850.000Sewa/KPR: 900.000
Makanan pokok & jajan1.750.000
Pulsa, Internet, Listrik, Air450.000
Transportasi150.000
Belanja/hiburan600.000
Tabungan/Investasi (20%)1.100.000Tabungan darurat250.000
Investasi reksa dana/emas400.000
Asuransi jiwa/kesehatan200.000
Sosial (10%)550.000Zakat penghasilan165.000
Sedekah/donasi135.000
Bantu orang tua/sanak250.000

Bagaimana jika Target Anggaran Tidak Tercapai?

Perlu Anda ingat, ketiga metode di atas bukanlah aturan baku, melainkan hanya panduan awal. Jika tidak cocok, Anda bisa mengatur besaran persentase dan kategori pengeluaran sesuai kemampuan.

Tapi, jika Anda masih merasa anggaran selalu bocor atau sulit menyisihkan tabungan, coba cara berikut:

  • Catat semua pengeluaran selama 2–3 bulan untuk mengetahui pola konsumsi dan pos mana yang paling menyedot dana.
  • Coba tambah penghasilan lewat side job atau usaha kecil. Banyak peluang kerja sampingan yang bisa Anda lakukan dengan modal minim, seperti menjadi dropshipper hingga penulis lepas.

Apabila kebutuhan tak terduga atau mendesak muncul, andalkan MUFDana sebagai solusi keuangan keluarga. Dengan jaminan BPKB kendaraan, Anda bisa mendapat pinjaman dengan limit tinggi secara cepat. Prosesnya mudah dan transparan, angsurannya pun tidak memberatkan.

Ingat, menyusun anggaran belanja rumah tangga bukanlah bentuk memenjarakan diri, melainkan bentuk disiplin untuk hidup yang lebih tenang dan terarah. Dan kapan pun Anda butuh dukungan finansial, MUFDana siap menjadi mitra andalan keluarga Anda.

10 Cara Hemat Uang yang Praktis agar Rekening Makin Bertambah

Setiap orang perlu tahu cara hemat uang. Mungkin nanti terpakai ketika sedang menabung untuk sesuatu atau memang harus berhemat karena pemasukan sedang seret.

Jika Anda sedang mencari cara agar bisa hemat uang untuk apa pun tujuan Anda, berarti Anda di tempat yang tepat.

Artikel ini akan memberi Anda ide 10 tips cara hemat uang yang praktis dan bakal membuat tabungan Anda makin berisi.

Simak caranya.

Buat Buku Catatan Keuangan Pribadi

Anda tak akan tahu apa yang perlu Anda perbaiki jika tidak memiliki catatan tentang hal tersebut. Di sinilah buku keuangan pribadi berperan sangat penting.

Anda perlu mencatat semua aktivitas finansial Anda, termasuk pemasukan, pengeluaran, utang, aset, dan lainnya. Dari sini, baru Anda bisa menganalisis profil finansial Anda dan membuat rencana penghematan.

Caranya? Cek artikel kami lainnya tentang cara membuat buku keuangan pribadi.

Membuat Kategori Pengeluaran

Cara hemat uang selanjutnya, Anda perlu membuat kategori pengeluaran, berdasarkan tingkat kepentingan dan kedaruratan.

Dari semua pengeluaran Anda di bulan lalu, tentukan mana yang termasuk:

  1. Penting dan mendesak, contoh: biaya pengobatan,
  2. Penting, tapi tidak mendesak, contoh: biaya makanan,
  3. Kurang penting tapi mendesak, contoh: kado pernikahan teman,
  4. Kurang penting dan tidak mendesak, contoh: top up game favorit.

Pastikan Anda selalu memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. 

Tentukan Plafon Pengeluaran

Selanjutnya, Anda perlu membuat rencana anggaran bulanan, berdasarkan aktivitas finansial bulan lalu, dan tujuan finansial Anda.

Caranya yaitu dengan membatasi pengeluaran hingga nominal tertentu. Contoh, jika budget untuk hiburan bulan lalu habis hingga Rp1.000.000, Anda bisa menguranginya hingga cukup Rp500.000 di bulan ini.

Beberapa pos pengeluaran mungkin tidak dapat Anda kurangi. Inilah pentingnya menentukan kategori berdasarkan tingkat kepentingan dan mendesaknya pengeluaran tersebut.

Masukkan dalam Kantong Terpisah

Setelah menentukan plafon pengeluaran, masukkan jatah masing-masing ke dalam kantong yang terpisah.

Anda bisa melakukannya secara konvensional dengan menyiapkan amplop bertanda khusus untuk masing-masing pos pengeluaran. Sederhana, tapi cara ini cukup ampuh untuk mencapai tujuan hemat uang.

Atau, bisa juga melakukannya secara digital melalui dompet elektronik. Saat ini, sudah banyak dompet elektronik atau mobile banking yang memiliki fasilitas pemisahan pengeluaran dalam kantong terpisah.

Utamakan Investasi dan Tabungan

Investasi berguna untuk membangun kondisi finansial yang sehat di masa mendatang. Sedangkan tabungan berfungsi sebagai cadangan dalam menghadapi kondisi tak terduga.

Pastikan Anda menunaikan kedua hal tersebut di awal bulan. Jangan tunggu menabung atau berinvestasi dari uang sisa. Sebaliknya, kedua hal ini harus menjadi prioritas utama Anda.

Cari Alternatif yang Lebih Hemat

Lihat laporan keuangan pribadi Anda, biasanya Anda bisa menemukan hal yang sering membuat Anda keluar banyak uang. Sebagai gantinya, Anda perlu mencari alternatif yang lebih hemat.

Contoh, jika selama ini Anda ke kantor naik mobil pribadi, maka mulai sekarang manfaatkan transportasi umum. Jika selama ini Anda bisa ngopi di kafe 4 kali sebulan, maka mulai sekarang belajar meracik kopi sendiri di rumah.

Telusuri pengeluaran Anda dan cari alternatif lain yang lebih murah. Dijamin, Anda akan terheran-heran dengan nominal yang bisa Anda hemat hingga akhir bulan.

