Wujudkan Semua Mimpi

Cara Membuat Pembukuan Keuangan Usaha Kecil Secara Sederhana

Meski usaha Anda masih skala kecil, Anda tetap harus laporan keuangan. Bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

Kenapa harus membuat pembukuan keuangan?

Pembukuan keuangan memiliki peranan yang penting dalam melihat performa dan kondisi finansial suatu usaha. Apa pun jenis usahanya dan berapa pun skalanya, wajib hukumnya untuk menyusun laporan keuangan.

Dengan adanya jurnal pembukuan keuangan, seorang pengusaha bisa mengambil keputusan dan membuat rencana usaha di masa yang akan datang. 

Bagaimana Cara Membuat Pembukuan Keuangan Usaha Kecil?

Pembukuan keuangan akan berisi catatan ringkas seluruh transaksi yang terjadi dalam periode waktu tertentu. Biasanya periode yang digunakan yaitu bulanan dan tahunan.

Untuk membuat laporan keuangan, Anda perlu menyiapkan beberapa hal berikut ini.

  • Buku kas pemasukan
  • Buku kas pengeluaran
  • Catatan laba rugi
  • Buku kas utama
  • Catatan inventaris barang
  • Catatan untuk laporan stok barang

Bagi usaha kecil, Anda bisa menggunakan metode entry tunggal. Segala bentuk transaksi, baik itu pengeluaran maupun pemasukan dengan metode ini akan menggunakan satu entri.

Adapun cara membuat pembukuan usaha secara manual adalah sebagai berikut.

1. Siapakan Media untuk Mencatat Pembukuan

Cara membuat laporan keuangan bulanan yang pertama yaitu menyiapkan media untuk mencatat laporan. Anda bisa membuat pembukuan keuangan sederhana tulis tangan di buku tulis dan mencatatnya secara manual.

Selain dengan buku catatan, Anda juga bisa menggunakan bantuan Microsoft Excel atau Google Spreadsheet. Buat sheet yang berbeda untuk setiap jenis laporan keuangan yang Anda buat.

Anda juga bisa menggunakan platform pembukuan keuangan usaha seperti Jurnal, Ginee, Majoo, dan masih banyak lagi.

2. Buat Catatan untuk Pemasukan dan Pengeluaran

Catat semua pemasukan yang diperoleh bisnis Anda dalam satu periode. Melalui catatan ini, Anda bisa tahu jumlah uang yang masuk atau omset bisnis Anda. Untuk contoh catatan pemasukan, Anda bisa lihat di bawah ini.

Selain mencatat pemasukan, Anda juga perlu mencatat pengeluaran. Kumpulkan semua bukti transaksi berupa faktur, kuitansi, nota, atau yang lainnya. Pastikan tidak ada bukti transaksi yang hilang.

Selanjutnya, tulis semua pengeluaran yang bisnis Anda, mulai dari biaya operasional, biaya produksi, dan juga gaji karyawan. Anda bisa membuat catatan pengeluaran seperti contoh berikut.

3. Menyusun Buku Kas Utama

Setelah mencatat pemasukan dan juga pengeluaran, cara membuat pembukuan keuangan yang selanjutnya yaitu susun buku kas utama. Dalam menyusun buku kas utama, Anda akan menggabungkan transaksi pengeluaran dan pemasukan.

Dengan menyusun buku kas utama, Anda bisa mengetahui besarnya keuntungan atau bahkan kerugian bisnis Anda. Selain itu, Anda juga bisa menyusun anggaran bisnis dengan melihat pemasukan dan juga pengeluaran usaha.

Agar tidak terjadi kesalahan, dalam menyusun kas utama sebaiknya lakukan secara teliti. Lakukan juga secara konsisten dan tidak berhenti dalam waktu tertentu.

4. Membuat Catatan Stok Barang

Tak hanya membuat catatan uang masuk dan keluar, selanjutnya catat juga stok barang yang tersedia. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui dan juga mengawasi persediaan stok usaha Anda.

Ini akan menjadi sumber informasi jika Anda ingin membuka cabang dan mengembangkan usaha Anda.

Pencatatan stok barang juga bisa meminimalisir terjadinya kecurangan. Selain itu juga berperan sebagai manajemen gudang (jika ada) agar penggunaannya bisa lebih optimal.

5. Buat Catatan Inventaris Barang

Sebagai bagian dari cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil, Anda juga perlu mencatat aset setiap usaha di buku inventaris barang. Sebagai aset usaha, tentu Anda perlu menjaga dan mengelolanya dengan baik.

Dengan memiliki buku inventaris barang, Anda akan lebih mudah untuk mengawasi, mengecek, atau melakukan mutasi aset. Ini juga bisa menjadi bukti tertulis saat terjadi kehilangan barang.

6. Susun Laporan Laba Rugi

Selanjutnya, susun laporan laba rugi. Laporan laba rugi berisi catatan beban usaha dan juga pemasukan bisnis Anda.

Dari catatan laba rugi ini Anda bisa mengetahui kondisi bisnis saat ini. Anda juga bisa tahu apakah bisnis Anda memperoleh keuntungan atau justru kerugian.

Selain itu, Anda juga bisa menjadikan laporan laba rugi sebagai bahan evaluasi dari strategi bisnis yang Anda terapkan sebelumnya. Dari sini, anda bisa menyusun strategi baru atau menyempurnakan strategi sebelumnya.

Laporan laba rugi akan menjadi puncak pembukuan setelah tutup buku di akhir periode dan menunjukkan performa usaha dalam satu tahun. Ini juga akan membantu Anda untuk menghitung kewajiban pajak yang harus Anda bayar.

Itulah tadi bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil. Secara lebih ringkas, langkah-langkahnya, yaitu:

  1. Menyiapkan media untuk mencatat laporan
  2. Mencatat pemasukan dan pengeluaran usaha
  3. Menyusun buku kas utama
  4. Membuat catatan stok barang
  5. Membuat catatan inventaris barang
  6. Menyusun laporan laba rugi

Meski skala usaha Anda masih kecil, Anda tetap wajib membuat pembukuan keuangan. Laporan ini berperan penting untuk melihat performa usaha Anda, sehingga bisa mengambil keputusan dan membuat rencana usaha selanjutnya.

Sekarang sudah paham ya bagaimana cara membuat pembukuan keuangan usaha kecil. Untuk memudahkan, Anda bisa menggunakan platform pembukuan keuangan atau memanfaatkan Google Spreadsheet dan Microsoft Excel.

Jangan lewatkan beragam artikel tips berbisnis lainnya yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Cara Membuat Laporan Keuangan Perusahaan untuk Pemula

Anda diminta perusahaan untuk membuat laporan keuangan? Atau hendak membuat laporan keuangan untuk perusahaan Anda sendiri? Kebetulan sekali, artikel ini akan membahas bagaimana cara membuat laporan keuangan.

Laporan keuangan memiliki peranan penting dalam melihat performa dan kondisi finansial perusahaan. Apa pun jenis usahanya dan berapa pun skalanya, wajib hukumnya untuk menyusun laporan keuangan.

Dengan adanya laporan keuangan, seorang pengusaha bisa mengambil keputusan dan membuat rencana usaha di masa yang akan datang.

Nah, bagaimana cara membuat laporan keuangan sederhana?

Langkah-Langkah Cara Membuat Laporan Keuangan

Laporan keuangan berisi catatan ringkas seluruh transaksi yang terjadi di perusahaan tersebut dalam periode waktu tertentu. Biasanya periode yang digunakan yaitu bulanan dan tahunan.

Contoh laporan keuangan yang biasa digunakan oleh perusahaan ada 4 kategori, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik dan laporan arus kas.

Jika Anda masih pemula, Anda bisa membuat laporan keuangan secara manual. Nantinya, ketika sudah mahir dan mulai terbiasa, Anda bisa mulai menggunakan aplikasi laporan keuangan milik perusahaan.

Agar lebih jelas, langsung saja berikut adalah langkah-langkah dalam membuat laporan keuangan perusahaan.

1. Siapkan Media untuk Mencatat Laporan

Cara membuat laporan keuangan bulanan yang pertama yaitu menyiapkan media untuk mencatat laporan. Anda bisa menggunakan buku tulis atau buku pengeluaran dan mencatatnya secara manual.