Upayakan Membayar secara Tunai

Membayar secara tunai akan mengikat kesadaran Anda pada ketersediaan anggaran untuk pengeluaran tersebut. Jadi, cara Anda hemat uang adalah dengan berhati-hati untuk tidak membeli yang tidak perlu.

Hindari menggunakan kartu kredit atau pay later sebisa mungkin. Memang kadang hal ini sangat membantu di waktu urgent. Namun jika terlalu sering, Anda dapat kehilangan kesadaran tentang daya beli Anda yang sebenarnya.

Karena itu, usahakan membayar semua transaksi Anda secara tunai, entah dengan uang kontan, dompet elektronik, atau pun kartu debit.

Jangan Beli Dadakan

Salah satu yang sering mengacaukan rencana keuangan adalah pembelian mendadak atau impulse buying. Hindari hal ini.

Bawa uang secukupnya ketika ke pasar, supermarket, atau mall sesuai rencana pembelian Anda sejak dari rumah. Disiplin dengan apa yang sudah Anda anggarkan dan jangan biasakan membeli sesuatu secara dadakan.

Tutup aplikasi e-commerce Anda jika memang tidak ingin beli sesuatu. Jangan scroll tanpa tujuan, apalagi buka bagian flash sale untuk melihat barang diskonan.

Beli Bahan Makanan Sekaligus

Cara hemat uang bulanan terbaik untuk ibu rumah tangga maupun anak kos adalah beli bahan makanan sekaligus untuk satu minggu. Ini termasuk bumbu-bumbuan, daging, maupun sayuran.

Agar awet dan cukup untuk seminggu, lakukan food preparation. Bersihkan semua bahan setelah membeli dan masukkan dalam kontainer terpisah lalu simpan dalam kulkas.

Hal ini juga dapat memotivasi Anda untuk masak sendiri daripada beli di luar atau memesan lewat layanan delivery. Dua hal ini jelas menguras dompet.

Cari Pinjaman Bunga Rendah

Misalkan Anda mengalami kejadian mendadak yang butuh dana mendesak, maka ambil pinjaman yang memberikan bunga rendah seperti MUFDana.

MUFDana dari Mandiri Utama Finance (MUF) menyediakan pinjaman multiguna dengan bunga rendah dan proses cepat. Jaminannya cukup BPKB saja sehingga kegiatan harian Anda tidak terganggu.

Yang penting dalam menerapkan cara hemat uang di atas adalah konsisten dan disiplin. Dengan demikian, semua kebutuhan Anda tetap dapat terpenuhi dan tabungan Anda makin berisi.

Cara Membuat Buku Keuangan Pribadi dalam 5 Langkah

Pernah mengalami uang bulanan terasa cepat lenyap, tapi bingung ke mana saja perginya? Berarti Anda perlu tahu cara membuat buku keuangan pribadi.

Laporan keuangan pribadi adalah catatan mengenai profil dan aktivitas finansial perorangan.

Memiliki catatan keuangan pribadi sangat penting jika Anda memiliki tujuan keuangan tertentu. Manfaat membuat buku keuangan pribadi memudahkan Anda:

  1. Membuat pengeluaran lebih efektif dan efisien,
  2. Menjamin kebutuhan Anda tercukupi hingga waktu tertentu,
  3. Merencanakan peningkatan aset dan harta kekayaan,
  4. Mencapai tujuan keuangan tertentu seperti menikah, liburan, pendidikan, dan seterusnya.

Postingan ini akan membantu Anda untuk menyusun buku catatan keuangan pribadi dengan praktis, dalam 5 langkah/tahap.

Mari mulai dari langkah pertama.

Memilih Media Catatan

Ada berbagai media yang bisa Anda gunakan untuk membuat catatan keuangan personal, mulai dari yang sederhana hingga yang canggih.

Untuk cara membuat laporan keuangan pribadi paling konvensional, Anda bisa membuatnya di buku tulis, mirip seperti buku tabungan semasa SD. Pilihan lain, Anda bisa menggunakan lembar kerja (spreadsheet).

Untuk catatan offline, Microsoft Excel dapat jadi pilihan. Namun, catatan keuangan online akan lebih baik karena Anda dapat mengeditnya kapan pun, dari mana pun, selama terkoneksi dengan internet.

Untuk itu, ada Google Spreadsheet yang bisa Anda pakai. Anda juga bisa menggunakan aplikasi catatan keuangan yang bisa Anda download di AppStore atau Playstore.

Menyiapkan Tabel Buku

Cara untuk membuat buku laporan keuangan sederhana untuk personal, setidaknya Anda harus menyiapkan 2 tabel:

  1. Buku neraca (personal balance sheet), dan
  2. Buku arus kas (cash flow).

Pisahkan kedua tabel tersebut ke dalam lembar yang berbeda. Jika Anda menggunakan Excel atau Google Spreadsheet, buat lembar kerja (worksheet) yang terpisah untuk masing-masing tabel.

Buku neraca berfungsi untuk melihat nilai kekayaan pribadi Anda. Ini penting ketika Anda berencana untuk menambah aset atau menyiapkan tujuan keuangan tertentu, seperti menikah, beli rumah, dan lainnya.

Buku arus kas berfungsi untuk melihat aliran pemasukan dan pengeluaran Anda. Ini penting untuk merencanakan pengeluaran yang efektif dan efisien, pemasukan yang lebih besar, dan mencukupi kebutuhan dengan budget terbatas.

Menentukan Kolom

Sebagai bagian dari cara membuat buku keuangan pribadi, pada buku neraca setidaknya terdapat 3 kolom, yaitu: aset, harta dan utang.

Utang adalah tanggungan, liabilitas, atau kewajiban yang harus Anda tunaikan, sedangkan aset merujuk pada nilai barang yang Anda miliki. Ada pun harta menunjukkan total kekayaan bersih, didapat dari = Aset – Utang.

Pada buku arus kas, setidaknya terdapat 3 kolom juga, yaitu: pemasukan, pengeluaran, dan arus kas bersih.

Pemasukan berarti semua penghasilan Anda dari berbagai sumber pada bulan berjalan. Sedangkan pengeluaran merujuk pada semua yang Anda belanjakan di bulan tersebut.

Ada pun arus kas bersih merupakan hasil dari = Pemasukan – Pengeluaran.

Untuk setiap kolom, harus ada keterangan “item” dan “nominal”. Dengan demikian, jelas apa dan berapanya.

Menentukan Pos Setiap Kolom

Cara selanjutnya dalam membuat buku keuangan pribadi, Anda perlu menentukan apa saja isi setiap kolom. Contohnya, apa saja yang termasuk aset dan utang? Atau apa saja yang tergolong arus kas masuk dan arus kas keluar?

Untuk ini, Anda dapat membuat list dari setiap kolom agar lebih mudah. Contohnya seperti pada tabel neraca keuangan personal berikut.

AsetUtang
RumahKartu kredit
TanahPaylater
TabunganPinjaman Teman
Deposito
Reksa Dana / Saham
Emas
Kendaraan
Elektronik
Koleksi sepatu

Contoh lainnya, untuk list tabel arus kas seperti ini.

PemasukanPengeluaran
GajiTabungan
TunjanganInvestasi
Bunga tabunganBelanja bulanan
DepositoMakan
Reksa Dana / Dividen SahamTransportasi
Hasil Jualan / DagangListrik
Fee ProyekAir
Pulsa dan Internet
Hiburan
Lainnya
Biaya tak terduga

Tentu tidak semua item tersebut akan ada dalam catatan keuangan pribadi Anda. Namun, dengan list tersebut, akan memudahkan Anda untuk memasukkan catatan Anda pada pos yang tepat.

Memasukkan Nominal Sesuai Posnya

Langkah dalam cara membuat buku keuangan pribadi membuat terakhir tinggal memasukkan nominal angka sesuai dengan pos masing-masing. Contoh jika gaji Anda per bulan Rp5.000.000, masukkan nominal tersebut ke pos ”gaji” di kolom “arus kas masuk”. Begitu juga jika Anda punya utang pay later, maka masukkan nominalnya ke item “Pay Later” di kolom “Utang”.

Selanjutnya, tinggal meng-update buku keuangan Anda secara rutin dan konsisten. 

Untuk praktisnya, Anda perlu menyediakan waktu khusus untuk me-recall dan mencatat pemasukan atau pengeluaran Anda di hari itu. Contohnya setiap malam hari, sebelum tidur.

Jika ternyata pengeluaran Anda jauh lebih besar dari pemasukan, Anda mungkin membutuhkan bantuan keuangan mendesak. Untuk itu, Anda bisa menggunakan fasilitas pinjaman multiguna dari MUFDana.

Pinjaman serbaguna MUFDana memberikan plafon pinjaman yang besar dengan syarat mudah dan proses cepat. Bahkan, ajuan pinjaman Anda bisa cair hanya dalam 1 hari kerja.

Setelah dapat pinjaman, jangan lupa untuk tetap menerapkan cara membuat buku keuangan pribadi di atas secara konsisten. Kebiasaan ini akan memberikan dampak bagus bagi kesehatan finansial Anda untuk seterusnya.

Cara Membuat Pembukuan Keuangan Usaha Kecil Secara Sederhana

Meski usaha Anda masih skala kecil, Anda tetap harus laporan keuangan. Bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

Kenapa harus membuat pembukuan keuangan?

Pembukuan keuangan memiliki peranan yang penting dalam melihat performa dan kondisi finansial suatu usaha. Apa pun jenis usahanya dan berapa pun skalanya, wajib hukumnya untuk menyusun laporan keuangan.

Dengan adanya jurnal pembukuan keuangan, seorang pengusaha bisa mengambil keputusan dan membuat rencana usaha di masa yang akan datang. 

Bagaimana Cara Membuat Pembukuan Keuangan Usaha Kecil?

Pembukuan keuangan akan berisi catatan ringkas seluruh transaksi yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Biasanya periode yang digunakan yaitu bulanan dan tahunan.

Untuk membuat laporan keuangan, Anda perlu menyiapkan beberapa hal berikut ini.

  • Buku kas pemasukan
  • Buku kas pengeluaran
  • Catatan laba rugi
  • Buku kas utama
  • Catatan inventaris barang
  • Catatan untuk laporan stok barang

Bagi usaha kecil, Anda bisa menggunakan metode entry tunggal. Segala bentuk transaksi, baik itu pengeluaran maupun pemasukan dengan metode ini akan menggunakan satu entri.

Adapun cara membuat pembukuan usaha secara manual adalah sebagai berikut.

1. Siapakan Media untuk Mencatat Pembukuan

Cara membuat laporan keuangan bulanan yang pertama yaitu menyiapkan media untuk mencatat laporan. Anda bisa membuat pembukuan keuangan sederhana tulis tangan di buku tulis dan mencatatnya secara manual.

Selain dengan buku catatan, Anda juga bisa menggunakan bantuan Microsoft Excel atau Google Spreadsheet. Buat sheet yang berbeda untuk setiap jenis laporan keuangan yang Anda buat.

Anda juga bisa menggunakan platform pembukuan keuangan usaha seperti Jurnal, Ginee, Majoo, dan masih banyak lagi.

2. Buat Catatan untuk Pemasukan dan Pengeluaran

Catat semua pemasukan yang diperoleh bisnis Anda dalam satu periode. Melalui catatan ini, Anda bisa tahu jumlah uang yang masuk atau omset bisnis Anda. Untuk contoh catatan pemasukan, Anda bisa lihat di bawah ini.

Selain mencatat pemasukan, Anda juga perlu mencatat pengeluaran. Kumpulkan semua bukti transaksi berupa faktur, kuitansi, nota, atau yang lainnya. Pastikan tidak ada bukti transaksi yang hilang.

Selanjutnya, tulis semua pengeluaran yang bisnis Anda, mulai dari biaya operasional, biaya produksi, dan juga gaji karyawan. Anda bisa membuat catatan pengeluaran seperti contoh berikut.

3. Menyusun Buku Kas Utama

Setelah mencatat pemasukan dan juga pengeluaran, cara membuat pembukuan keuangan yang selanjutnya yaitu susun buku kas utama. Dalam menyusun buku kas utama, Anda akan menggabungkan transaksi pengeluaran dan pemasukan.