Selain dengan buku catatan, Anda juga bisa menggunakan bantuan Microsoft Excel atau Google Spreadsheet. Buat sheet yang berbeda untuk setiap jenis laporan keuangan yang Anda buat.

Jika ingin lebih praktis, Anda bisa memanfaatkan aplikasi laporan keuangan yang tersedia di Play Store. Misalnya seperti Jurnal, Quickbooks, Wave, Freshbooks dan lain-lain.

2. Catat Semua Transaksi pada Jurnal

Kumpulkan semua bukti transaksi berupa faktur, kuitansi, nota, atau yang lainnya.  Pastikan tidak ada bukti transaksi yang hilang. Ini menjadi cara membuat laporan keuangan manual selanjutnya.

Anda harus mencatat semua transaksi yang memiliki kaitan dengan operasional perusahaan secara rinci pada jurnal selama tahun berjalan. Baik itu transaksi penjualan, pembelian, sewa, penukaran barang, atau transaksi lainnya.

3. Posting Jurnal ke Buku Besar

Setelah jurnal berhasil Anda buat, selanjutnya posting jurnal tersebut ke buku besar. Buku besar ini berisi rincian dari setiap akun yang ada.

Untuk mengunggah jurnal ke buku besar, caranya cukup mudah. Anda hanya perlu memindahkan setiap transaksi yang sudah Anda catat pada jurnal ke akun-akun yang ada, sesuai dengan rinciannya.

4. Susun Neraca Saldo

Saat semua jurnal sudah Anda bukukan untuk masing-masing rekening yang ada di buku besar, Anda bisa mulai menyusun neraca saldo.

Fungsi dari neraca saldo yaitu untuk mengecek keseimbangan antara kredit dan debet yang ada di seluruh rekening milik buku besar.

Neraca saldo berisi daftar rekening dari buku besar, baik untuk saldo kredit maupun debet. Daftar rekening ini akan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok aktiva dan kelompok pasiva.

5. Buat Jurnal Penyesuaian

Sebelum membuat jurnal penyesuaian, kumpulkan terlebih dahulu data-data yang Anda perlukan.

Ada kemungkinan beberapa transaksi belum masuk dan tercatat. Ini juga untuk mengantisipasi jika ada transaksi yang belum sesuai dengan kondisi di akhir periode.

Jurnal penyesuaian biasanya dibuat di akhir periode dengan tujuan untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan sebelum Anda susun ke dalam laporan keuangan. Tujuannya agar bisa menunjukkan kondisi yang sebenarnya.

Melalui jurnal penyesuaian, performa perusahaan bisa terukur dengan baik karena menyajikan data keuangan perusahaan secara riil. Selain itu, komisaris dari perusahaan juga bisa mempertimbangkan langkah selanjutnya secara tepat.

6. Susun Neraca Lajur

Setelah neraca saldo berhasil dibuat, selanjutnya Anda bisa susun neraca lajur menggunakan data dari neraca saldo yang sudah disesuaikan dengan jurnal penyesuaian.

Nantinya, saldo yang sudah Anda sesuaikan akan muncul juga di neraca saldo yang sudah sesuai. Nah, saldo ini juga akan Anda gunakan untuk pelaporan dalam neraca laba rugi.

Dengan adanya neraca lajur, Anda akan lebih mudah dalam menyusun laporan keuangan.

7. Susun Laporan Keuangan

Laporan keuangan di sini terdiri atas laporan perubahan modal, laporan laba rugi, dan beberapa laporan lain. Anda bisa menyusun laporan keuangan secara langsung di neraca lajur.

Di neraca lajur, jumlah yang dilaporkan di setiap neraca dan laporan laba rugi sudah terpisah.

Jadi, saat melakukan perubahan pada kedua laporan, Anda tetap bisa memperoleh laporan laba rugi dan neraca yang mudah untuk Anda baca dan analisa.

8. Susun Kembali Neraca Saldo Pasca Penutupan

Susun kembali neraca saldo setelah selesai melakukan penutupan. Ini bertujuan untuk mengecek keseimbangan antara kredit dengan debet pada rekening yang masih terbuka.

Neraca saldo pasca penutupan ini berisi saldo yang ada pada rekening riil saja, baik itu saldo debet maupun kredit. Jangan masukkan rekening yang sudah ditutup.

Itulah tadi cara menyusun laporan keuangan perusahaan. Secara lebih ringkas, langkah-langkahnya, yaitu:

9. Menyiapkan media untuk mencatat laporan

  1. Mencatat semua transaksi pada jurnal,
  2. Memposting jurnal ke buku besar,
  3. Menyusun neraca saldo,
  4. Membuat jurnal penyesuaian,
  5. Menyusun neraca lajur,
  6. Menyusun laporan keuangan,
  7. Membuat neraca saldo pasca penutupan.

Sekarang sudah paham ya bagaimana cara membuat laporan keuangan bagi perusahaan. Untuk memudahkan, Anda bisa menggunakan aplikasi pencatatan laporan keuangan atau memanfaatkan Google Spreadsheet dan Microsoft Excel.

Jangan lewatkan beragam artikel tips berbisnis lainnya yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Daftar Masalah Finansial UMKM yang Populer dan Solusinya

Sekecil apa pun UMKM-nya, mereka sudah termasuk dalam skema bisnis yang perlu adanya perencanaan anggaran dan finansial. Karena kurangnya pengetahuan tentang hal ini, tidak jarang masalah finansial UMKM datang menghantui.

Kira-kira apa saja masalah finansial yang sering dialami oleh UMKM? Mari kita bahas satu per satu dalam ulasan kali ini.

Apa Saja Masalah Finansial UMKM?

Sebenarnya masalah finansial UMKM ada banyak. Dalam ulasan ini, kita akan membahas setidaknya 6 di antaranya yang meliputi:

  1. Rencana anggaran yang kurang matang,
  2. Arus kas kurang sehat,
  3. Minimnya laporan keuangan,
  4. Kurangnya modal atau akses pendanaan,
  5. Keuangan bisnis dan pribadi sering tercampur,
  6. Pengeluaran tidak terduga.

Langsung saja kita mulai pembahasan permasalahan UMKM dan solusinya dari yang pertama.

1. Rencana Anggaran yang Kurang Matang

Pengelolaan keuangan UMKM dan perencanaan anggaran terkadang tidak terlalu diperhatikan pengusaha hanya karena bisnisnya masih berskala kecil. Ini merupakan salah satu masalah finansial utama yang dihadapi UMKM, Padahal, bisnis tetaplah bisnis dan usaha juga tetaplah usaha.

Oleh karena itu, perlu adanya rancangan anggaran yang benar-benar matang untuk kondisi finansial yang terstruktur dan sehat. Berikut ini beberapa hal dasar yang sebaiknya harus ada.

  • Biaya operasional,
  • Biaya promosi,
  • Modal usaha,
  • Biaya kewajiban,
  • Biaya lainnya yang sesuai dengan jenis usaha.

Sebelum memulai sebuah usaha, ada baiknya jika Anda menyusun rancangan anggaran terlebih dahulu dengan komponen seperti di atas. Dengan penyusunan anggaran, pengusaha juga akan terbantu dalam menentukan kebijakan.

2. Arus Kas Kurang Jelas

Pernah mendengar istilah “Besar pasak daripada tiang?

Ini merupakan peribahasa untuk pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan. Hal ini jug sebaiknya Anda hindari sebagai pelaku usaha untuk menghindari masalah finansial dari UMKM yang sedang Anda jalankan.

Sayangnya, sistem dalam UMKM terkadang juga menuntut adanya anggaran belanja yang besar, yang lebih cepat daripada pemasukan. Apalagi ketika pembeli terlambat melakukan pembayaran atau pelunasan produk. Justru lebih sering mengacaukan planning kebijakan dan keuangan UMKM tersebut.

Oleh sebab itu, Anda bisa meraba-raba bagaimana sebaiknya kebijakan bisnis selanjutnya agar tidak terjadi “Besar pasak daripada tiang” dalam anggaran. Bisa menggunakan lebih banyak dana darurat atau menetapkan peraturan baru dalam perusahaan.

3. Masalah Finansial dalam Laporan Keuangan

Apakah Anda pernah melakukan review atau pengecekan laporan keuangan usaha dalam kurun waktu tertentu?