Dengan menyusun buku kas utama, Anda bisa mengetahui besarnya keuntungan atau bahkan kerugian bisnis Anda. Selain itu, Anda juga bisa menyusun anggaran bisnis dengan melihat pemasukan dan juga pengeluaran usaha.

Agar tidak terjadi kesalahan, dalam menyusun kas utama sebaiknya lakukan secara teliti. Lakukan juga secara konsisten dan tidak berhenti dalam waktu tertentu.

4. Membuat Catatan Stok Barang

Tak hanya membuat catatan uang masuk dan keluar, selanjutnya catat juga stok barang yang tersedia. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui dan juga mengawasi persediaan stok usaha Anda.

Ini akan menjadi sumber informasi jika Anda ingin membuka cabang dan mengembangkan usaha Anda.

Pencatatan stok barang juga bisa meminimalisir terjadinya kecurangan. Selain itu juga berperan sebagai manajemen gudang (jika ada) agar penggunaannya bisa lebih optimal.

5. Buat Catatan Inventaris Barang

Sebagai bagian dari cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil, Anda juga perlu mencatat aset setiap usaha di buku inventaris barang. Sebagai aset usaha, tentu Anda perlu menjaga dan mengelolanya dengan baik.

Dengan memiliki buku inventaris barang, Anda akan lebih mudah untuk mengawasi, mengecek, atau melakukan mutasi aset. Ini juga bisa menjadi bukti tertulis saat terjadi kehilangan barang.

6. Susun Laporan Laba Rugi

Selanjutnya, susun laporan laba rugi. Laporan laba rugi berisi catatan beban usaha dan juga pemasukan bisnis Anda.

Dari catatan laba rugi ini Anda bisa mengetahui kondisi bisnis saat ini. Anda juga bisa tahu apakah bisnis Anda memperoleh keuntungan atau justru kerugian.

Selain itu, Anda juga bisa menjadikan laporan laba rugi sebagai bahan evaluasi dari strategi bisnis yang Anda terapkan sebelumnya. Dari sini, anda bisa menyusun strategi baru atau menyempurnakan strategi sebelumnya.

Laporan laba rugi akan menjadi puncak pembukuan setelah tutup buku di akhir periode dan menunjukkan performa usaha dalam satu tahun. Ini juga akan membantu Anda untuk menghitung kewajiban pajak yang harus Anda bayar.

Itulah tadi bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil. Secara lebih ringkas, langkah-langkahnya, yaitu:

  1. Menyiapkan media untuk mencatat laporan
  2. Mencatat pemasukan dan pengeluaran usaha
  3. Menyusun buku kas utama
  4. Membuat catatan stok barang
  5. Membuat catatan inventaris barang
  6. Menyusun laporan laba rugi

Meski skala usaha Anda masih kecil, Anda tetap wajib membuat pembukuan keuangan. Laporan ini berperan penting untuk melihat performa usaha Anda, sehingga bisa mengambil keputusan dan membuat rencana usaha selanjutnya.

Sekarang sudah paham ya bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil. Untuk memudahkan, Anda bisa menggunakan platform pembukuan keuangan atau memanfaatkan Google Spreadsheet dan Microsoft Excel.

Jangan lewatkan beragam artikel tips berbisnis lainnya yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Tips Persiapan Finansial untuk Masa Depan Lebih Baik

Di sini, akan dibahas apa saja tips persiapan finansial yang bisa Anda lakukan untuk kehidupan yang lebih baik tanpa krisis.

Kita memang tidak pernah tahu bagaimana pastinya masa depan nanti. Namun, baik buruknya masa depan bisa Anda hadapi dengan baik karena sudah mempersiapkannya dari sekarang, termasuk dalam hal finansial.

Ada beberapa tips persiapan finansial yang bisa Anda mulai dari sekarang untuk persiapan masa depan yang minim risiko keuangan. Apa saja? Langsung saja simak ulasan berikut.

Persiapan Finansial dengan Memahami dan Mengelola Produk Keuangan

Perencanaan Keuangan

Ada banyak produk keuangan yang terdapat di dalam dunia finansial. Sebaiknya, Anda memiliki beberapa dan mengelolanya dengan baik sebagai salah satu bentuk persiapan finansial yang matang.

Sementara itu, terdapat 5 tahapan financing dari yang paling penting. Sesuai urutannya, maka meliputi:

  • Dana darurat
  • Asuransi
  • Investasi
  • Dana pensiun
  • Distribusi kekayaan atau warisan

Nah, dalam ulasan tips persiapan finansial ini, akan dibahas 4 dari 5 poin tersebut, kecuali warisan.

1. Memahami Pentingnya Dana Darurat

Tips persiapan finansial pertama berkaitan dengan dana darurat. Meskipun terkesan sepele, dana darurat merupakan salah satu komponen yang akan sangat berpengaruh pada finansial Anda saat ini.

Dana darurat ini akan Anda butuhkan ketika masa krisis datang. Misalnya saat pandemi menyerbu atau ada situasi yang membuat Anda tidak bisa menghasilkan uang.

Seberapa besar Anda memerlukan dana darurat? Jawabannya yaitu tergantung berapa pengeluaran Anda per bulan untuk kebutuhan pokok.

Kebutuhan pokok hanyalah kebutuhan mendesak yang sangat penting. Misalnya seperti makan, biaya sewa, tagihan, dan berbagai biaya penting. Ini di luar biaya foya-foya.

Misalkan dalam satu bulan Anda memerlukan biaya hidup Rp3 juta. Maka sebaiknya Anda mengumpulkan uang senilai Rp3 juta dan dikalikan 6 bulan. Totalnya berarti Rp18 juta.

Kalau sudah menikah? Tinggal kalikan saja biaya hidup sekeluarga dalam satu bulan, dengan 9 atau 12 bulan.

2. Asuransi, Satpam Masa Depan yang Penting

Anda pasti pernah melihat profesi satpam komplek. Beliau bekerja untuk keamanan dan mendapatkan gaji tiap bulan. Dalam sebuah komplek, tidak setiap bulan ada tindakan kejahatan, namun satpam tetap mendapat gaji tiap bulan selama ia bekerja, bukan?

Begitu pula dengan asuransi sebagai tips persiapan finansial berikutnya. Layaknya menggaji satpam, Anda harus mengumpulkan sejumlah uang tiap bulan sebagai proteksi Anda di masa depan. Meskipun satu bulan tersebut tidak terjadi hal apa pun.

Apakah rugi? Tentu tidak.

Dengan dana asuransi penjamin kesehatan seperti BPJS, semisal Anda sakit dan perlu dana puluhan sampai ratusan juta. Anda tak perlu mengeluarkan keuangan pribadi, karena pembiayaannya sudah ter-cover oleh asuransi.

Apakah hanya ada asuransi kesehatan saja? Tentu tidak. Ada banyak hal yang bisa tercover oleh asuransi, seperti:

  • Asuransi Jiwa,
  • Asuransi Kendaraan,
  • Ketenagakerjaan,
  • Asuransi Kesehatan,
  • Asuransi Kewirausahaan dan masih banyak lagi.

Prinsip dari semua jenis asuransi itu sama. Sama-sama memproteksi keuangan yang selama ini Anda kumpulkan dengan kerja keras.

Hanya dengan klaim asuransi, semua biaya untuk kondisi darurat akan ter-cover atau tidak perlu lagi merogoh kantong dalam-dalam.

3. Lanjut ke Investasi sebagai Persiapan Finansial 

Jika dana darurat sudah 100% terkumpul, atau setidaknya setengahnya dan asuransi juga sudah oke, maka tips persiapan finansial berikutnya adalah investasi. Akan tetapi, tentukan tujuan atau goals dari investasi sebelum memulainya, ya.

Ubah mindset dari yang goals masih terlalu abstrak, menjadi goals lebih terfokus. Seperti ingin mengumpulkan uang untuk dana pendidikan, persiapan beli rumah, atau yang lainnya. Tentukan juga nominal dan jangka waktunya.

Anda bisa mulai belajar investasi dan memasukkan uang ke berbagai produk investasi, seperti misalnya:

  • Reksadana, 
  • Emas, 
  • Invest USD,
  • Deposito,
  • Properti,
  • Saham, dan lain–lain.

Beda tujuan akan beda pula produk investasi yang sebaiknya Anda pilih. Namun, pastikan produk yang Anda pilih sudah terawasi oleh OJK.

4. Dana Hari Tua/Pensiun/Passive income

Tidak selamanya Anda akan bekerja, bukan? Tips selanjutnya dalam persiapan finansial atau perencanaan keuangan ini, Anda tidak perlu susah-susah mencari uang lagi. Anda hanya perlu mengelola keuangan yang ada tanpa ada rasa khawatir pada kebutuhan yang tidak tercukupi.

Coba pikirkan usia berapa Anda akan pensiun dan tentukan besaran pengeluaran per bulan di hari tua nantinya. Usahakan kebutuhan pokok ter-cover di dalamnya. Lalu, kalikan dengan 20 atau 30 tahun (kira-kira sampai tutup usia).

Misal kira-kira per bulannya perlu Rp5 juta. Kalikan setahun, dan kalikan lagi dengan 20 atau 30 tahun. Tidak sampai di situ, hitung pula kemungkinan besaran uang setelah terkena inflasi.

Sudah dapat? Langsung aja kumpulkan dari sekarang.

Kesimpulan

Ikuti tahapan ini dari yang paling urgent terlebih dahulu, baru bisa mulai ke tahapan berikutnya. Mulai dari dana darurat, asuransi, sampai dana pensiun.

Bagaimana? Apakah tips persiapan finansial ini membantu Anda?

Jangan lewatkan beragam artikel lain mengenai tips keuangan yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Cara Mengatur Keuangan untuk Pendidikan Anak, Sudah Coba?

Setiap orang tua pasti ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang bagus. Namun permasalahannya, sering kali terkendala biaya. Untuk bisa memilih sekolah yang bagus, Anda perlu tahu bagaimana cara mengatur keuangan untuk pendidikan anak.

Mengumpulkan dana pendidikan anak akan menjadi persiapan yang panjang. Tak jarang para orang tua pada akhirnya ingin menyerah setelah melihat besarnya dana yang harus mereka kumpulkan. Belum lagi kebutuhan pokok, cicilan rumah, dana darurat, dan keinginan untuk beli asuransi yang terus menghantui.

Akan tetapi, ini bukan berarti Anda tidak bisa melakukannya. Ibarat pepatah, “Banyak jalan menuju Roma”. Banyak cara yang bisa Anda tempuh. Anda bisa memilih salah satu cara menabung untuk anak sekolah di artikel ini.

Cara Mengatur Keuangan untuk Dana Pendidikan Anak

Sebelum mengetahui bagaimana cara untuk mengumpulkan dana pendidikan anak, sebaiknya Anda ketahui dahulu beberapa fakta terkait dana pendidikan.

  • Dana pendidikan adalah salah satu pos keuangan yang pasti akan Anda keluarkan dan tidak bisa Anda tunda;
  • Dana pendidikan juga mengalami inflasi, sehingga besarnya juga akan terus mengalami kenaikan;
  • Ada peluang untuk memperoleh beasiswa yang menyebabkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya meski sekolah di tempat yang bagus.

Selanjutnya, langsung saja mari kita bahas bagaimana cara menabung untuk pendidikan anak.

1. Lakukan Riset

Cara mengatur keuangan untuk pendidikan anak diawali dengan riset. Lakukan riset ke beberapa sekolah yang Anda impikan. Cari tahu juga besarnya biaya sekolah di sana. Mulai dari biaya pendaftaran, uang pangkal, SPP, dan biaya lainnya.

Perlu Anda pahami, sekolah yang bagus tidak selalu mahal. Bagus di sini parameternya sesuai dengan value dari keluarga. Untuk itu, saat memilih sekolah, selain mencari tahu biayanya, juga cari tahu kurikulum dan lingkungannya.