Jika tidak, sebaiknya merubah kebiasaan ini dan mulailah melakukan review kondisi keuangan usaha. Tidak perlu terlalu sering, cukup lakukan satu bulan sekali.

Apa pentingnya laporan keuangan bagi UMKM?

Laporan keuangan akan sangat membantu Anda melihat besar modal yang sudah Anda keluarkan, termasuk keuntungan dan berbagai informasi lainnya.

Dengan adanya laporan keuangan, tentu Anda juga bisa mengetahui berbagai masalah finansial dalam menjalankan UMKM. Anda juga dapat menentukan kebijakan terbaru berdasarkan laporan ini.

4. Kurangnya Modal dan Akses Pendanaan

Kekurangan modal juga membuat UMKM tidak dapat memaksimalkan potensi dan cenderung stagnan. Setelah itu, lambat laun UMKM akan tertinggal dan pada akhirnya akan gulung tikar.

Lantas, bagaimana solusi masalah finansial UMKM yang satu ini?

Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan modal yang lebih besar.

  • Suntik dana dari tabungan pribadi,
  • Dapatkan modal dengan menggadaikan aset,
  • Mengajukan pinjaman modal ke koperasi,
  • Ajukan pinjaman kredit tanpa agunan,
  • Dapatkan modal dari pinjaman Peer-to Peer Lending,
  • Gaet investor dan dapatkan suntikan modal.

Pilih salah satu metode yang membuat Anda yakin akan berhasil. Jika perlu, Anda juga bisa memanfaatkan suntikan dana dari pemerintah, seperti bantuan UKM.

5. Tercampurnya Anggaran 

Apakah saat ini Anda lebih memilih mencampurkan uang bisnis dengan uang pribadi? Sebaiknya jangan lagi lakukan salah satu penyebab masalah finansial UMKM yang paling sering dijumpai ini.

Dalam momen tertentu, Anda justru secara tidak sadar mengorbankan uang pribadi untuk belanja modal. Begitu pun sebaliknya.

Mulai sekarang, pisahkan keduanya. Buat rekening yang berbeda atau setidaknya dompet yang berbeda. Jangan sampai uang bisnis justru terpakai untuk konsumsi pribadi dan keuangan pribadi justru terseret ke arus permodalan perusahaan.

Hal ini sebenarnya juga berkaitan dengan pembukuan arus modal dan pendapatan agar nominalnya jelas dan transparan. Sehingga begitu uang tercampur, Anda bisa memisahkannya dengan mudah.

6. Pengeluaran Tidak Terduga

Masalah manajemen finansial dan solusinya dari UMKM berikutnya karena pengeluaran tak terduga. Pengeluaran tak terduga akan mempengaruhi perencanaan dan keuangan bisnis.

Masa depan memang tidak selalu tentang hal baik, termasuk dalam usaha UMKM. Tidak jarang, adanya pengeluaran yang tidak terduga justru akan sangat mencekik dan akan menyusahkan jalannya usaha.

Selain karena faktor eksternal, pengeluaran juga bisa datang dari internal UMKM itu sendiri. Misalnya seperti peralatan yang tiba-tiba rusak, sampai karena tempat usaha yang memerlukan perawatan tapi anggarannya membengkak.

Lantas, bagaimana cara menangani kemungkinan munculnya pengeluaran tak terduga? Mudah saja, cukup dengan membuat dana darurat atau asuransikan UMKM.

Kesimpulan

Intinya, perencanaan keuangan dalam UMKM sangat perlu. Jangan sampai Anda memulai usaha tanpa memikirkan perencanaan usaha terlebih dahulu.

Apakah Anda juga pernah mengalami salah satu masalah finansial UMKM tersebut? Kini Anda telah mendapatkan solusi untuk mengatasinya.

Jangan lewatkan berbagai artikel tips berbisnis lainnya yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Pentingnya Perencanaan Bisnis Beserta Komponennya bagi Usaha Anda

Sebuah rencana dibutuhkan untuk mencapai segala sesuatu yang menjadi tujuan Anda. Tanpa rencana yang matang, Anda akan kesulitan mencapai tujuan. Dalam dunia bisnis pun, Anda membutuhkan perencanaan bisnis sebelum benar-benar terjun ke dunia bisnis.

Seperti yang kita ketahui bersama, tren bisnis selalu berkembang. Setelah pandemi, bisnis yang berbasis internet kini semakin menjamur. Hal tersebut pun tak boleh luput dalam proses perencanaan bisnis. 

Bagaimanapun, kita tidak hanya perlu menyesuaikan bisnis dengan selera pasar, tetapi juga perkembangan zaman.  

Pengertian Perencanaan Bisnis

Perencanaan bisnis merupakan salah satu tahap yang perlu dipikirkan dengan baik oleh para pebisnis sebelum membuka usahanya. Sebagai pemula sekalipun, Anda tidak boleh ceroboh dalam membuat bisnis. Anda harus menyusun rencana bisnis yang matang.

Ada banyak sekali pengertiannya menurut para ahli. Dalam definisi yang sederhana, perencanaan bisnis adalah hal-hal penting yang perlu Anda siapkan sebelum mendirikan sebuah usaha. 

Perencanaan bisnis yang matang mencakup konsep usaha, strategi pemasaran, analisis pasar dan lain sebagainya.  

Tujuan Perencanaan Bisnis

Dari pengertian perencanaan bisnis di atas, sebenarnya kita sudah bisa sekaligus memahami fungsinya. Hal ini Anda lakukan untuk meminimalisir kerugian dan hal-hal buruk lainnya ketika mendirikan bisnis.

Tujuan perencanaan bisnis pun sangat banyak. Dengan menyusun rencana bisnis, Anda bisa memastikan bahwa perusahaan berjalan sesuai dengan visi misi. Anda juga bisa menghitung berapa sumber daya yang diperlukan, termasuk yang berkaitan dengan biaya operasional.

Selanjutnya, yang tak kalah penting, Anda juga bisa membuat estimasi kapan usaha Anda akan untung.

Kemudian, yang perlu Anda pahami juga adalah bahwa rencana bisnis tidak hanya dibuat ketika sebuah perusahaan akan berdiri. Anda bisa menyesuaikan rencana bisnis Anda setelah melakukan evaluasi-evaluasi rutin.

Komponen Perencanaan Bisnis

Agar tujuan perencanaan bisnis tercapai, ada beberapa komponen perencanaan usaha yang perlu Anda perhatikan. Dari sekian banyak komponen yang ada, berikut adalah 7 hal yang paling penting.

1. Identitas Usaha

Sebelum mendirikan usaha, Anda perlu merumuskan terlebih dahulu identitas usaha Anda. Hal ini mencakup nama merek, visi misi dan produk yang akan Anda jual. Selanjutnya, Anda juga perlu membuat deskripsi umum berkaitan bidang industri, orientasi dan nilai bisnis.

Hal-hal yang berkaitan dengan identitas usaha perlu Anda rancang dengan baik. Jika perlu, Anda pun bisa melakukan riset. Identitas usaha ini nantinya akan diproses untuk mendaftarkan usaha dan mengurus pendirian izin.  

2. Analisis Pasar

Setelah merumuskan hal dasar terkait bisnis Anda, langkah selanjutnya dalam perencanaan bisnis adalah melakukan analisis pasar. Anda harus tahu siapa target pasar Anda. Lakukan riset yang mendalam untuk mengenal dengan baik siapa target pasar Anda.

3. Analisis Kompetitor

Setiap bisnis pasti selalu mempunyai kompetitor. Anda tidak akan pernah menjadi pemain tunggal dalam bisnis. Oleh karena itu, agar bisnis Anda tidak kalah saing dengan kompetitor, Anda perlu menganalisis kompetitor.

Cari tahu apa yang menjadi nilai lebih dari produk Anda jika dibandingkan dengan kompetitor. Amatilah apa yang dilakukan oleh kompetitor. Kemudian, Anda pun bisa memodifikasinya sesuai dengan nilai-nilai bisnis Anda.

4. Pengembangan Produk

Pengembangan produk juga perlu Anda pertimbangkan dalam membuat perencanaan bisnis. Bagian ini mungkin tidak begitu penting ketika masih dalam fase merintis usaha. Namun, Anda bisa membuat daftar-daftar ide pengembangan produk yang bisa Anda realisasikan saat bisnis Anda sudah berjalan nanti.