2. Hitung Perkiraan Biaya yang Harus Anda Siapkan

Setelah tahu mana sekolah yang hendak Anda tuju, cara selanjutnya untuk mengatur keuangan untuk pendidikan anak adalah dengan menghitung besarnya biaya yang harus Anda siapkan. Siapkan untuk uang pangkal terlebih dahulu.

Nantinya, uang bulanan bisa Anda ambil dari cash flow bulanan. Yang terpenting, Anda bisa memastikan bahwa besarnya uang bulanan tidak akan mengganggu cash flow bulanan. Jika Anda tidak yakin, Anda bisa mulai menabung uang bulanan juga.

Namun, jika nominal dana yang harus Anda tabung ternyata sangat besar dan kondisi keuangan tidak mendukung, pertimbangkan untuk mencari sekolah lain.

3. Perhatikan Inflasi

Dana pendidikan juga mengalami inflasi dan terus mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Dengan demikian, Anda juga perlu memperhatikan hal ini dan menyiapkan dana lebih.

Untuk melakukan perhitungan, berikut beberapa hal yang harus Anda siapkan dan perhatikan:

  1. Present value (nilai biaya saat ini),
  2. Future value (nilai biaya masa depan),
  3. Periode yang dibutuhkan,
  4. Interest rest atau inflasi,
  5. Periodic payment atau kontribusi tiap bulan.

Umumnya, biaya uang pangkal rata-rata akan mengalami kenaikan 10-15 persen setiap tahunnya. Sementara itu, biaya SPP akan mengalami kenaikan yang serupa dengan inflasi.

4. Lihat Kondisi Keuangan dan Aset yang Dimiliki

Setelah mengetahui besarnya dana yang harus Anda kumpulkan, lihat kondisi keuangan Anda terlebih dahulu. Lihat juga aset apa saja yang Anda miliki. Ini akan membantu Anda dalam membuat perencanaan keuangan.

Jika selama ini gaji Anda hanya cukup untuk kebutuhan dan sedikit untuk investasi, pertimbangkan untuk menambah penghasilan melalui pekerjaan sampingan. Anda bisa kerja paruh waktu, menjadi dropship atau reseller dan bisa juga kerja sebagai freelancer.

Dengan begitu, Anda bisa mengalokasikan dana investasi untuk masa depan anak dengan porsi lebih banyak.

5. Tentukan Media untuk Menabung

Anda beberapa opsi yang bisa Anda pilih sebagai media untuk mengumpulkan dana pendidikan anak. Bisa dengan: 

  • Tabungan biasa, 
  • Tabungan pendidikan,
  • Asuransi pendidikan dan 
  • Investasi di reksadana atau deposito atas nama anak.

Di tabungan pendidikan, uang yang wajib Anda tabung nilainya lebih pasti. Karena dihitung dari nominal dana yang Anda butuhkan dan jangka waktunya. Ini akan membantu Anda untuk lebih konsisten.

Berbeda dengan tabungan biasa yang mana besarnya nominal yang harus Anda tabung besarnya Anda tentukan sendiri.

Jika memilih asuransi pendidikan anak, pastikan Anda membaca polis dengan teliti agar tidak tertipu. Jika ada pertanyaan atau hal yang masih Anda bingungkan, jangan segan untuk bertanya.

6. Sesuaikan Pengeluaran Anda

Dana pendidikan pasti akan menambah cash flow bulanan Anda. Untuk itu, review kembali pengeluaran Anda. Jika ada yang bisa dipangkas, pangkas atau kurangi nominalnya.

Sebisa mungkin tahan dulu keinginan Anda untuk belanja barang-barang yang kurang perlu. Akan lebih baik jika dana tersebut dialihkan untuk menambah dana pendidikan. 

Salah satu prinsip penting dalam menerapkan cara mengatur keuangan untuk pendidikan anak adalah, semakin banyak uang yang Anda tabung, semakin cepat dana pendidikan terkumpul.

Penutup

Meski dana pendidikan anak bisa Anda kumpulkan dari jauh-jauh hari, namun jika dirasa tidak memungkinkan, sebaiknya jangan paksakan.

Bagaimana pun juga, memilih sekolah anak tetap harus sesuai kemampuan. Solusi alternatif jika pada saatnya nanti dana pendidikan anak belum terkumpul adalah dengan memanfaatkan fasilitas pinjaman dana pendidikan.

Pinjaman dana pendidikan adalah bagian dari pinjaman multiguna yang ditujukan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan mendesak, seperti biaya pendidikan. Pinjaman jenis ini menggunakan agunan atau jaminan sebagai solusi untuk mendapatkan dana cepat.

Salah satu pemberi pinjaman multiguna dengan jaminan BPKB mobil atau motor adalah mufdana. Sementara mufdana sendiri merupakan salah satu produk pembiayaan yang dihadirkan oleh Mandiri Utama Finance (MUF).

Jika ingin mengumpulkan dana pendidikan anak mulai dari sekarang, Anda bisa mencoba cara mengatur keuangan untuk pendidikan anak di atas. Semoga uang Anda cukup dan Anda bisa memilih sekolah anak yang sesuai dengan value keluarga.

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Agar Tidak Boros

Saat masih single, Anda merasa malas dan kurang konsisten untuk belajar kelola uang? Coba bulatkan kembali tekad Anda! Sebab, saat sudah menikah nanti Anda perlu tahu bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros.

Nah, di artikel ini akan dibahas bagaimana cara mengelola keuangan dalam rumah tangga agar tidak boros.

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Setiap keluarga pasti memiliki kondisi keuangan yang berbeda. Ada yang lebih cepat mencapai level keuangan yang lebih stabil. Ada juga yang harus berjuang hingga bertahun-tahun.

Namun, apa pun kondisinya, semua butuh perjuangan dan konsistensi. Tidak ada hal yang instan dalam pengelolaan keuangan.

Untuk mengatur keuangan keluarga, Anda dapat menerapkan beberapa tips berikut agar tidak boros.

1. Hitung Semua Pemasukan

Cara pertama dalam mengatur keuangan rumah tangga adalah dengan menghitung semua pemasukan keluarga Anda selama satu bulan. Mulai dari gaji istri, gaji suami, dan penghasilan lain dari bisnis, kerja paruh waktu, atau freelancer. Tambahkan bonus, intensif, atau upah lembur jika ada.