5. Rencana Pemasaran

Kemudian, salah satu hal krusial yang akan menentukan kemajuan bisnis Anda adalah pemasaran. Anda perlu membuat daftar strategi-strategi pemasaran apa yang akan Anda lakukan. Penyusunan rencana pemasaran ini bisa Anda lakukan setelah melakukan analisis pasar dan kompetitor.

6. Biaya Operasional

Lalu, perencanaan bisnis selanjutnya berkaitan dengan biaya operasional. Untuk membangun sebuah bisnis tertentu, berapa biaya yang akan dikeluarkan? Rincian biaya ini juga harus detail agar Anda bisa menyiapkan modal awal yang tepat.

Jika keperluan operasional sangat tinggi, Anda bisa mempertimbangkan untuk mencari investor. Sebaliknya, jika masih bisa ditutup menggunakan uang pribadi, berarti Anda tidak perlu investor.

7. Profitabilitas

Setiap usaha pasti mengharapkan keuntungan. Sesederhana bisnis makanan pun pasti menginginkan keuntungan yang besar. Pebisnis pun membuat perencanaan bisnis makanan dengan mempertimbangkan peluang keuntungannya.

Anda sebagai pengusaha pemula pun perlu membuat rencana agar bisnis bisa  mendapat untung. Tentu untuk mencapai untung yang besar, Anda membutuhkan waktu. Nah, perencanaan bisnis di sini berperan untuk membuat estimasi kapan kira-kira usaha Anda akan memberikan keuntungan bagi Anda.

Penutup

Untuk membuat perencanaan bisnis yang matang, Anda perlu waktu yang cukup. Anda perlu melakukan riset agar rencana Anda realistis dan bisa segera Anda eksekusi. Penjelasan ini bisa menjadi bahan belajar untuk membuat rencana bisnis yang baik.

Simak juga artikel tips berbisnis lainnya yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF). Semoga bermanfaat!

Tips Persiapan Finansial untuk Masa Depan Lebih Baik

Di sini, akan dibahas apa saja tips persiapan finansial yang bisa Anda lakukan untuk kehidupan yang lebih baik tanpa krisis.

Kita memang tidak pernah tahu bagaimana pastinya masa depan nanti. Namun, baik buruknya masa depan bisa Anda hadapi dengan baik karena sudah mempersiapkannya dari sekarang, termasuk dalam hal finansial.

Ada beberapa tips persiapan finansial yang bisa Anda mulai dari sekarang untuk persiapan masa depan yang minim risiko keuangan. Apa saja? Langsung saja simak ulasan berikut.

Persiapan Finansial dengan Memahami dan Mengelola Produk Keuangan

Perencanaan Keuangan

Ada banyak produk keuangan yang terdapat di dalam dunia finansial. Sebaiknya, Anda memiliki beberapa dan mengelolanya dengan baik sebagai salah satu bentuk persiapan finansial yang matang.

Sementara itu, terdapat 5 tahapan financing dari yang paling penting. Sesuai urutannya, maka meliputi:

  • Dana darurat
  • Asuransi
  • Investasi
  • Dana pensiun
  • Distribusi kekayaan atau warisan

Nah, dalam ulasan tips persiapan finansial ini, akan dibahas 4 dari 5 poin tersebut, kecuali warisan.

1. Memahami Pentingnya Dana Darurat

Tips persiapan finansial pertama berkaitan dengan dana darurat. Meskipun terkesan sepele, dana darurat merupakan salah satu komponen yang akan sangat berpengaruh pada finansial Anda saat ini.

Dana darurat ini akan Anda butuhkan ketika masa krisis datang. Misalnya saat pandemi menyerbu atau ada situasi yang membuat Anda tidak bisa menghasilkan uang.

Seberapa besar Anda memerlukan dana darurat? Jawabannya yaitu tergantung berapa pengeluaran Anda per bulan untuk kebutuhan pokok.

Kebutuhan pokok hanyalah kebutuhan mendesak yang sangat penting. Misalnya seperti makan, biaya sewa, tagihan, dan berbagai biaya penting. Ini di luar biaya foya-foya.

Misalkan dalam satu bulan Anda memerlukan biaya hidup Rp3 juta. Maka sebaiknya Anda mengumpulkan uang senilai Rp3 juta dan dikalikan 6 bulan. Totalnya berarti Rp18 juta.

Kalau sudah menikah? Tinggal kalikan saja biaya hidup sekeluarga dalam satu bulan, dengan 9 atau 12 bulan.

2. Asuransi, Satpam Masa Depan yang Penting

Anda pasti pernah melihat profesi satpam komplek. Beliau bekerja untuk keamanan dan mendapatkan gaji tiap bulan. Dalam sebuah komplek, tidak setiap bulan ada tindakan kejahatan, namun satpam tetap mendapat gaji tiap bulan selama ia bekerja, bukan?

Begitu pula dengan asuransi sebagai tips persiapan finansial berikutnya. Layaknya menggaji satpam, Anda harus mengumpulkan sejumlah uang tiap bulan sebagai proteksi Anda di masa depan. Meskipun satu bulan tersebut tidak terjadi hal apa pun.

Apakah rugi? Tentu tidak.

Dengan dana asuransi penjamin kesehatan seperti BPJS, semisal Anda sakit dan perlu dana puluhan sampai ratusan juta. Anda tak perlu mengeluarkan keuangan pribadi, karena pembiayaannya sudah ter-cover oleh asuransi.

Apakah hanya ada asuransi kesehatan saja? Tentu tidak. Ada banyak hal yang bisa tercover oleh asuransi, seperti:

  • Asuransi Jiwa,
  • Asuransi Kendaraan,
  • Ketenagakerjaan,
  • Asuransi Kesehatan,
  • Asuransi Kewirausahaan dan masih banyak lagi.

Prinsip dari semua jenis asuransi itu sama. Sama-sama memproteksi keuangan yang selama ini Anda kumpulkan dengan kerja keras.

Hanya dengan klaim asuransi, semua biaya untuk kondisi darurat akan ter-cover atau tidak perlu lagi merogoh kantong dalam-dalam.

3. Lanjut ke Investasi sebagai Persiapan Finansial 

Jika dana darurat sudah 100% terkumpul, atau setidaknya setengahnya dan asuransi juga sudah oke, maka tips persiapan finansial berikutnya adalah investasi. Akan tetapi, tentukan tujuan atau goals dari investasi sebelum memulainya, ya.

Ubah mindset dari yang goals masih terlalu abstrak, menjadi goals lebih terfokus. Seperti ingin mengumpulkan uang untuk dana pendidikan, persiapan beli rumah, atau yang lainnya. Tentukan juga nominal dan jangka waktunya.

Anda bisa mulai belajar investasi dan memasukkan uang ke berbagai produk investasi, seperti misalnya:

  • Reksadana, 
  • Emas, 
  • Invest USD,
  • Deposito,
  • Properti,
  • Saham, dan lain–lain.

Beda tujuan akan beda pula produk investasi yang sebaiknya Anda pilih. Namun, pastikan produk yang Anda pilih sudah terawasi oleh OJK.

4. Dana Hari Tua/Pensiun/Passive income

Tidak selamanya Anda akan bekerja, bukan? Tips selanjutnya dalam persiapan finansial atau perencanaan keuangan ini, Anda tidak perlu susah-susah mencari uang lagi. Anda hanya perlu mengelola keuangan yang ada tanpa ada rasa khawatir pada kebutuhan yang tidak tercukupi.

Coba pikirkan usia berapa Anda akan pensiun dan tentukan besaran pengeluaran per bulan di hari tua nantinya. Usahakan kebutuhan pokok ter-cover di dalamnya. Lalu, kalikan dengan 20 atau 30 tahun (kira-kira sampai tutup usia).

Misal kira-kira per bulannya perlu Rp5 juta. Kalikan setahun, dan kalikan lagi dengan 20 atau 30 tahun. Tidak sampai di situ, hitung pula kemungkinan besaran uang setelah terkena inflasi.

Sudah dapat? Langsung aja kumpulkan dari sekarang.

Kesimpulan

Ikuti tahapan ini dari yang paling urgent terlebih dahulu, baru bisa mulai ke tahapan berikutnya. Mulai dari dana darurat, asuransi, sampai dana pensiun.