Hal ini penting untuk mengetahui jumlah uang yang kalian miliki. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah dalam merencanakan pengeluaran dan mengatur keuangan keluarga.

2. Buat Catatan Keuangan

Untuk mengetahui besarnya pengeluaran rumah tangga setiap bulan, catat secara detail setiap pengeluaran. Cara mengatur keuangan rumah tangga ini bisa dilakukan dengan menggunakan buku kecil atau Microsoft Excel. Selain itu Anda juga bisa memanfaatkan aplikasi pencatat keuangan, seperti Pina, Money Lover, Andromoney, dan lain-lain.

Kategorikan pengeluaran-pengeluaran tersebut ke dalam pos-pos yang Anda buat. Anda bisa membuat pos untuk belanja bulanan, belanja mingguan, bayar tagihan, biaya sekolah anak dan lain-lain.

Jika malas mencatat secara detail, Anda bisa mencoba alternatif lain dengan mencatat pengeluaran rutin bulanan. Pengeluaran ini biasanya berupa listrik, air, Wifi, asuransi dan lain-lain. Catat juga pengeluaran mingguan Anda dalam sebulan kemudian dikalikan empat.

3. Buat Anggaran Bulanan

Pada dasarnya, tidak ada rumus mengatur keuangan rumah tangga yang paten Sebab, setiap orang pasti memiliki pengeluaran yang berbeda-beda. 

Oleh karena itu, buat anggaran dari catatan keuangan yang Anda buat. Selanjutnya, Masukkan uang ke dalam pos tersebut dengan nominal yang sudah Anda tetapkan. 

Untuk kebutuhan rumah seperti keperluan dapur, jajan, transportasi, sebaiknya buat dalam mingguan. Ini akan membantu Anda menghemat dan mengontrol pengeluaran, sehingga uang Anda tidak cepat habis sebelum sampai akhir bulan.

4. Jeli Terhadap Promo, Tapi Tidak Kalap

Manfaatkan setiap promo yang ada menjadi cara mengatur keuangan rumah tangga dengan penghasilan minim. 

Membeli barang saat diskon atau promo bisa lebih menghemat budget. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan sisa uang tersebut untuk keperluan yang lain.

Namun, jangan sampai Anda justru tergiur promo untuk hal-hal yang tidak Anda butuhkan. Sebisa mungkin hindari hal itu. 

Memang benar harganya akan lebih murah, tetapi jika Anda tidak membelinya, Anda justru tidak akan kehilangan uang sepeser pun.

5. Mampu Mengendalikan Diri

Jika Anda seringkali impulsif dan tiba-tiba beli barang yang tidak diperlukan, hati-hati! Ini bisa bahaya untuk keuangan keluarga Anda dan menggagalkan penerapan cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik.

Coba pikir kembali sebelum Anda membeli sesuatu. Pahami apakah Anda benar-benar membutuhkan barang itu atau hanya sekedar nafsu belaka. 

Tanya pada diri Anda 2-3 kali bagaimana jika Anda tidak membeli barang itu sekarang juga. Jika setelah dipikirkan ternyata tidak ada aktivitas yang terganggu, coba tunda terlebih dahulu.

Anda juga bisa menyesuaikan keinginan Anda dengan melihat kondisi keuangan Anda. Sebaiknya jangan berutang atau menggunakan kartu kredit untuk hal-hal yang bersifat konsumtif.

6. Tidak Menyepelekan Uang Kecil

Jangan pernah menganggap remeh pengeluaran-pengeluaran kecil. Meskipun terlihat kecil secara nominal, jika ini Anda lakukan setiap hari, maka akan berdampak pada pengeluaran Anda.

Terkadang pengeluaran-pengeluaran kecil inilah yang justru membuat keuangan Anda bocor. Jika, setiap hari Anda menghabiskan Rp25 ribu untuk hal di luar keinginan, dalam satu bulan sudah memakan budget Rp750 ribu. 

Nominalnya jadi besar bukan?

Selain itu, jangan juga menganggap remeh return investasi yang kecil. Meskipun kecil, jika ini terus digulung dalam waktu yang lama, maka akan menghasilkan return yang besar juga.

7. Usahakan untuk Masak Sendiri dan Bawa Bekal

Kurangi makan di luar juga bisa menjadi cara mengatur keuangan agar tidak boros. Saat makan di luar, pasti ada saja keinginan untuk membeli jenis makanan tertentu yang justru ini menyebabkan budget membengkak. 

Maka dari itu, sebaiknya Anda masak sendiri dan membawa bekal sendiri saat bekerja. Selain menghemat pengeluaran, masak sendiri juga lebih sehat, bersih, dan bergizi.

Cara Lain Mengelola Keuangan Rumah Tangga

Itulah tadi 7 cara manajemen keuangan rumah tangga yang paling mudah dan efektif. Selain ketujuh cara di atas, masih ada beberapa cara lain yang bisa Anda lakukan, seperti misalnya:

  1. Buat daftar belanja sebelum pergi berbelanja,
  2. Tentukan skala prioritas keuangan rumah tangga,
  3. Meminimalisir gaya hidup,
  4. Kurangi utang konsumtif dan penggunaan kartu kredit,
  5. Miliki jaminan kesehatan sebagai proteksi,
  6. Lakukan evaluasi secara berkala.

Sudahkah Anda mencoba beberapa cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros? Selalu ingat bahwa pengelolaan keuangan tidak bisa instan. Jika Anda sudah mencoba dan belum terlihat hasilnya, tetap lakukan dan jangan menyerah.

Jangan lewatkan beragam artikel lain mengenai tips keuangan yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Cara Mengatur Keuangan Metode 50 30 20, Cashflow Stabil

Pernahkah Anda merasa kaya raya sesaat setelah gajian, tapi hanya bertahan selama beberapa hari saja karena uangnya lenyap seketika? Agar tidak terjadi lagi, Anda bisa coba mengatur keuangan metode 50 30 20. 

Sebenarnya ada banyak metode mengatur keuangan yang bisa Anda lakukan. Namun, kita akan membahas salah satu metode yang cukup umum dan pasti efektif, yaitu dengan principle 50 30 20.

Metode ini membagi pendapatan menjadi tiga bagian, yaitu:

  • 50% untuk kebutuhan,
  • 30% untuk simpanan,
  • 20% untuk membeli keinginan.

Prinsip cara mengatur keuangan generasi milenial dengan metode ini punya istilah keren. Anda bisa menyebutnya dengan istilah The Balance Money Formula.

Bagaimana Cara Mengatur Keuangan Metode 50 30 20?

Sebenarnya, cara mengatur keuangan pribadi dengan gaji kecil sampai kelas atas ni cukup efektif. Apalagi untuk orang-orang yang ingin menabung, tetapi tetap bisa menikmati berbagai kemewahan dalam hidup.

Bagaimana maksudnya mengatur keuangan metode 50 30 20?

Jadi, prinsip ini akan membuat Anda membagi gaji di awal bulan kedalam 3 persentase berbeda. Coba lihat analogi berikut.

Dalam analogi tersebut, terlihat bahwa Anda akan memasukkan seluruh aset gaji ketiga kotak yang berbeda. Kotak pertama sebesar 50%, kotak kedua 30%, dan kotak ketiga 20%.

Kotak dengan 50% Gaji

Jadi, dari mengatur keuangan metode 50 30 20, Untuk 50% dari total gaji, Anda bisa memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan dasar.

Intinya, Anda bisa menikmati setengah dari gaji untuk berbagai kebutuhan Anda. Pertanyaannya, bagaimana cara menggunakan 50% gaji ini dengan efektif?

Anda bisa membuat daftar seberapa besar kebutuhan “penting” selama satu bulan. Kebutuhan dasar ini meliputi:

  • Biaya makan,
  • Biaya sewa kosan,
  • Transportasi,
  • Internet dan beberapa kebutuhan lainnya.

List itu sudah urut dari yang paling urgent, ya!

Bingung mana saja yang termasuk kebutuhan? Gampang!

Coba pikirkan sesuatu. Jika tanpa itu kita tidak bisa hidup, itulah kebutuhan. Meski terkesan hiperbola, tapi analogi paling mudahnya seperti itu.

Kebutuhan pokok sebaiknya Anda penuhi terlebih dahulu, sebelum memenuhi semua keinginan Anda.

Masih ingat dengan mata pelajaran skala prioritas yang Anda pelajari di sekolah? Nah, gunakan sesuai skala prioritas.

Kotak dengan 30% Gaji

Nah untuk porsi 30% dari gaji ini, Anda bisa menggunakannya untuk menabung, investasi, atau apa pun itu. Yang penting save money.

Ingat, ya. Pembagian gaji 50 30 20 harus Anda lakukan begitu menerima gaji agar uangnya tidak lari kemana-mana.

Menabung dengan versi ini sebenarnya juga sudah sangat cukup, kok. Anda bisa menyimpannya di rekening yang tidak bisa Anda ambil dengan mudah.

Ingin uang yang tersimpan ini bekerja untuk anda? Investasi saja!

Investasi merupakan salah satu cara mengelola uang agar berkembang meski merupakan penyisihan dari semua pemasukan. Jadi, uang akan tetap bekerja untuk menghasilkan bunga.

Ada banyak cabang investasi. Mulai dari saham, reksadana, sampai P2P Lending. Anda bisa menemukan berbagai informasi mengenai investasi yang cocok sesuai gaji di internet, salah satunya melalui artikel tips investasi.

Kotak dengan 20% Gaji

Nah tadi kalau 50% gaji untuk kebutuhan pokok dan 30%nya sudah untuk menabung atau investasi, 20% gajinya buat apa, dong?

Untuk Anda yang suka refreshing, Anda bisa memanfaatkan 20% gaji itu untuk:

  • Ngemall,
  • Makan enak,
  • Traveling,
  • Nonton, dan masih banyak lagi.

Metode 50 30 20 memang paling oke. Sebesar 20% dari total gaji bisa Anda manfaatkan untuk hal itu.

Untuk apa? Ya untuk refreshing, dong. Sederhananya, ini untuk sesuatu yang kita inginkan. Hal yang diinginkan terkadang sesuatu yang tidak perlu, tapi ingin kita beli.

Inilah alasannya mengapa metode kuangan ini efektif untuk orang-orang yang ingin menabung, tetapi tetap bisa menikmati berbagai kemewahan dalam hidup.

Manfaatkan persentase kecil ini untuk menyegarkan pikiran setelah seharian bekerja. Tapi, ingat! Pastikan proporsinya bisa sesuai untuk satu bulan, ya.

Mengapa Anda Harus Yakin Kalau Prinsip Ini Akan Berguna?

Jika mengacu pada pencetus prinsip 50 30 20, Warren & Tyagi, mereka menyebut jika Anda sebaiknya menghindari spent kebutuhan dasar lebih dari 50% gaji agar bisa hidup enak.

Mengapa harus 50%?

Sebenarnya, cara mengatur keuangan agar tidak boros ini ditetapkan sesuai kondisi di Amerika Serikat pencetusnya kala itu. Di sana, orang-orang terbiasa menggunakan lebih dari 50% gaji hanya untuk kebutuhan pokok. Bahkan, bisa melebihi pemasukan mereka.

Padahal, pengeluaran orang AS kala itu tidak sebatas untuk kebutuhan pokok saja, tetapi masih ada cicilan lain seperti student loan.

Intinya,

Prinsip ini akan berhasil karena Anda sudah membagi keuangan ke tiga kantong berbeda di awal, sehingga pengeluaran jadi lebih rapih.”

Tentu saja, membagi di sini bukan sekadar membagi nominal di atas kertas saja, ya. Tapi benar-benar membaginya ke tiga tempat berbeda. Misalnya dengan rekening, amplop, atau e-wallet berbeda untuk ketiganya.

Pastikan uang Anda benar-benar terbagi sesuai persentasenya. Jangan sampai uang di tempat pertama terpakai untuk tempat kedua.

Jangan lewatkan beragam artikel lain mengenai tips keuangan yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).