Bagaimana? Apakah tips persiapan finansial ini membantu Anda?

Jangan lewatkan beragam artikel lain mengenai tips keuangan yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Cara Mengatur Keuangan untuk Pendidikan Anak, Sudah Coba?

Setiap orang tua pasti ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang bagus. Namun permasalahannya, sering kali terkendala biaya. Untuk bisa memilih sekolah yang bagus, Anda perlu tahu bagaimana cara mengatur keuangan untuk pendidikan anak.

Mengumpulkan dana pendidikan anak akan menjadi persiapan yang panjang. Tak jarang para orang tua pada akhirnya ingin menyerah setelah melihat besarnya dana yang harus mereka kumpulkan. Belum lagi kebutuhan pokok, cicilan rumah, dana darurat, dan keinginan untuk beli asuransi yang terus menghantui.

Akan tetapi, ini bukan berarti Anda tidak bisa melakukannya. Ibarat pepatah, “Banyak jalan menuju Roma”. Banyak cara yang bisa Anda tempuh. Anda bisa memilih salah satu cara menabung untuk anak sekolah di artikel ini.

Cara Mengatur Keuangan untuk Dana Pendidikan Anak

Sebelum mengetahui bagaimana cara untuk mengumpulkan dana pendidikan anak, sebaiknya Anda ketahui dahulu beberapa fakta terkait dana pendidikan.

  • Dana pendidikan adalah salah satu pos keuangan yang pasti akan Anda keluarkan dan tidak bisa Anda tunda;
  • Dana pendidikan juga mengalami inflasi, sehingga besarnya juga akan terus mengalami kenaikan;
  • Ada peluang untuk memperoleh beasiswa yang menyebabkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya meski sekolah di tempat yang bagus.

Selanjutnya, langsung saja mari kita bahas bagaimana cara menabung untuk pendidikan anak.

1. Lakukan Riset

Cara mengatur keuangan untuk pendidikan anak diawali dengan riset. Lakukan riset ke beberapa sekolah yang Anda impikan. Cari tahu juga besarnya biaya sekolah di sana. Mulai dari biaya pendaftaran, uang pangkal, SPP, dan biaya lainnya.

Perlu Anda pahami, sekolah yang bagus tidak selalu mahal. Bagus di sini parameternya sesuai dengan value dari keluarga. Untuk itu, saat memilih sekolah, selain mencari tahu biayanya, juga cari tahu kurikulum dan lingkungannya.

2. Hitung Perkiraan Biaya yang Harus Anda Siapkan

Setelah tahu mana sekolah yang hendak Anda tuju, cara selanjutnya untuk mengatur keuangan untuk pendidikan anak adalah dengan menghitung besarnya biaya yang harus Anda siapkan. Siapkan untuk uang pangkal terlebih dahulu.

Nantinya, uang bulanan bisa Anda ambil dari cash flow bulanan. Yang terpenting, Anda bisa memastikan bahwa besarnya uang bulanan tidak akan mengganggu cash flow bulanan. Jika Anda tidak yakin, Anda bisa mulai menabung uang bulanan juga.

Namun, jika nominal dana yang harus Anda tabung ternyata sangat besar dan kondisi keuangan tidak mendukung, pertimbangkan untuk mencari sekolah lain.

3. Perhatikan Inflasi

Dana pendidikan juga mengalami inflasi dan terus mengalami kenaikan di setiap tahunnya. Dengan demikian, Anda juga perlu memperhatikan hal ini dan menyiapkan dana lebih.

Untuk melakukan perhitungan, berikut beberapa hal yang harus Anda siapkan dan perhatikan:

  1. Present value (nilai biaya saat ini),
  2. Future value (nilai biaya masa depan),
  3. Periode yang dibutuhkan,
  4. Interest rest atau inflasi,
  5. Periodic payment atau kontribusi tiap bulan.

Umumnya, biaya uang pangkal rata-rata akan mengalami kenaikan 10-15 persen setiap tahunnya. Sementara itu, biaya SPP akan mengalami kenaikan yang serupa dengan inflasi.

4. Lihat Kondisi Keuangan dan Aset yang Dimiliki

Setelah mengetahui besarnya dana yang harus Anda kumpulkan, lihat kondisi keuangan Anda terlebih dahulu. Lihat juga aset apa saja yang Anda miliki. Ini akan membantu Anda dalam membuat perencanaan keuangan.

Jika selama ini gaji Anda hanya cukup untuk kebutuhan dan sedikit untuk investasi, pertimbangkan untuk menambah penghasilan melalui pekerjaan sampingan. Anda bisa kerja paruh waktu, menjadi dropship atau reseller dan bisa juga kerja sebagai freelancer.

Dengan begitu, Anda bisa mengalokasikan dana investasi untuk masa depan anak dengan porsi lebih banyak.

5. Tentukan Media untuk Menabung

Anda beberapa opsi yang bisa Anda pilih sebagai media untuk mengumpulkan dana pendidikan anak. Bisa dengan: 

  • Tabungan biasa, 
  • Tabungan pendidikan,
  • Asuransi pendidikan dan 
  • Investasi di reksadana atau deposito atas nama anak.

Di tabungan pendidikan, uang yang wajib Anda tabung nilainya lebih pasti. Karena dihitung dari nominal dana yang Anda butuhkan dan jangka waktunya. Ini akan membantu Anda untuk lebih konsisten.

Berbeda dengan tabungan biasa yang mana besarnya nominal yang harus Anda tabung besarnya Anda tentukan sendiri.

Jika memilih asuransi pendidikan anak, pastikan Anda membaca polis dengan teliti agar tidak tertipu. Jika ada pertanyaan atau hal yang masih Anda bingungkan, jangan segan untuk bertanya.

6. Sesuaikan Pengeluaran Anda

Dana pendidikan pasti akan menambah cash flow bulanan Anda. Untuk itu, review kembali pengeluaran Anda. Jika ada yang bisa dipangkas, pangkas atau kurangi nominalnya.

Sebisa mungkin tahan dulu keinginan Anda untuk belanja barang-barang yang kurang perlu. Akan lebih baik jika dana tersebut dialihkan untuk menambah dana pendidikan. 

Salah satu prinsip penting dalam menerapkan cara mengatur keuangan untuk pendidikan anak adalah, semakin banyak uang yang Anda tabung, semakin cepat dana pendidikan terkumpul.

Penutup

Meski dana pendidikan anak bisa Anda kumpulkan dari jauh-jauh hari, namun jika dirasa tidak memungkinkan, sebaiknya jangan paksakan.

Bagaimana pun juga, memilih sekolah anak tetap harus sesuai kemampuan. Solusi alternatif jika pada saatnya nanti dana pendidikan anak belum terkumpul adalah dengan memanfaatkan fasilitas pinjaman dana pendidikan.

Pinjaman dana pendidikan adalah bagian dari pinjaman multiguna yang ditujukan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan mendesak, seperti biaya pendidikan. Pinjaman jenis ini menggunakan agunan atau jaminan sebagai solusi untuk mendapatkan dana cepat.

Salah satu pemberi pinjaman multiguna dengan jaminan BPKB mobil atau motor adalah mufdana. Sementara mufdana sendiri merupakan salah satu produk pembiayaan yang dihadirkan oleh Mandiri Utama Finance (MUF).

Jika ingin mengumpulkan dana pendidikan anak mulai dari sekarang, Anda bisa mencoba cara mengatur keuangan untuk pendidikan anak di atas. Semoga uang Anda cukup dan Anda bisa memilih sekolah anak yang sesuai dengan value keluarga.

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Agar Tidak Boros

Saat masih single, Anda merasa malas dan kurang konsisten untuk belajar kelola uang? Coba bulatkan kembali tekad Anda! Sebab, saat sudah menikah nanti Anda perlu tahu bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros.

Nah, di artikel ini akan dibahas bagaimana cara mengelola keuangan dalam rumah tangga agar tidak boros.

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Setiap keluarga pasti memiliki kondisi keuangan yang berbeda. Ada yang lebih cepat mencapai level keuangan yang lebih stabil. Ada juga yang harus berjuang hingga bertahun-tahun.

Namun, apa pun kondisinya, semua butuh perjuangan dan konsistensi. Tidak ada hal yang instan dalam pengelolaan keuangan.

Untuk mengatur keuangan keluarga, Anda dapat menerapkan beberapa tips berikut agar tidak boros.

1. Hitung Semua Pemasukan

Cara pertama dalam mengatur keuangan rumah tangga adalah dengan menghitung semua pemasukan keluarga Anda selama satu bulan. Mulai dari gaji istri, gaji suami, dan penghasilan lain dari bisnis, kerja paruh waktu, atau freelancer. Tambahkan bonus, intensif, atau upah lembur jika ada.

Hal ini penting untuk mengetahui jumlah uang yang kalian miliki. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah dalam merencanakan pengeluaran dan mengatur keuangan keluarga.

2. Buat Catatan Keuangan

Untuk mengetahui besarnya pengeluaran rumah tangga setiap bulan, catat secara detail setiap pengeluaran. Cara mengatur keuangan rumah tangga ini bisa dilakukan dengan menggunakan buku kecil atau Microsoft Excel. Selain itu Anda juga bisa memanfaatkan aplikasi pencatat keuangan, seperti Pina, Money Lover, Andromoney, dan lain-lain.

Kategorikan pengeluaran-pengeluaran tersebut ke dalam pos-pos yang Anda buat. Anda bisa membuat pos untuk belanja bulanan, belanja mingguan, bayar tagihan, biaya sekolah anak dan lain-lain.

Jika malas mencatat secara detail, Anda bisa mencoba alternatif lain dengan mencatat pengeluaran rutin bulanan. Pengeluaran ini biasanya berupa listrik, air, Wifi, asuransi dan lain-lain. Catat juga pengeluaran mingguan Anda dalam sebulan kemudian dikalikan empat.

3. Buat Anggaran Bulanan

Pada dasarnya, tidak ada rumus mengatur keuangan rumah tangga yang paten Sebab, setiap orang pasti memiliki pengeluaran yang berbeda-beda. 

Oleh karena itu, buat anggaran dari catatan keuangan yang Anda buat. Selanjutnya, Masukkan uang ke dalam pos tersebut dengan nominal yang sudah Anda tetapkan. 

Untuk kebutuhan rumah seperti keperluan dapur, jajan, transportasi, sebaiknya buat dalam mingguan. Ini akan membantu Anda menghemat dan mengontrol pengeluaran, sehingga uang Anda tidak cepat habis sebelum sampai akhir bulan.

4. Jeli Terhadap Promo, Tapi Tidak Kalap

Manfaatkan setiap promo yang ada menjadi cara mengatur keuangan rumah tangga dengan penghasilan minim. 

Membeli barang saat diskon atau promo bisa lebih menghemat budget. Selain itu, Anda juga bisa memanfaatkan sisa uang tersebut untuk keperluan yang lain.

Namun, jangan sampai Anda justru tergiur promo untuk hal-hal yang tidak Anda butuhkan. Sebisa mungkin hindari hal itu. 

Memang benar harganya akan lebih murah, tetapi jika Anda tidak membelinya, Anda justru tidak akan kehilangan uang sepeser pun.

5. Mampu Mengendalikan Diri

Jika Anda seringkali impulsif dan tiba-tiba beli barang yang tidak diperlukan, hati-hati! Ini bisa bahaya untuk keuangan keluarga Anda dan menggagalkan penerapan cara mengatur keuangan rumah tangga yang baik.

Coba pikir kembali sebelum Anda membeli sesuatu. Pahami apakah Anda benar-benar membutuhkan barang itu atau hanya sekedar nafsu belaka. 

Tanya pada diri Anda 2-3 kali bagaimana jika Anda tidak membeli barang itu sekarang juga. Jika setelah dipikirkan ternyata tidak ada aktivitas yang terganggu, coba tunda terlebih dahulu.

Anda juga bisa menyesuaikan keinginan Anda dengan melihat kondisi keuangan Anda. Sebaiknya jangan berutang atau menggunakan kartu kredit untuk hal-hal yang bersifat konsumtif.

6. Tidak Menyepelekan Uang Kecil

Jangan pernah menganggap remeh pengeluaran-pengeluaran kecil. Meskipun terlihat kecil secara nominal, jika ini Anda lakukan setiap hari, maka akan berdampak pada pengeluaran Anda.

Terkadang pengeluaran-pengeluaran kecil inilah yang justru membuat keuangan Anda bocor. Jika, setiap hari Anda menghabiskan Rp25 ribu untuk hal di luar keinginan, dalam satu bulan sudah memakan budget Rp750 ribu. 

Nominalnya jadi besar bukan?

Selain itu, jangan juga menganggap remeh return investasi yang kecil. Meskipun kecil, jika ini terus digulung dalam waktu yang lama, maka akan menghasilkan return yang besar juga.

7. Usahakan untuk Masak Sendiri dan Bawa Bekal

Kurangi makan di luar juga bisa menjadi cara mengatur keuangan agar tidak boros. Saat makan di luar, pasti ada saja keinginan untuk membeli jenis makanan tertentu yang justru ini menyebabkan budget membengkak. 

Maka dari itu, sebaiknya Anda masak sendiri dan membawa bekal sendiri saat bekerja. Selain menghemat pengeluaran, masak sendiri juga lebih sehat, bersih, dan bergizi.

Cara Lain Mengelola Keuangan Rumah Tangga

Itulah tadi 7 cara manajemen keuangan rumah tangga yang paling mudah dan efektif. Selain ketujuh cara di atas, masih ada beberapa cara lain yang bisa Anda lakukan, seperti misalnya:

  1. Buat daftar belanja sebelum pergi berbelanja,
  2. Tentukan skala prioritas keuangan rumah tangga,
  3. Meminimalisir gaya hidup,
  4. Kurangi utang konsumtif dan penggunaan kartu kredit,
  5. Miliki jaminan kesehatan sebagai proteksi,
  6. Lakukan evaluasi secara berkala.

Sudahkah Anda mencoba beberapa cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros? Selalu ingat bahwa pengelolaan keuangan tidak bisa instan. Jika Anda sudah mencoba dan belum terlihat hasilnya, tetap lakukan dan jangan menyerah.

Jangan lewatkan beragam artikel lain mengenai tips keuangan yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Cara Mengatur Keuangan Metode 50 30 20, Cashflow Stabil

Pernahkah Anda merasa kaya raya sesaat setelah gajian, tapi hanya bertahan selama beberapa hari saja karena uangnya lenyap seketika? Agar tidak terjadi lagi, Anda bisa coba mengatur keuangan metode 50 30 20. 

Sebenarnya ada banyak metode mengatur keuangan yang bisa Anda lakukan. Namun, kita akan membahas salah satu metode yang cukup umum dan pasti efektif, yaitu dengan principle 50 30 20.

Metode ini membagi pendapatan menjadi tiga bagian, yaitu:

  • 50% untuk kebutuhan,
  • 30% untuk simpanan,
  • 20% untuk membeli keinginan.

Prinsip cara mengatur keuangan generasi milenial dengan metode ini punya istilah keren. Anda bisa menyebutnya dengan istilah The Balance Money Formula.

Bagaimana Cara Mengatur Keuangan Metode 50 30 20?

Sebenarnya, cara mengatur keuangan pribadi dengan gaji kecil sampai kelas atas ni cukup efektif. Apalagi untuk orang-orang yang ingin menabung, tetapi tetap bisa menikmati berbagai kemewahan dalam hidup.

Bagaimana maksudnya mengatur keuangan metode 50 30 20?

Jadi, prinsip ini akan membuat Anda membagi gaji di awal bulan kedalam 3 persentase berbeda. Coba lihat analogi berikut.

Dalam analogi tersebut, terlihat bahwa Anda akan memasukkan seluruh aset gaji ketiga kotak yang berbeda. Kotak pertama sebesar 50%, kotak kedua 30%, dan kotak ketiga 20%.

Kotak dengan 50% Gaji

Jadi, dari mengatur keuangan metode 50 30 20, Untuk 50% dari total gaji, Anda bisa memanfaatkannya untuk berbagai kebutuhan dasar.

Intinya, Anda bisa menikmati setengah dari gaji untuk berbagai kebutuhan Anda. Pertanyaannya, bagaimana cara menggunakan 50% gaji ini dengan efektif?

Anda bisa membuat daftar seberapa besar kebutuhan “penting” selama satu bulan. Kebutuhan dasar ini meliputi:

  • Biaya makan,
  • Biaya sewa kosan,
  • Transportasi,
  • Internet dan beberapa kebutuhan lainnya.

List itu sudah urut dari yang paling urgent, ya!

Bingung mana saja yang termasuk kebutuhan? Gampang!

Coba pikirkan sesuatu. Jika tanpa itu kita tidak bisa hidup, itulah kebutuhan. Meski terkesan hiperbola, tapi analogi paling mudahnya seperti itu.

Kebutuhan pokok sebaiknya Anda penuhi terlebih dahulu, sebelum memenuhi semua keinginan Anda.

Masih ingat dengan mata pelajaran skala prioritas yang Anda pelajari di sekolah? Nah, gunakan sesuai skala prioritas.

Kotak dengan 30% Gaji

Nah untuk porsi 30% dari gaji ini, Anda bisa menggunakannya untuk menabung, investasi, atau apa pun itu. Yang penting save money.

Ingat, ya. Pembagian gaji 50 30 20 harus Anda lakukan begitu menerima gaji agar uangnya tidak lari kemana-mana.

Menabung dengan versi ini sebenarnya juga sudah sangat cukup, kok. Anda bisa menyimpannya di rekening yang tidak bisa Anda ambil dengan mudah.

Ingin uang yang tersimpan ini bekerja untuk anda? Investasi saja!

Investasi merupakan salah satu cara mengelola uang agar berkembang meski merupakan penyisihan dari semua pemasukan. Jadi, uang akan tetap bekerja untuk menghasilkan bunga.

Ada banyak cabang investasi. Mulai dari saham, reksadana, sampai P2P Lending. Anda bisa menemukan berbagai informasi mengenai investasi yang cocok sesuai gaji di internet, salah satunya melalui artikel tips investasi.

Kotak dengan 20% Gaji

Nah tadi kalau 50% gaji untuk kebutuhan pokok dan 30%nya sudah untuk menabung atau investasi, 20% gajinya buat apa, dong?

Untuk Anda yang suka refreshing, Anda bisa memanfaatkan 20% gaji itu untuk:

  • Ngemall,
  • Makan enak,
  • Traveling,
  • Nonton, dan masih banyak lagi.

Metode 50 30 20 memang paling oke. Sebesar 20% dari total gaji bisa Anda manfaatkan untuk hal itu.

Untuk apa? Ya untuk refreshing, dong. Sederhananya, ini untuk sesuatu yang kita inginkan. Hal yang diinginkan terkadang sesuatu yang tidak perlu, tapi ingin kita beli.

Inilah alasannya mengapa metode kuangan ini efektif untuk orang-orang yang ingin menabung, tetapi tetap bisa menikmati berbagai kemewahan dalam hidup.

Manfaatkan persentase kecil ini untuk menyegarkan pikiran setelah seharian bekerja. Tapi, ingat! Pastikan proporsinya bisa sesuai untuk satu bulan, ya.

Mengapa Anda Harus Yakin Kalau Prinsip Ini Akan Berguna?

Jika mengacu pada pencetus prinsip 50 30 20, Warren & Tyagi, mereka menyebut jika Anda sebaiknya menghindari spent kebutuhan dasar lebih dari 50% gaji agar bisa hidup enak.

Mengapa harus 50%?

Sebenarnya, cara mengatur keuangan agar tidak boros ini ditetapkan sesuai kondisi di Amerika Serikat pencetusnya kala itu. Di sana, orang-orang terbiasa menggunakan lebih dari 50% gaji hanya untuk kebutuhan pokok. Bahkan, bisa melebihi pemasukan mereka.

Padahal, pengeluaran orang AS kala itu tidak sebatas untuk kebutuhan pokok saja, tetapi masih ada cicilan lain seperti student loan.

Intinya,

Prinsip ini akan berhasil karena Anda sudah membagi keuangan ke tiga kantong berbeda di awal, sehingga pengeluaran jadi lebih rapih.”

Tentu saja, membagi di sini bukan sekadar membagi nominal di atas kertas saja, ya. Tapi benar-benar membaginya ke tiga tempat berbeda. Misalnya dengan rekening, amplop, atau e-wallet berbeda untuk ketiganya.

Pastikan uang Anda benar-benar terbagi sesuai persentasenya. Jangan sampai uang di tempat pertama terpakai untuk tempat kedua.

Jangan lewatkan beragam artikel lain mengenai tips keuangan yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Tips Menabung yang Benar, Keuangan Dijamin Lancar

Sudah menabung dalam waktu lama, tapi kok uangnya enggak juga terkumpul banyak. Sebelum judge yang tidak-tidak, coba deh simak beberapa tips menabung yang benar berikut ini. 

Ada beberapa alasan yang mungkin membuat uang yang Anda tabung tidak terkumpul. Bisa karena kurang jelasnya tujuan, batasan waktu, dan nominal, atau tidak menggunakan perhitungan yang tepat. Bisa juga karena kurang konsisten.

Agar ini tidak terjadi, langsung saja simak tips cara menabung yang benar berikut ini.

Tips Menabung yang Benar

Tentu saja tidak semua orang akan cocok dengan beberapa tipsnya. Namun, beberapa tips jitu ini akan membuat keberhasilan menabung jadi lebih besar. 

Simak sampai selesai, ya!

1. Penuhi Dana Darurat Terlebih Dahulu

Apa yang harus Anda lakukan untuk menabung yang benar? Tips menabung yang efektif pertama yaitu coba penuhi dana darurat terlebih dahulu. 

Ini akan sangat berguna ketika Anda mengalami masa krisis keuangan. Misalnya setelah resign atau PHK. 

Hitung kebutuhan Anda selama sebulan, lalu kumpulkan sebanyak 6 kali. Dengan begitu, dana darurat bisa memenuhi kebutuhan Anda setidaknya selama 6 bulan. 

2. Miliki Jaminan Kesehatan

Bagaimana dengan jaminan kesehatan?

Banyak orang menganggap investasi dalam menjaga kesehatan itu tidak penting. Coba lihat realita dan kemungkinan di masa depan. Masa depan bukan hanya berisi hal baik saja, melainkan juga hal terburuk juga. Misalnya seperti jatuh sakit atau kecelakaan.

Siapa sih yang mau, sudah capek-capek mengumpulkan tabungan, tapi justru habis hanya untuk sekali berobat? 

Oleh sebab itu, Anda sebaiknya memiliki jaminan kesehatan terlebih dahulu sebelum mengumpulkan niat untuk menabung. Contohnya, seperti BPJS.

3. Tentukan Apa Tujuan Menabung

Apa sih kira-kira tujuan menabung? Untuk bisa kaya atau untuk mempersiapkan kebutuhan di masa yang akan datang?

Coba buat tujuan menabung. Namun, pada tips menabung yang baik dan benar ini, coba buat tujuan yang lebih terfokus lagi. Misal, ingin mengumpulkan Rp10 juta dalam satu tahun untuk membeli laptop.

Dengan tujuan yang sudah terfokus dan mengerucut, jelas saja motivasi menabung pun akan semakin besar.

Dalam menentukan tujuan, sebaiknya Anda juga menyusun skala prioritas. Tentukan kebutuhan atau keinginan mana yang paling besar dan Anda butuhkan.

4. Tentukan Target Nominal dan Waktu Menabung

Untuk keberhasilan menabung, lebih baik jika Anda sudah merencanakannya sejak awal. Bukan merencanakan untuk sekedar “menabung” saja, tapi juga target nominal dan jangka waktunya.

Buat kebijakan untuk diri sendiri, berapa banyak uang yang hendak Anda kumpulkan. Setelah mendapatkan angka yang sesuai, pikirkan juga kira-kira Anda butuh waktu berapa lama.

Baru setelah itu Anda bisa menyelesaikan dan menyesuaikan dengan kemampuan menabung Anda setiap harinya.

5. Menabung Itu Menyisihkan, Bukan Menyisakan

Sejauh ini, masih banyak orang yang berpegang pada ungkapan “Menabung itu adalah mengumpulkan sisa uang”. Realitanya, cara ini kurang efektif dan justru habis duluan untuk belanja kebutuhan dan keinginan.

Nah, pada tips menabung dengan benar, coba ubah pandangan tentang menabung itu menjadi “Menabung itu menyisihkan uang di awal sebelum memenuhi kebutuhan”. 

Tentukan seberapa besar porsi uang yang perlu Anda tabung. Umumnya, nominal tabungan yang paling aman adalah 10% dari total penghasilan. 

Jadi, kamu bisa menabung Rp100 ribu di awal jika memiliki penghasilan Rp1 juta. Barulah sisanya bisa Anda manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan. Jika porsi tabungannya terlalu kecil, Anda bisa menambah jumlah persentasenya. 

6. Prioritaskan Kebutuhan

Lagi-lagi, kita berbicara tentang skala prioritas. Sadar atau tidak, skala prioritas bisa jadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam menabung. Sederhananya, ini bisa berarti hemat.

Dalam menerapkan cara menabung yang benar untuk masa depan ini, coret beberapa dari list keinginan yang sifatnya kurang terlalu urgent. Tentu saja setelah menentukan apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan.

Dengan demikian, semua kebutuhan terpenuhi dan Anda masih tetap bisa bertahan meskipun beberapa daftar keinginan tidak terwujud. Demi bisa menabung, bukan?

Anda juga bisa memulainya dari langkah kecil, seperti hemat listrik dan air. Tidak terlalu sering berlangganan, dan beberapa langkah lainnya 

7. Cari Penghasilan Tambahan

Merasa kesulitan untuk berhemat terlalu ekstrem? Coba tambah pemasukan. Salah satu cara yang cukup efektif yang bisa Anda ambil adalah dengan punya penghasilan lain, selain dari penghasilan utama. 

Ada banyak cara untuk menambah penghasilan. Mulai dari jual barang bekas, jadi pekerja part time, freelancer, atau jadi reseller/dropshipper. Simak juga Tips Cara Mencari Pekerjaan Sampingan Untuk Pegawai Kantor.

Pada dasarnya, menabung adalah salah satu hal mudah, tapi memerlukan kebiasaan yang baik karena praktiknya memang sangat sulit. Untuk memulainya, Anda harus mempersiapkan berbagai hal, termasuk salah satunya strategi dan niat menabung yang menggebu.

Akan tetapi, dengan beberapa tips menabung yang benar di atas, pasti Anda akan berhasil dan bisa menabung dengan mudah.

Jangan lewatkan beragam artikel lain mengenai tips keuangan yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).

Tips Menabung Harian: Bangun Kebiasaan Menabung Sejak Dini

Mengetahui tips menabung harian adalah salah satu hal penting. Apalagi jika Anda ingin memulai habit menabung.

Umumnya, orang-orang masih menganggap jika menabung berarti mengumpulkan “sisa” keuangan. Jika begitu caranya, sangat wajar jika usaha Anda selalu gagal. 

Lantas, sebaiknya bagaimana?

Tips Berhasil Menabung Harian Secara Efektif

Berikut adalah beberapa tips agar bisa menabung setiap hari. Siapa tahu dapat membantu Anda dalam membangun habit menabung harian.

1. Mengubah Mindset

Anda masih berstatus pelajar? Anda bisa mengaplikasikan tips menabung harian untuk pelajar yang satu ini.

Mindset yang benar dalam menabung juga akan berpengaruh pada konsistensi Anda dalam menabung. Dengan mindset yang kurang tepat, sudah pasti Anda akan kesulitan menabung, meskipun hanya Rp5 ribu per hari.

Ubah mindset dari “menyisihkan uang” menjadi “potongan awal”. Misal, Anda punya uang Rp100 ribu dan akan menabung nanti setelah semua kebutuhan tercukupi. Itu akan susah.

Coba jika Anda memotong di awal, sebagai contoh  10% dari total uang harian Anda. Jadi, Anda sudah menabung Rp10 ribu di awal. Nah, barulah sisanya bisa Anda gunakan untuk keperluan yang lain. 

2. Masukkan Tabungan dan Lupakan

Selama ini, mungkin Anda selalu mengingat berapa saja nominal tabungan Anda. Dengan begitu, tidak heran jika menabung terasa berat dan membosankan. 

Selain membuat Anda cepat bosan, terlalu mengingat tabungan membuat aktivitas bisa terganggu. Tentu saja hal ini kurang efektif. 

Langkah terbaiknya adalah melupakan uang yang sudah Anda tabung. Anda hanya perlu memasukkan sedikit uang ke tabungan. Waktu demi waktu pun berlalu dan Anda akan terbiasa menerapkan tips menabung harian ini.

3. Jangan Langsung Menabung dalam Jumlah Besar Sekaligus

Jika memang Anda sanggup, silahkan. Tapi, jika Anda masih kesulitan, apalagi sedang berada di fase membangun habit menabung, sebaiknya hindari hal ini.

Menabung dalam jumlah besar memang efektif untuk hasil akhir yang besar. Namun, sebaiknya Anda memulainya dengan nominal yang lebih kecil. Siapa yang akan menjamin jika setelah menabung Anda justru kehabisan uang?

Jadi, mulai menabung dengan nominal kecil sebagai salah satu tips menabung harian di celengan. Jika sudah terbiasa, Anda bisa menambah nominalnya sedikit demi sedikit. 

4. Buat Celengan yang Sulit untuk Dibuka

Ada kalanya setelah mulai berusaha untuk rutin menabung, tetapi tidak lama kemudian jumlahnya kembali menipis karena berbagai godaan.

Ini bisa saja terjadi salah satunya karena tempat penyimpanannya terlalu mudah untuk Anda akses. 

Salah satu tips menabung harian di rumah agar tidak diambil adalah dengan membuat tempat penyimpanan yang susah untuk dibuka. Misalnya seperti kaleng celengan. 

Sebenarnya menggunakan tabungan celengan juga bisa saja Anda buka. Akan tetapi, ini akan memerlukan effort lebih dan kemungkinan besar Anda akan mengurungkan niat untuk membukanya. 

5. Potong Pengeluaran Konsumtif

Berat rasanya membatasi hal-hal yang sudah biasa Anda lakukan. Misalnya seperti memotong pengeluaran makan yang tadinya Rp30 ribu menjadi Rp20 ribu bahkan Rp15 ribu. 

Padahal, sebenarnya ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk bisa menabung harian. Jika merasa kesulitan, Anda bisa memulainya dengan memasak sendiri, alih-alih jajan lewat driver ojol atau ke restoran. 

Selain hemat pengeluaran karena bahan-bahannya lebih terjangkau, tips menabung harian ini juga menjadi kesempatan untuk hidup lebih sehat dan higienis.

6. Maksimalkan Promo Diskon

Butuh refreshing dengan ke mall atau liburan, tapi lagi berusaha menabung? Tenang saja! Anda tetap bisa melakukannya, kok.

Bagaimana caranya?

Caranya yaitu dengan memanfaatkan diskon. Coba deh cek aplikasi e-wallet Anda atau cek aplikasi untuk beli tiket. Anda bisa belanja atau liburan saat ada diskon dan potongan. 

Selain tidak bikin boros, diskon bisa membuat Anda dapat keuntungan banyak, karena mendapatkan harga yang lebih terjangkau dari biasanya.  Sudah pasti, tips menabung harian ini akan efektif!

7. Batasi Tingkat Belanja Online

Meskipun Anda selalu mengejar diskon, tapi jika habit belanja online terlalu berlebihan, ya hasilnya akan sama saja. 

Rasanya memang seru bisa belanja online. Selain harganya lebih murah, Anda juga tidak perlu membuang waktu untuk perjalanan. Namun, jika Anda ingin menabung, Anda bisa mengurangi intensitas belanja.

Ingat, ini hanya membatasi, bukan berarti Anda tidak boleh sama sekali. Selama menabung, sebaiknya Anda buat prioritas terlebih dahulu. 

Pilah mana yang termasuk kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Setelah itu, baru renungkan kira-kira apakah barang tersebut sangat urgen atau tidak.

Intinya, menabung harian akan terasa lebih mudah jika Anda menerapkan tips di atas. Mulai dari mengubah mindset, membuat tabungan yang sulit Anda buka, sampai mengurangi intensitas belanja online.

Apakah informasi tentang tips menabung harian ini membantu? Jangan lewatkan beragam artikel mengenai tips keuangan lainnya yang disajikan oleh mufdana dari Mandiri Utama Finance (MUF).